Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Rindu

ilustrasi seseorang yang sedang menunggu (pixabay.com/pexels-2286921)

Rindu

Hasratku memolesnya dengan sendu

Biarlah di sela-sela napas ini

Ku titipkan ia bersama puisi dalam simfoni

Ku layangkan sepucuk surat

Dengan wewangi kasih nan pekat mengikat kenangmu erat

Ku sematkan angan-angan

Pada pucuk-pucuk keheningan

 

Andai kau intip sanubari

Ruang yang disesaki memori

Di sana, kelabu tak kunjung menepi

Sepi tak henti merayapi

 

Sudikah kau mampir barang sejenak?

Biar gelisah ini melunak

Sebab suaramu serupa pelita

Penyerta dalam gulita

Berkedip-kedip dengan manis

Memupuk asa yang mulai tipis dan nyaris finis

 

Rindu ini tak pernah tuntas

Merebak dengan lekas hingga akalku retas

Tak akan puas dengan sekadar jumpa

Tak terbujuk oleh tutur kata hampa

 

Ribang telah merasuk ke lubuk

Keras mencambuk hingga jiwaku mabuk

Ku nikmati detik demi detiknya seraya menyulam damba

Sedang getir dan asa terus berlomba

 

Bukan semata perkara jarak dan waktu

Yang bisa luruh macam cerutu di hari Sabtu

Tak segan kambuh, enggan untuk sembuh

Serupa demam yang mengundang ngilu di sekujur tubuh

 

Rintik-rintik di kalbu menjelma genangan di bola mata

Jatuh teratur sempurna mencipta soneta

Bayang-bayang bersanding dengan rona jingga

Siluet yang jadi lantaran batin merongga

 

Gigil di jemari betah menanti

Menagih hadirmu nan sejati

Kesendirian laksana labirin tak berujung

Tempat di mana hangat mentari yang tak lekas kunjung

Jemputlah rindu ini segera

Sebelum langkah ini tersesat dalam belantara

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us