Kenapa Daging Sering Keras saat Dibakar? Ini Penyebabnya!

- Memilih potongan daging yang tepat supaya bakaran lebih empuk
- Membalik daging terlalu sering membuat bakaran kehilangan rasa
- Api terlalu besar membuat daging cepat kering
Tradisi bakar-bakaran selalu punya tempat spesial dalam menu bakaran tahun baru, mulai dari daging sapi, ayam, sampai kambing yang dipanggang bersamaan. Sayangnya, hasil bakaran tidak selalu sesuai bayangan, karena daging yang terlihat matang justru terasa keras saat dikunyah. Kondisi ini sering dianggap sepele dan disalahkan ke kualitas daging semata.
Padahal, tekstur daging saat dibakar sangat dipengaruhi oleh cara memperlakukannya sejak sebelum menyentuh bara api, lho. Kesalahan kecil yang tampak sepele bisa berdampak besar pada hasil akhir di piring. Tanpa perlu alat mahal atau teknik rumit, pemahaman dasar soal proses bakar sudah cukup membantu.
Biar kamu gak lagi bertanya-tanya kenapa daging keras saat dibakar, ini beberapa penyebab yang menyertainya. Jangan sampai kamu melakukan kesalahan memasak berikut ini, ya!
1. Memilih potongan daging yang tepat supaya bakaran lebih empuk

Sering kali kita tergoda membeli daging hanya karena warnanya segar atau harganya pas di kantong. Padahal, potongan daging punya karakter berbeda saat dibakar. Ada yang seratnya padat, seperti paha, ada yang lembut karena lemak menyebar. Potongan berserat padat langsung kena api besar cenderung mengeras sebelum sempat melunak. Akibatnya, gigitan pertama terasa alot meski permukaannya sudah kecokelatan.
Sebaliknya, daging dengan marbling bagus justru lebih bersahabat untuk bakaran cepat. Lemaknya mencair pelan-pelan, menjaga serat tetap lentur dan juicy. Tekstur akhir pun empuk dan menggoda saat digigit. Dengan memahami perbedaan ini, kamu bisa mengatur potongan mana yang cocok dibakar lebih lama dan mana yang cepat matang.
2. Membalik daging terlalu sering membuat bakaran kehilangan rasa

Kebiasaan membalik daging berulang kali sering muncul karena takut gosong. Sayangnya, ini justru membuat cairan alami keluar perlahan. Permukaan yang seharusnya menahan sari daging malah cepat kering, dan tekstur pun keras.
Trik sederhana biarkan satu sisi matang dulu sampai kecokelatan, baru balik secukupnya. Lapisan luar yang terbentuk membantu menahan cairan tetap di dalam. Hasilnya, daging lebih juicy dan aroma bumbu lebih tersimpan. Dengan cara ini, gigitan pertama langsung terasa lezat tanpa usaha berlebihan.
3. Api terlalu besar membuat daging cepat kering

Melihat bara besar memang menggoda, karena daging cepat berubah warna dan tampak matang. Namun, panas berlebih justru bisa jadi masalah. Cairan alami di daging cepat keluar dan menguap, sehingga membuat tekstur menjadi kering dan keras. Padahal, bagian dalam daging belum tentu matang merata.
Dengan bara yang lebih stabil, panas meresap perlahan, sehingga daging matang merata tanpa kehilangan kelembapan. Lapisan luar tetap cantik, bagian dalam lembut, dan rasa juicynya terjaga. Hasil bakaran jadi lebih nikmat saat disantap, tanpa perlu banyak trik. Cara ini sederhana, tapi efeknya terasa langsung.
4. Marinasi bukan cuma soal rasa, tapi kelembutan

Banyak orang marinasi daging untuk menambah aroma dan rasa, tapi lupa bahwa marinasi juga bikin serat lebih lunak. Bumbu yang meresap memberi perlindungan sebelum daging bersentuhan dengan panas. Tanpa perendaman, serat daging bisa “kaget” dan cepat mengeras.
Durasi marinasi juga penting. Kalau terlalu singkat, rasa hanya menempel di permukaan. Kalau pas, daging lebih siap menghadapi panas dan teksturnya tetap lembut. Hasil akhirnya, gigitan terasa empuk dan bumbu meresap hingga ke dalam. Marinasi yang tepat bikin bakaran terasa berbeda, bahkan untuk potongan sederhana.
Tekstur daging yang keras saat dibakar bukan sekadar soal kualitas bahan, melainkan hasil dari kebiasaan kecil di dapur, terutama saat menyiapkan menu bakaran tahun baru. Dengan memahami sejumlah tips memasak di atas, hasil bakaran bisa jauh lebih empuk tanpa trik ribet. Semoga hasil bakaran kamu kali ini gak keras lagi, ya!


















