Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[PUISI] Tempat Teduh Sudah Luruh

ilustrasi bangunan hancur (pexels.com/Ahmed Akacha)
ilustrasi bangunan hancur (pexels.com/Ahmed Akacha)

Mana lagi tanah yang akan kau pijak
Apa mungkin langit biru untuk berteduh
Bukankah payung teduh sudah meranggas
Menyisakan permadani terik panas

Di mana tempat yang dulu rumah megah
Sedang sekarang berakhir bubrah
Mereka yang dulu berlari girang
Sekarang berlari menghindari suram

Bukankah tempat teduh sudah luruh?
Bersua pijakan kaki rapuh
Bermandikan seluruh peluh
Atau dengan pakaian kumal dan lusuh

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us

Latest in Fiction

See More

[PUISI] Aku, Kau, dan Kunang-kunang

30 Sep 2025, 22:48 WIBFiction
ilustrasi perempuan (unsplash.com/@priscilladupreez)

[CERPEN] Dua Kali Lipat

30 Sep 2025, 22:32 WIBFiction
ilustrasi puisi

[PUISI] Puisi Terkutuk

30 Sep 2025, 07:02 WIBFiction
ilustrasi orang berdiri di pinggir jalan

[PUISI] Melipat Jarak

29 Sep 2025, 05:15 WIBFiction
dua bolpen kembar

[CERPEN] Pulpen Kembar

28 Sep 2025, 22:15 WIBFiction
ilustrasi tidur

[PUISI] Mimpi Belaka

27 Sep 2025, 23:15 WIBFiction