Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
HARGABURUNG.ID

Aku perhatikan burung mungil itu

Begitu mungil, begitu manis, juga gagah

Beberapa tetes air dibawanya di mulut

Lalu selesai terbang menempuh jarak yang tak dekat

Ia semburkan jauh-jauh dari api yang begitu besar

Besar sekali, hingga jika digunakan untuk menghancurkan istana

Tak ragu, istana itu akan hancur lebur

Dalam api itu, terdapat seorang manusia

Manusia yang baik, yang budiman, yang luhur

Terbakar dalam kobaran api besar, sangat besar

Dalam api itu terdapat jiwa seorang nabi, juga rasul

Jiwa yang begitu kuat, hingga api dahsyat itu tak akan sanggup membakarnya

Kuperhatikan kembali burung itu, terus saja mengais air

Dan seekor gagak datang menghampirinya

Si gagak juga berniat untuk menyembur

Namun bukan menyembur si api menggunakan air

Tapi menyembur si burung mungil dengan paruh lancipnya

Berbagai kicauan dilontarkan paruh lancip gagak

Si burung mungil tak hirau, ia punya pendirian kuat

Si gagak yang berparuh lancip menjadi heran

Apa gerangan yang membuat si mungil begitu ulet

Lalu dikatakanlah oleh si mungil

“Mungkin airku tak akan mampu menhapuskan api yang begitu dahsyat itu,

namun aku ingin membuktikan bahwa diriku berada pada pihak nabi,

bukan api.”

Surabaya, ketika para pemuda turun ke Jalan Pemuda

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team