[CERPEN] Panas Takkan Lagi Membakarku

Siang ini matahari rasanya benar-benar seperti di atas kepala, panasnya menyengat kerudung hingga tembus ke kulit kepalaku. Panasnya pula menyengat jacketku hingga tembus ke kulit. Hawa panas dan kering, namun bajuku basah, basah keringat. Sepertinya panas matahari juga bisa menyengat perasaan, sebab nampaknya orang-orang mudah tersulut emosi. Lagi pula siapa yang tak emosi terjebak hawa kering panas di sekeliling, dan debu jalanan bertebaran bebas ditambah busuknya asap knalpot.
Detik di lampu merah memang tak lama, 120 detik, tapi cukup membuat kulit gosong memerah.
Aku berkali-kali mengibaskan tanganku ke leher, menciptakan angin untuk mengurangi panas. Tidak banyak membantu, tetap saja panas. Akhir-akhir ini cuaca memang tak jelas. Pagi hingga siang panasnya luar biasa, mungkin 2 jam menjemur baju bisa langsung kering. Tapi kemudian sore harinya mendung, dan malamnya turun hujan. Yah namanya cuaca.