[PUISI] Menutup Telinga

Kerap aku tak ingin berdebat
Sebab, itu hanya mengundang masalah kian merapat
Lelah semakin melekat
Sementara diriku hanya ingin tenang akurat
Adakah sisa ruang untuk bernapas?
Juga untuk melelapkan mimpi yang terjerembap keras
Energiku telah habis terkuras
Dan, air mataku sudah melewati batas
Untuk apa bercerita?
Pada orang yang selalu menutup telinga
Apa gunanya bicara?
Jika hanya untuk dibantah dan disela
Kerap kali diam lebih menenangkan
Menyimpan seluruh amarah dalam hati yang terabaikan
Merenung, menatap sisa harapan
Yang telah banyak terkikis oleh keegoisan
Bila masih enggan mendengar
Tolong! Jangan paksa diriku berkisah hingga akar
Yang kuingin hanya mendekap benar
Sambil mengguyur dendam yang masih saja terbakar
Februari 2022
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.