Tak kutahu harus marah atau pasrah
Saat dunia memberi badai tanpa pelangi
Langit tak runtuh, tapi dadaku retak perlahan
Bagaikan kaca yang menunggu hujan terakhir
Aku berjalan di jalanan sepi
Menyimpan sunyi di balik senyum yang tipis
Orang bilang, "waktu akan sembuhkan"
Tapi bagaimana jika waktu sendiri adalah luka yang terus berulang?
Langit penuh bintang di malam itu
Tenang, seperti tak pernah tahu
Tentang air mata yang jatuh tanpa suara
Ia saksi diam segala perih yang tak memberi jawaban, hanya keabadian
Dan aku, masih di sini
Bukan karena kuat
Tapi karena tak ada pilihan lain
Selain melangkah dengan kaki yang gemetar
Ada hari-hari
Di mana aku tak ingin menjadi apa-apa
Hanya ingin diam
Menyatu dengan angin dan dilupakan waktu
Namun detik terus bergerak
Dan entah bagaimana, aku tetap hidup
Dengan dada yang sesak, dengan hati yang robek,
Aku masih menatap langit dan berharap ia 'kan segera membalas tatapanku