Jika menyantap hidangan di restoran Korea pasti kalian akan menemui berbagai jenis side dish atau makanan pendamping yang ditaruh di piring kecil untuk sekali santap. Side dish ala Korea ini biasa disebut banchan (반찬) dalam bahasa Korea. Sudah menjadi ciri khas makanan khas Korea, banchan memang tidak boleh dilewatkan.
Selalu ada di setiap restoran Korea, kimchi menjadi salah satu jenis banchan yang paling terkenal. Menarik untuk ditelusuri, berikut fakta banchan yang boleh dibaca sampai habis!
Dilansir The New York Times, banchan merupakan makanan pendamping yang sudah menjadi tradisi kuliner Korea sejak periode "Three Kingdom" atau selama dinasti Joseon di Korea. Pada zaman tersebut, hanya bangsawan kerajaan saja yang dapat menikmati banchan, namun sekarang semua masyarakat dapat merasakannya.
Banchan juga harus disajikan dalam jumlah ganjil, karena di Korea ganjil dianggap sebuah keberuntungan. Selain itu, banchan juga harus memiliki 5 warna yang melambangkan 5 arah, yaitu merah, hitam, putih, kuning, dan biru. Pemilihan warna tersebut erat kaitannya dengan kearifan lokal masyarakat Korea Selatan.
Jika pergi makan di rumah atau restoran Korea kalian pasti akan menemukan meja penuh dengan banchan. Tak jarang jumlah banchan yang disediakan terlihat lebih banyak dari menu utama yang disantap. Hal ini tentu sudah biasa untuk sajian khas Korea.
Jumlah ragam banchan yang disajikan di atas meja biasanya disesuaikan dengan acara jamuan makan yang ada. Semakin formal sebuah acara jamuan makan, maka semakin banyak pula banchan yang disediakan. Meskipun banyak banchan yang sudah tersedia, tetap harus habis, lho.
Pasti banyak sekali para penikmat masakan Korea di seluruh dunia mengenal kimchi. Bukan hanya sekadar makanan pendamping, kimchi selalu menarik perhatian penikmat kuliner karena rasanya yang menyegarkan. Namun, tak jarang banyak yang tidak tahu jenis ragam banchan, kecuali kimchi.
Selain kimchi, ragam jenis banchan lain yang ada yaitu namul, jorim, jjim, jeon, dan japchae. Cara memasak ragam jenis banchan tersebut juga berbeda-beda. Ada yang dengan cara fermentasi, ditumis, dimasak dengan saus, direndam dengan bumbu, dikukus, digoreng, atau diaduk bersama sohun.
Penggunaan sayuran dalam bahan memasak banchan banyak sekali ditemukan. Hal ini bisa terjadi, karena saat itu agama Buddha sangat berpengaruh dan konsumsi daging dilarang. Dulunya banchan juga merupakan makanan yang disajikan untuk para biksu Buddha yang hanya memakan sayuran tanpa bumbu.
Mengikuti perkembangan zaman, sekarang banchan dengan daging atau seafood juga tersedia. Salah satu banchan yang menggunakan daging ikan, yaitu chamchijeon atau pancake ikan tuna. Kamu sudah pernah coba?
Seperti sudah sebuah keharusan, banchan harus ada di setiap sajian makanan Korea. Baik itu hanya makan semangkuk ramyeon hangat di rumah atau makan besar di restoran Korea. Kebiasaan tersebut dapat kamu temukan dengan mudah dalam scene drama Korea.
Satu hal paling menyenangkan jika makan di restoran Korea adalah banchan yang disajikan para pemilik restoran diberikan secara gratis. Bahkan kabarnya restoran di Korea juga menyediakan banchan secara refill ataupun self service bagi para pengunjung, lho! Kamu bisa makan sampai kenyang, deh.
Selain menjadi pelengkap makanan yang nikmat, banchan ternyata memiliki banyak makna dan cerita yang menarik, ya. Kalau kamu, paling suka banchan yang apa, nih?