Transaksi Digital BNI Tembus Rp764 Triliun, Pengguna Naik 53 Persen!

- Jumlah transaksi tembus 501 juta, naik 53,8% dari tahun sebelumnya.
- Pertumbuhan struktur CASA dan efisiensi biaya dana.
- Transaksi nasabah korporasi melalui BNIdirect juga naik, kontribusi terhadap peningkatan saldo rekening giro.
Jakarta, IDN Times - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatat pertumbuhan transaksi digital banking.
Per Maret 2025, total pengguna digital banking BNI (wondr by BNI) telah mencapai 24,4 juta, tumbuh 53,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun nilai transaksi yang dihasilkan juga melonjak jadi Rp764,3 triliun.
1. Jumlah transaksi tembus 501 juta

Dari sisi frekuensi transaksi, saluran digital BNI mencatatkan lonjakan signifikan. Pada kuartal I-2025, jumlah transaksi digital mencapai 501 juta, naik dari 318 juta transaksi pada kuartal I-2024. Rinciannya, 283 juta transaksi berasal dari BNI Mobile Banking, dan 218 juta dari wondr by BNI.
Peningkatan jumlah pengguna dan volume transaksi itu berdampak langsung pada pertumbuhan dana tabungan BNI, meningkat 10,2 persen secara year on year (yoy).
2. Perkuat struktur CASA

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan pertumbuhan itu memperkuat struktur CASA dan menjaga biaya dana (Cost of Fund) tetap efisien.
"Frekuensi transaksi yang tinggi di kanal digital mendorong likuiditas yang lebih stabil dan efisien, sehingga memperkuat struktur CASA kami," kata Okki dikutip Rabu, (25/6/2025).
3. Transaksi nasabah korporasi juga naik

Selain nasabah ritel, BNI mencatatkan pertumbuhan nasabah korporasi melalui platform BNIdirect. Per Maret 2025, jumlah pengguna BNIdirect tumbuh 7,2 persen (yoy) menjadi 188 ribu pengguna, dengan total transaksi melonjak 16,4 persen menjadi 337 juta.
Kontribusi dari platform itu turut mendorong peningkatan saldo rekening giro sebesar 3,4 persen, dan memperbaiki Cost of Fund sebesar 20 basis poin.
"Kami percaya bahwa transformasi digital yang menyeluruh, baik untuk nasabah ritel maupun korporasi, menjadi kunci utama dalam menjaga efisiensi dan daya saing jangka panjang," tutur Okki.