Derasnya gemericik rinai hujan
Merengkuhku dalam ilusi bayangmu
Aku meringkuk pilu menatap jendela yang basah
Sambil merangkai namamu
Teringat, kilasan di hari hujan
Kita masih bersama
Saling mengikrar janji penuh asa
Mengukir asa untuk satu tujuan
Tapi nyatanya seusai itu kisah kita
Memoar kala hujan
Mendekapku dalam kebersamaan yang semu
Kini, ku hanya bisa mengenang tanpa memiliki ragamu
Dan menjadikan kisah kelam itu
Sebagai perenungan menatap masa depan
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Memoar Hujan

ilustrasi merenung menatap hujan (pexels.com/Khoa Vo)
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks
Editorial Team
EditorIndiana Malia
Follow Us