Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengenal Perbedaan Active dan Passive Income, Cermati 7 Poin Ini yuk!

ilustrasi pegang uang (pexels.com/Mikhail Nilov)

Saat ini memahami sumber pendapatan sangat penting bagi keuangan pribadi, terutama di era di mana kita bisa memilih bekerja di kantor, berbisnis online, atau mengandalkan investasi. Secara umum, ada dua jenis income yang bisa kamu cermati, yaitu active dan passive income.

Active income adalah pendapatan yang dihasilkan dari aktivitas bekerja, sedangkan passive income adalah pendapatan yang diperoleh tanpa perlu kerja terus-menerus. Keduanya tentu memiliki keuntungan dan risiko yang berbeda. Yuk, simak tujuh poin penting mengenai active dan passive income di bawah ini agar kamu bisa menentukan strategi yang tepat!

1. Perbedaan utama active dan passive income

ilustrasi remote work (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Active income adalah pendapatan yang kamu hasilkan langsung dari bekerja. Contohnya, gaji dari pekerjaan tetap, bonus, komisi, atau bayaran proyek sebagai freelancer. Untuk mendapatkan active income, kamu harus terlibat langsung dan menginvestasikan waktu serta tenagamu.

Sementara itu, passive income dihasilkan dari investasi yang bisa mendatangkan uang meskipun kamu gak terlibat setiap saat, seperti pendapatan sewa properti atau dividen saham. Passive income sering kali membutuhkan investasi awal dalam bentuk uang atau usaha, tetapi setelah itu bisa mengalir dengan sedikit usaha tambahan.

2. Potensi penghasilan

ilustrasi pekerja kantoran (pexels.com/Sora Shimazaki)

Active income terbatas oleh jumlah waktu yang bisa kamu dedikasikan untuk bekerja. Misalnya, bekerja 8 jam sehari sebagai karyawan memberikan penghasilan tetap sesuai kontrak. Untuk meningkatkan pendapatan aktif, kamu perlu meningkatkan skill atau jam kerja, tetapi ini bisa melelahkan.

Di sisi lain, passive income menawarkan potensi penghasilan yang lebih besar dalam jangka panjang. Misalnya, dengan memiliki beberapa properti sewaan, kamu bisa menghasilkan pendapatan rutin dari penyewa. Passive income lebih fleksibel karena bisa dikembangkan dengan menambah investasi atau membeli aset baru.

3. Keterlibatan waktu dan tenaga

ilustrasi properti (pexels.com/RDNE Stock project)

Active income membutuhkan keterlibatan waktu dan tenaga secara terus-menerus. Ketika kamu berhenti bekerja, maka penghasilan juga berhenti. Ini berbeda dengan passive income yang bisa tetap berjalan walaupun kamu gak bekerja secara aktif.

Meski demikian, passive income tetap butuh usaha di awal, seperti mencari properti untuk investasi atau menyusun rencana bisnis online. Namun, setelah sistemnya berjalan, penghasilan ini bisa berlanjut tanpa banyak campur tangan, memberikanmu lebih banyak waktu untuk hal-hal lain yang kamu sukai.

4. Risiko yang perlu diperhatikan

ilustrasi PHK (pexels.com/ANTONI SHKRABA production)

Active income memiliki risiko yang relatif lebih rendah. Misalnya, kalau kamu bekerja sebagai karyawan, risiko kehilangan penghasilan hanya terjadi jika kamu berhenti atau terkena PHK.

Di sisi lain, passive income memiliki risiko yang bisa dipengaruhi oleh kondisi pasar. Contohnya, harga properti bisa turun, atau dividen saham bisa berkurang jika kondisi perusahaan gak baik. Oleh karena itu, penting untuk mendiversifikasi sumber pendapatan pasif agar kamu gak bergantung pada satu sumber aja.

5. Investasi awal dan pembiayaan

ilustrasi pekerja perempuan (pexels.com/John Diez)

Pendapatan aktif biasanya gak membutuhkan banyak modal awal. Bekerja sebagai karyawan misalnya, gak memerlukan modal besar, cukup kemampuan dan keterampilan. Namun, kalau kamu ingin memulai bisnis atau meningkatkan karier, bisa saja butuh modal tambahan untuk kursus atau alat kerja.

Sementara itu, pendapatan pasif sering kali membutuhkan investasi awal, seperti membeli saham atau properti. Meski membutuhkan modal awal yang besar, potensi keuntungannya juga sebanding dan bisa menghasilkan passive income di masa mendatang.

6. Fleksibilitas dan kebebasan waktu

ilustrasi content creator (pexels.com/RDNE Stock project)

Salah satu keuntungan terbesar dari passive income adalah fleksibilitasnya. Dengan memiliki pendapatan pasif yang stabil, kamu gak perlu terikat oleh jam kerja tetap dan bisa lebih bebas mengatur waktu. Ini memungkinkanmu untuk mengejar passion atau hobi lain tanpa khawatir kehilangan penghasilan.

Active income di sisi lain, biasanya memiliki keterbatasan dalam hal waktu. Kalau kamu bekerja full time, waktumu akan tersita untuk pekerjaan tersebut. Dengan passive income, kamu bisa mendapatkan kebebasan finansial dan waktu yang lebih fleksibel.

7. Kombinasi active dan passive income untuk kesejahteraan finansial

ilustrasi menghitung uang (unsplash.com/Sharon McCutcheon)

Sebenarnya gak harus memilih antara active dan passive income, karena kamu bisa menggabungkan keduanya. Misalnya, kamu bisa menggunakan pendapatan aktif untuk investasi di saham atau membeli properti agar menghasilkan passive income di masa depan.

Dengan memiliki kombinasi keduanya, kamu bisa mencapai stabilitas finansial yang lebih baik. Ketika active income digunakan untuk membangun passive income, kamu bisa mencapai kebebasan finansial lebih cepat dan memiliki cadangan keuangan yang lebih kuat di masa depan.

Memahami perbedaan dan manfaat active serta passive income adalah langkah penting dalam merencanakan keuangan. Kamu bisa memulai dengan pendapatan aktif, lalu sedikit demi sedikit berinvestasi untuk membangun pendapatan pasif. Dengan begitu, keuanganmu bisa lebih stabil dan fleksibel di masa depan.

Semoga artikel ini bisa memberikanmu gambaran yang jelas untuk mengambil langkah yang tepat dalam pengelolaan keuanganmu!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us