Waktu berlalu bagaikan air keluar deras dari tempayan
Terbang bagai angin yang berhembus pelan menghilangkan kenangan
Semua berlalu berpacu dan hanya terlindungi dari sujud kepada Tuhan
Mengekang kenyamanan dan disambut hiruk pikuk Jakarta pinggiran

Tinggi rendahnya saat terbang tak lagi bisa ditentukan
Oleh diri sendiri yang tak sempat memikirkan angan
Semua berlalu terlalu sering karena semua orang berpacu kemenangan
Yang dikira akan jadi satu-satunya jalan yang bisa menentukan

Putih, hitam, gelap, dan terang masih dilihat sebagai suatu tujuan
Padahal gelap di dalam pun tertutup putih cahaya yang berkilauan 
Kiranya kota ini mendidik untuk selalu berada dalam pacuan
Yang terus hadir sampai kapan waktu untuk berguguran 

Ini baru di pinggiran, 
Belum terlalu masuk ke dalam inti Jakarta di mana sepertinya keindahan yang ditawarkan 
Entah ada di kelompok mana, tempat aku bisa sedikit memiliki harapan 
Karena sejatinya Jakarta tak mau mengalah sembarangan
Untuk mereka yang hanya berpangku tangan