[PUISI] Langit Kenang

Sang tuan masih saja melihat langit dari atap
Entah apa yang ia lihat dan tatap
Sang tuan masih saja memandangi setiap sisi
Entah apa yang ia nikmati dan ratapi
Sang tuan seketika tertawa
Entah apa yang membuatnya bahagia di atas sana
Amarah semesta datang membelah angkasa
Bukannya takut, sang tuan justru mengeraskan tawanya
Kali ini, tiupan penguasa alam menyerbu hangat tubuhnya
Bukannya dingin, sang tuan justru memejamkan matanya
Kali ini entah apa yang ia rasa
Raut wajahnya tak seperti biasa
Ada banyak luka di sana
Juga bahagia yang masih tersisa
Setelah kepergian kekasihnya
Dahulu mereka sering melihat langit bersama
Kini, hanya ada sang tuan dan dia yang sudah ada di langitnya
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.