Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[CERPEN] Potret Rindu

Pixabay/MichaelGaida
Puspa tercinta,
Bersama surat ini aku kirimkan potret malam, lengkap bersama kota dan seluk beluk isinya. Aku ingin kamu mengambilnya. Lalu, di dalam kamarmu yang sempit itu, menikmatinya sebelum terlelap.
Aku masih ingat dengan isi kota Malam. Seorang pemabuk di tengah jalan raya. Ia tidak terlalu bodoh ternyata saat sadar. Perempuan yang menyusui anaknya, tetapi tetap menjajakan dirinya. Belum lagi si kakek tua, penjual nasi goreng favoritku selama memotret kota ini.
Puspa, aku ingin kamu tidak banyak membaca kata-kata. Cukup nikmati potret kirimanku ini. Kata-kata tidak selalu bermakna. Apalagi kata-kata dari artikel di laman yang selalu kamu buka. Aku benci laman-laman itu membuatmu semakin tertelan depresi.
Editorial Team
EditorArifina Budi A.
Follow Us