Dunia kuliner tak hanya seputar makanan, melainkan juga minuman yang tak kalah memanjakan lidah. Apalagi kuliner tradisional, tak hanya soal cita rasa namun juga esensi budaya yang diusung oleh sajian tersebut. Misalnya, aia aka, yang merupakan khas dari ranah Minang, Sumatera Barat.
Ingin tahu lebih lengkap akan minuman unik ini? Berikut fakta unik dari Aia Aka.
Minuman ini disinyalir berasal dari Bukittinggi. Kendati demikian, aia aka telah umum dijumpai di berbagai daerah di Sumatera Barat sebab kepopulerannya. Selain itu, aia aka juga dikenal dengan nama "ubek tawa".
Sekilas, aia aka mirip seperti cendol dengan cincau. Tak mengherankan, sebab sajian aia aka memang menggunakan cincau hijau sebagai bahan baku utamanya. Teksturnya kenyal dan lembut, serta bercita rasa segar yang manis.
Cincau hijau yang digunakan untuk aia aka diolah dengan cara tradisional sehingga cita rasa khasnya tetap dapat dipertahankan. Tepatnya, cincau hijau tersebut merupakan hasil perasan daun cincau yang sudah mengental, lalu diperkaya dengan bahan-bahan alami lain.
Aia aka disajikan dengan cara menyiapkan cincau hijau di dalam gelas atau mangkok, lalu disiram gula aren. Ada dua pilihan untuk menikmati aia aka. Pertama, menambahkan air asam sehingga cita rasanya menjadi agak sepat (masam). Kedua, menambahan santan apabila ingin cita rasa yang lebih gurih.
Selain kesegarannya, aia aka dipercaya memiliki khasiat terhadap kesehatan. Fungsi yang paling menonjol adalah meredakan panas dalam. Selain itu, aia aka juga disinyalir membantu memperlancar pencernaan, bahkan membantu menjaga kesehatan jantung.
Aia aka pun dibanderol dengan harga yang sangat ramah di saku, yakni sekitar Rp5-10.000 rupiah. Umumnya, aia aka dijajakan oleh para penjual melalui gerobak, dengan botol-botol berisi santan hingga air asam. Uniknya, penjual juga biasanya memutar musik tradisional Minangkabau yakni "Saluang" selama menjajakan dagangannya.
Kuliner Minang tak hanya soal rendang. Pasalnya, sajian minumannya pun tak kalah melegenda. Aia aka adalah salah satu contoh nyata yang telah tersebar di berbagai daerah di Sumatera Barat. Kamu mau coba menyantap segelas aia aka juga, gak?