Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ada Ketupat, 8 Makanan Indonesia Ini Mirip Kuliner Filipina Lho!

Pelaksanaan First UN Tourism on Gastronomy se-Asia Pasific di Cebu, Filipina (IDN Times/Dewi Suci Rahayu)
Pelaksanaan First UN Tourism on Gastronomy se-Asia Pasific di Cebu, Filipina (IDN Times/Dewi Suci Rahayu)

Sesama negara yang berada di Benua Asia, ada beberapa kuliner negara tetangga yang mirip dengan makanan Indonesia. Dari bahannya hingga hasil akhirnya, ada kesamaan antara kuliner Indonesia dengan negara tetangga, terutama Filipina. 

Jika kamu liburan ke Filipina, kamu akan merasa pulang ke kampung halaman di Indonesia. Sebab, banyak sekali makanan Filipina yang sama dengan Nusantara. Berikut di antaranya.

1. Lemper

ilustrasi lemper dan pastil (commons.wikimedia.org/Naeniharseel | commons.wikimedia.org/Obsidian_Soul)
ilustrasi lemper dan pastil (commons.wikimedia.org/Naeniharseel | commons.wikimedia.org/Obsidian_Soul)

Pertama, ada lemper yang termasuk kue tradisional berbahan beras ketan dengan isian serundeng, abon, daging giling, atau ikan. Dibungkus menggunakan daun pisang, sehingga aromanya khas. Rasanya gurih, karena dimasak dengan santan kelapa.

Bagi masyarakat Jawa, lemper memiliki falsafah "Yen dilem atimu ojo memper" yang berarti, jika disanjung jangan tinggi hati. Teksturnya yang lengket melambangkan eratnya persaudaraan. Lemper juga kerap dihidangkan saat hajatan, sebagai lambang rezeki yang terus berdatangan.

Filipina punya pastil khas Maguindanao, antara mirip lemper dan arem-arem tanpa sayuran. Bahan dasarnya menggunakan beras, sedangkan proteinnya diletakkan di atas nasi. Kemudian, dibungkus menggunakan daun pisang dan kerap menjadi bekal masyakarat Filipina.

2. Grontol

ilustrasi grontol dan binatog (commons.wikimedia.org/PL09Puryono | commons.wikimedia.org/Judgefloro)
ilustrasi grontol dan binatog (commons.wikimedia.org/PL09Puryono | commons.wikimedia.org/Judgefloro)

Grontol yang juga dikenal pula sebagai blendung, bledus, dan blendhuk merupakan jagung pipil kukus yang dihidangkan dengan taburan parutan kelapa. Rasanya manis, asin, dan gurih, aromanya wangi daun pandan. Lebih lezat disantap saat masih hangat, ketika cuaca dingin.

Sedangkan, di Filipina ada binatog, sama-sama terbuat dari biji jagung, tetapi menggunakan jagung putih. Jagung putih yang telah disisir direbus hingga matang.

Setelah itu, ditiriskan dan ditaburi dengan gula pasir, garam, atau keduanya, serta kelapa parut. Jadilah, grontol versi Filipina yang disebut binatog.

3. Onde-onde

ilustrasi onde-onde dan buchi (commons.wikimedia.org/PL09Puryono | pixabay.com/jcmpanel)
ilustrasi onde-onde dan buchi (commons.wikimedia.org/PL09Puryono | pixabay.com/jcmpanel)

Masih ada lagi kue tradisional Indonesia yang mirip dengan kuliner Filipina, onde-onde. Terbuat dari adonan tepung ketan dengan isian kacang hijau. Bagian luarnya diberi taburan wijen dan digoreng.

Ada pula yang mencampur tepung ketan dengan tepung beras, kemudian diberi warna supaya lebih menarik. Kini, variasi semakin banyak. Ada onde-onde oven dan onde-onde ubi. Ada pula yang disebut ceplus, onde-onde mini tanpa isian.

Onde-onde mirip dengan buchi khas Filipina. Keduanya merupakan adaptasi dari makanan khas China, jian dui. Bedanya, buchi biasanya hanya menggunakan tepung beras ketan dengan isian pasta kacang merah.

4. Bingka

ilustrasi bingka dan bibingka (commons.wikimedia.org/Haikal_Riyadhi | commons.wikimedia.org/Judgefloro)
ilustrasi bingka dan bibingka (commons.wikimedia.org/Haikal_Riyadhi | commons.wikimedia.org/Judgefloro)

Sudah pernah mencicipi bingka? Makanan berbahan kentang, tepung terigu, dan telur. Rasanya manis gurih, bertekstur lembut dan legit dengan sedikit berminyak pada bagian permukaannya. 

Bingka mirip dengan bibingka dari Filipina, mulai dari nama hingga bahan yang digunakan. Namun, bibingka menggunakan tepung beras dan mentega, tanpa tambahan kentang. Cara memasaknya juga dipanggang dan biasanya disajikan dengan parutan keju.

Bingka kerap disajikan saat acara penting, seperti hajatan dan hari raya. Demikian pula dengan bibingka yang menjadi sajian penting saat perayaan Natal di Filipina. 

5. Kue putu

ilustrasi kue putu dan puto bumbong (commons.wikimedia.org/Midori | commons.wikimedia.org/Judgefloro)
ilustrasi kue putu dan puto bumbong (commons.wikimedia.org/Midori | commons.wikimedia.org/Judgefloro)

Selanjutnya ada kue putu. Namanya berasal dari akronim dari pencari uang tenaga uap. Pedagang putu mudah dikenali dengan suara,“tuuuuu," saat uap keluar dari alat pengukus kue putu. Saat lubang pengukus yang mengeluarkan uap tersebut digunakan untuk memasak, maka tidak akan terdengar suara, “tuuuuuu.”

Kue putu klasik terbuat dari campuran tepung beras, tepung tapioka, gula merah, dan kelapa parut. Cetakannya menggunakan bambu dan dikukus sekitar 10 menit hingga matang. Setelah matang, maka dikeluarkan dari cetakan dan disajikan dengan parutan kelapa.

Kue putu mirip dengan puto bumbong khas Filipina yang kerap disajikan saat Natal. Cara memasak dan bahan utamanya hampir sama, tapi menggunakan campuran beras ketan dan ubi ungu. Gula pasir atau gula kelapa sebagai topping bersama kelapa parut.

6. Tapai ketan

ilustrasi tapai ketan dan tapay (commons.wikimedia.org/Joseagush | commons.wikimedia.org/CyberTroopers)
ilustrasi tapai ketan dan tapay (commons.wikimedia.org/Joseagush | commons.wikimedia.org/CyberTroopers)

Tapai ketan juga punya “kembaran” di Filipina, namanya tapay. Keduanya sama-sama menggunakan beras ketan yang difermentasi. Tapai ketan Indonesia dapat menggunakan beras ketan putih maupun hitam. 

Sedikit berbeda, tapai ketan kerap dibungkus menggunakan daun pisang. Mudah ditemukan di berbagai daerah, terutama di Jawa. Sedangkan, tapay menggunakan daun alem atau daun kayu along yang berasal dari Maguindanao, Filipina Selatan.

7. Sate

ilustrasi sate dan satti (vecteezy.com/storaspace | en.wikipedia.org/Anak_1)
ilustrasi sate dan satti (vecteezy.com/storaspace | en.wikipedia.org/Anak_1)

Sate memiliki banyak jenis di Indonesia, tapi yang paling populer disajikan dengan bumbu kacang. Daging yang kerap digunakan berupa daging ayam, kambing, kelinci, dan sapi. Daging yang telah dibumbui, lalu dibakar dan disantap bersama nasi atau lontong.

Sate mirip dengan satti, gak cuma namanya, tapi juga cara memasak dan tampilannya. Satti berasal dari Zamboanga, Filipina, yang terbuat dari daging ayam atau sapi. Rasa bumbunya dominan pedas, karena menggunakan saus, dan bubuk annatto yang menghasilkan bumbu encer.

8. Ketupat

Puso di Filipina (IDN Times/Dewi Suci Rahayu)
Puso di Filipina (IDN Times/Dewi Suci Rahayu)

Satu lagi makanan Indonesia yang mirip kuliner Filipina, yakni ketupat. Hidangan berbahan beras ini dibungkus dalam kantung dari anyaman daun kelapa, janur. Kerap kali hadir sebagai pengganti nasi dan disajikan bersama lauk pendamping berkuah.

Ketupat menjadi makanan wajib saat Idulfitri, disandingkan dengan opor ayam, sambal goreng, rendang, hingga telur balado. Selain itu, juga menjadi makanan khas beberapa daerah di Indonesia, seperti kupat tahu khas Magelang dan kupat glabed khas Tegal. Jadi, kamu bisa menikmatinya kapan saja, tanpa perlu menunggu momen Idulfitri.

Ketupat juga dikenal luas di Asia Tenggara, seperti Filipina dengan puso-nya. Puso dikenal sebagai street food yang banyak dijumpai di Cebu. Bentuknya beragam, mulai segitiga hingga segi empat berukuran lebih besar. 

Puso menjadi bekal andalan masyarakat Filipina, karena mudah dibawa dan mengenyangkan. Dapat disajikan hanya dengan bumbu seperti sambal maupun dengan perut babi goreng. Makanan pendamping puso biasanya tidak berkuah dan rasa pedasnya dari sambal.

Demikian delapan makanan Indonesia yang mirip kuliner Filipina. Didominasi kudaman manis, terutama kue tradisional. Ada pula makanan utama yang mengenyangkan, seperti sate beserta ketupat. Adakah yang sudah pernah kamu cicipi? Tulis di kolom komentar, ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatma Roisatin
Dewi Suci Rahayu
Fatma Roisatin
EditorFatma Roisatin
Follow Us