5 Serba-serbi Polo Pendem, Makanan Merakyat Simbol Kesederhanaan

Polo pendem adalah istilah untuk berbagai hasil pertanian yang terpendam, misalnya ubi jalar, singkong, talas, kacang tanah, dan lain-lain. Tak hanya sembarang bahan makanan, polo pendem biasa direbus kemudian disajikan di berbagai upacara adat Jawa seperti tingkeban, labuh bumi, hingga ruwat bumi. Selain itu, polo pendem juga menyimbolkan hal-hal baik di tengah masyarakat, contohnya adalah kesederhanaan dan tidak hidup berlebihan.
Kalian yang suka umbi-umbian harus tahu nih informasi menarik mengenai polo pendem! Apa saja? Artikel ini akan membahas informasi menarik mengenai polo pendem. Baca artikel ini sampai habis, ya!
1. Polo pendem merujuk pada hasil bumi yang terpendam di tanah

Polo pendem adalah sebutan untuk makanan yang semua jenis buahnya terpendam di dalam tanah Secara harfiah, polo dalam bahasa Jawa berarti ‘hasil bumi’ dan ‘pendem’ berarti terpendam. Dengan kata lain, polo pendem ini adalah suatu istilah untuk menyebut umbi-umbian.
Polo pendem ini dapat mencakup ketela rambat (ubi jalar), mbothe (talas), bentol, jengkirut, uwi, gadung, ganyong, kacang tanah, dan lain-lain. Polo pendem biasanya hanya dimasak dengan cara direbus dan dikukus saja.
2. Sempat menjadi makanan pokok di Indoensia karena kelangkaan beras

Konon katanya, pada tahun 1960-an, masyarakat kesusahan untuk mendapat beras karena serangan hama dan tikus merajalela. Hal ini menyebabkan polo pendem atau umbi-umbian menjadi makanan pokok yang dikonsumsi masyarakat Indonesia saat itu. Tak hanya direbus, umbi-umbian ini juga diolah menjadi berbagai makanan lain yang lezat.
Ketika beras mulai mudah didapat dan harganya terjangkau kembali, polo pendem menjadi makanan sampingan dan menjadi bahan yang diolah menjadi berbagai camilan saja. Namun, tren gaya hidup sehat akhir-akhir ini membuat umbi-umbian naik daun karena dapat dimakan sebagai sumber karbohidrat pengganti nasi. Terlebih lagi, kandungan serat di dalam umbi-umbian membuat kenyang lebih lama.
3. Hidangan di berbagai perayaan dan upacara adat Jawa

Di Jawa, polo pendem sering disajikan di berbagai acara syukuran, selamatan, atau acara adat. Misalnya, polo pendem disajikan dalam upacara tingkeban atau mitoni, suatu tradisi yang dilakukan pada saat ibu hamil mencapai bulan ketujuh kehamilan. Dalam acara tingkeban, ada tujuh jenis umbi yang disajikan dan polo pendem melambangkan harapan agar nantinya bayi lahir dengan selamat dan lancar.
Makanan ini juga selalu hadir dalam perayaan labuh bumi, suatu perayaan tahunan dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Kediri. Labuh bumi sendiri merupakan perayaan syukuran atas hasil bumi yang ada di Kota Kediri. Bersama dengan berbagai sayuran dan buah-buahan, polo pendem disajikan dalam tampang yang kemudian akan diperebutkan oleh orang-orang yang datang.
Lebih lanjut, polo pendem juga disajikan di berbagai perayaan tradisi di Jawa, seperti ruwat bumi dan umbul donga.
4. Memiliki berbagai arti yang menarik

Polo pendem mengandung berbagai makna yang menarik di kalangan masyarakat Jawa. Polo pendem yang buahnya berada di dalam tanah melambangkan asal-muasal manusia yang diciptakan dari tanah dan nanti akan kembali lagi ke dalam tanah.
Polo pendem melambangkan bahwa tanah yang dipijak ini sakral karena salah satu sumber pangan manusia berada di dalam tanah sehingga makanan yang berasal dari dalam tanah harus dihargai.
Cara masak polo pendem yang sederhana yakni hanya dikukus atau direbus, melambangkan kesederhanaan. Hal ini memberi pelajaran bagi generasi penerus agar cukup hidup dengan gaya yang sederhana dan mampu mampu memanfaatkan sesuatu yang ada di lingkungannya.
5. Menyimbolkan bahwa sebagai manusia harus bisa beradaptasi

Pada berbagai acara atau perayaan tradisi, polo pendem umumnya disusun sejajar. Hal tersebut menunjukkan bahwa hidup manusia sederajat dan tidak berkasta. Lebih lanjut, umbi-umbian yang mudah ditanam di mana saja dan tidak perlu lahan yang luas menyimbolkan bahwa manusia harus menghindarkan diri dari ketamakan dunia dan tidak berlebih-lebihan dalam kehidupan sehari-hari.
Meskipun terkesan sederhana, hadirnya polo pendem dalam acara adat seakan memberikan pesan untuk selalu hidup dengan lurus. Kalian suka makan polo pendem tidak?