Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Selembar Daun yang Gugur

Unsplash/Robert Wnuk

setelah ranting terakhir patah
aku terdiam usai gugur
berserakan bersama daun kering terdahulu
bersiap ikut mengering meski masih hijau
tersapu ke sudut halaman
didiamkan sesaat lantas dibakar
di antara tumpukan ranting dan kayu
menjelma menjadi kepul asap

.

andai aku mampu memanggil angin
merayunya datang dalam hembus
untuk menerbangkanku menemui pohon
agar yang sempat jatuh bisa kembali
bukan meminta hidup
atau menyatu utuh seperti semula
hanya ingin mengering damai
di sisi dahan pujaan

.

andai angin malah memberi beliung
akan kubiarkan lembaran daunku terseret
tersapu ke tengah terjangan badai
hingga melayang bukan lagi menuju dahan
namun pulang ke langit
memeluk samudera luas di angkasa
lantas lebur serupa debu
dan tertiup semilir
terbang ke arah pohon tua terkasih

.

akulah selembar daun gugur
bersama ranting patah
yang menanti musim berganti...

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arifina Budi A.
EditorArifina Budi A.
Follow Us