Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Anjing yang Tak Berhenti Menyalak

ilustrasi verboden (commons.wikimedia.org/Sander van der Wel from Netherlands)

Ketika penguasa duduk nyaman di ruang kedap suara
Suara rakyat terus bergema di balik gerbang utama 
Meski moncong senapan ditodong atas kepala 
Dan mereka yang berseragam saling melempar tawa
Toh, sejak lama pupus harap dan percaya

Berakhir terkubur tanpa upacara
Kapan pula reformasi pernah jelma? 
Namun kali ini benar-benar diperkosa
Padahal belum genap dua tujuh usianya 
Kamis, 20 Maret 2025 dipaksakan meniada

Lantaran hasrat kotor mengikuti jejak sang durjana
Darah tumpah ruah demi menjaga fungsi ganda
Suara-suara dibalas semprotan gas air mata
Berkeliaran memukul dan menculik massa
Jadi pesta para preman memanen laba

Memang negeri ini milik Siapa?

Kendati satu istana pekak lagi buta 
Api perlawanan bakal abadi menyala 
Yang kau sebut anjing tak akan binasa 
Menggonggong nyaring di pusara kuasa
Hingga tulang-belulangmu kekal di neraka

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Matthew Suharsono
EditorMatthew Suharsono
Follow Us