[CERPEN] Hikmah di Balik setiap Ciptaan

Di sebuah desa hijau bernama Tunas Harapan, tinggallah seorang pemuda bernama Ilyas. Ilyas dikenal sebagai orang yang sering mempertanyakan banyak hal. Ia kerap merenung, mencoba memahami tujuan dari berbagai ciptaan di dunia ini.
Suatu pagi, Ilyas duduk di bawah pohon besar di pinggir sawah. Ia memperhatikan seekor semut kecil yang sibuk membawa remah roti ke sarangnya. Dengan nada bingung, ia berkata kepada dirinya sendiri, “Mengapa Allah menciptakan semut yang begitu kecil? Apa gunanya makhluk seperti itu di dunia?”
Pertanyaan itu ternyata didengar oleh seorang pria tua bijak, Pak Karim, yang kebetulan sedang lewat. Pak Karim tersenyum dan mendekati Ilyas. “Nak Ilyas, apa yang sedang kau pikirkan?” tanyanya.
“Pak Karim, saya sering berpikir, apakah semua makhluk di dunia ini punya tujuan? Bukankah ada banyak hal yang kelihatannya tidak penting, seperti semut kecil itu?” jawab Ilyas sambil menunjuk ke arah semut tadi.
Pak Karim duduk di sebelah Ilyas dan menatap semut itu dengan penuh perhatian. “Ilyas, tidak ada satu pun ciptaan Allah yang sia-sia. Semut kecil itu, misalnya, adalah makhluk yang sangat rajin. Mereka membersihkan sisa-sisa makanan, menjaga ekosistem tetap seimbang, dan bahkan diajarkan kepada kita dalam Al-Qur'an sebagai pelajaran tentang kerja keras dan kerendahan hati.”
Ilyas terdiam. Ia belum pernah memikirkan hal itu. “Tapi, Pak, bagaimana dengan hal-hal lain, seperti nyamuk atau lalat? Bukankah mereka hanya mengganggu manusia?”
Pak Karim tersenyum lagi. “Nyamuk, meskipun terlihat mengganggu, adalah bagian dari rantai makanan. Mereka menjadi makanan bagi makhluk lain, seperti burung atau ikan. Bahkan dari hal yang kita anggap buruk, seperti penyakit yang mereka bawa, ada hikmah. Kadang, penyakit membuat manusia lebih sadar akan pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan. Semua yang Allah ciptakan memiliki tujuan, meskipun kita tidak selalu memahami hikmahnya.”
Ilyas mulai memahami, tetapi ia masih ingin tahu lebih jauh. “Jadi, bagaimana kita bisa menghargai semua ciptaan Allah, Pak?”
“Dengan cara bersyukur dan belajar dari mereka, Ilyas. Allah menciptakan alam ini sebagai tanda kebesaran-Nya. Pohon memberikan oksigen, air memberi kehidupan, dan bahkan hal sekecil atom adalah bagian dari rencana-Nya yang sempurna. Tugas kita adalah menjaga dan memanfaatkannya dengan bijak, bukan merusaknya,” jelas Pak Karim dengan lembut.
Sejak hari itu, Ilyas mulai melihat dunia dengan sudut pandang yang berbeda. Ia tidak lagi memandang rendah hal-hal kecil atau yang tampaknya tidak penting. Ketika ia melihat semut bekerja keras, ia merasa terinspirasi. Ketika ia mendengar burung berkicau, ia merasa damai.
Ilyas menyadari bahwa setiap ciptaan Allah adalah bukti cinta dan kebijaksanaan-Nya. Tidak ada yang sia-sia, karena semua memiliki tempat dan peran dalam harmoni kehidupan.