Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Jeda untuk Kita

Gambar oleh Hữu Thanh Cái dari Pixabay
Di antara detik yang meluruh,
aku menjadi kabut yang memeluk bukit,
Dan kau menjadi embun yang menunggu pagi,
kita menepi tanpa menghapus jejak yang ada
Kita membangun ruang hening,
bukan tembok, hanya tirai tipis
Seperti langit yang meminjam kelam,
agar bintang-bintang bisa bersinar di malam temaram
Biarkan waktu menjadi cermin,
memantulkan wajah-wajah kita yang ragu
Meski aku tetap menjaga rumah di matamu,
dan kau tetap menjadi pelabuhan di dadaku,
maka jeda ini hanyalah jalan setapak untuk kembali
Aku percaya,
kau adalah hujan pertama
menghapus debu pada langitku
Dan aku adalah tanah,
yang selalu tahu caranya menanti.
Editorial Team
EditorNabila Inaya
Follow Us