Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Rintih Juang

ilustrasi perempuan yang sedang di pinggir pantai (pexels.com/Chama)
Perahu yang dulu kau anggap kuat
Terguncang karena badai yang hebat
Namun kau,
nahkoda dengan tangan yang tak pernah penat
mendayung lagi meski cuaca tak pernah bersahabat
Mimpimu seperti gunung yang menyala
api di puncaknya memanggil dengan suara
Mimpimu seperti samudra yang luas
desir ombaknya menyirat arti tanpa batas
Jejak kaki di tanah lembah
jadi pijakan yang menjadikanmu tangguh
jadi penanda kau telah berjuang penuh
Air matamu bak air yang mengalir ke lautan
membawa luka yang sembuh perlahan
Namun kau tahu,
di hilir kan kau temukan samudra kedamaian
tempat semua kesedihan hanyut dalam senyuman
Editorial Team
EditorAdira Putri Aliffa
Follow Us