Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[Puisi] Juang

Pexels.com/Tobias Aeppli

Seperti yang lalu
Asamu seperti senja
Selalu sedia meski hanya sementara
Lalu sirna kala waktu menggulir karsa

Seperti yang lalu
Sukmamu berwalang hati
Mengemas cita penuh gairah
Menjadikannya kian mengarah
Meski buncah menuai amarah

Saat ragamu terasa terbungkam 
Pun pekik berkumandang muram
Kau enggan letih menaklukkan 
rasamu sendiri
Di nadi yang gamam

Bukankah kau telah melihat
Akan perihal itu hanyalah menyayat pilu
Seperti semu yang tersentuh oleh kalbu
Masih saja kau menggerutu maju

Hingga akhirnya
hal itu membaru syahdu
membentang gelora menyala
Dari panas membakar nan menerpa
Kau tetap angkat senjata

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha
EditorYudha
Follow Us