Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi orang berdiri di depan api (unsplash.com/Mohamed Nohassi)
ilustrasi orang berdiri di depan api (unsplash.com/Mohamed Nohassi)

Tak tau seberapa banyak detik mengawal nyawa dalam raganya
Hingga tak sedikit pula trauma kejam telah mengunci memorinya
Dendam-maaf mengisi alur hidupnya
Tak jarang, air mata jadi pintu pelariannya

Dia bukanlah preman atau berandal
Melainkan pecundang yang berlagak besar
Berlakon seperti raja yang bengis dan garang
Petantang-petenteng bak si paling benar
Sebab muak dan lelah dianggap sampah

Iya!
Dia sebenarnya manusia lugu
Bahkan tak marah jika disebut Si Dungu
Tapi, hatinya bagaikan siput kecil yang akan pecah ketika dibanting
Bisa apa dia, jika keruh telah mewarnai putihnya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team