Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
pinterest.com

Fadhil Mahendra, seorang lelaki yang terlahir sempurna di mataku. Dengan alis agak tebal dipadu hidung mancung dan bibir tipis yang mempesona, gadis mana yang tak bertekuk lutut padanya. Di tambah lagi sifatnya yang selalu ramah dengan semua orang, humoris dan cerdas dalam berbagai hal. Dan dia adalah sahabat kecilku. Makhluk yang selalu sabar menghadapi segala tingkahku, menjagaku dan selalu mewarnai hari-hariku. Meskipun terkadang menyebalkan dan sering membuat amarahku meluap, dia selalu mampu membuat ku merindukannya.

Tahun demi tahun berlalu dan kini kami mulai beranjak dewasa. Selayaknya remaja berusia 17 tahun di mana rasa cinta mulai menggebu-gebu di dalam hati, tanpa sadar aku pun merasakannya. Cinta datang menghampiri hati kecil ini dan membuatku menemukan suatu jawaban. Aku mencintai sahabat kecilku, Fadhil. Namun, aku tak mempunyai sedikit pun keberanian untuk mengungkapkannya. Aku hanya bisa memendam dan menyimpannya di dalam kalbu sebab aku tak ingin persahabatan ini rusak. Ya, aku tak ingin berpisah dengannya. Tetapi, tak semua harapan berjalan sesuai rencana hingga Fadhil memutuskan persahabatan kami di hari ulang tahunku.

“Rahel, maafkan aku. Aku tak bisa menjagamu lagi.” Aku terdiam sesaat, mencoba mencerna perkataan Fadhil yang seakan mustahil terjadi.

“Apa maksud perkataanmu, Dhil? Aku tak mengerti.”

Editorial Team

Tonton lebih seru di