Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Tips Menyimpan Sambal Matah, biar Tetap Enak dan Gak Cepat Basi

Ilustrasi sambal matah (unsplash.com/innasafa)

Sambal matah adalah salah jenis sambal asli Indonesia yang berasal dari Bali. Berbeda dengan sambal pada umumnya uang diulek, sambal ini terbuat dari bahan-bahan segar dan mentah yang diiris tipis, seperti bawang merah, cabai, dan serai. 

Bahan-bahan tersebut kemudian dicampur beragam bumbu dan disiram dengan minyak kelapa panas. Sensasi segar dan tekstur bahan yang cenderung renyah akan memberikan kenikmatannya tersendiri.

Karena tidak dimasak, sambal matah cenderung lebih mudah basi dibandingkan sambal lain yang dimasak atau mengalami proses pemanasan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui cara menyimpan sambal matah yang tepat. Tujuannya agar tetap enak dan tahan lama, apalagi kalau kamu terlanjut membuatnya dalam jumlah banyak.

Simak tips menyimpan sisa sambal matah, agar tetap enak dan gak mudah basi, di bawah ini, yuk!

1. Pastikan bahan-bahan pembuatannya segar dan bagus

Ilustrasi bawang merah segar (unsplash.com/Paul Magdas)

Sebelum membuat sambal matah, kamu perlu memastikan bahan-bahan yang akan digunakan dalam kondisi segar, mulai dari bawang merah, cabai, serai, jeruk sambal, terasi, garam, dan minyak kelapanya.

Bawang merah dan cabainya tidak boleh lembek atau bahkan busuk. Serainya juga harus masih kokoh dan tidak kering, terutama bagian putih atau dalamnya. Untuk jeruk sambalnya, pastikan kadar airnya masih banyak dan bagian luarnya keras atau padat.

Sementara itu, terasi yang digunakan juga harus dalam keadaan bagus. Begitu pula dengan minyaknya. Gunakan minyak kelapa yang bening, belum kedaluwarsa, dan aromanya gurih khas kelapa.

2. Gunakan minyak panas untuk membuat sambal matah

Ilustrasi minyak panas (pixabay.com/Hans)

Tak hanya berkualitas bagus, minyak kelapa yang digunakan untuk membuat sambal juga harus dalam keadaan panas. Setelah semua bahan sambal diiris dan dijadikan satu di dalam mangkuk, kamu bisa memanaskan minyak kelapanya di atas wajan.

Selanjutnya, minyak disiram di atas bahan-bahan tersebut dan dicampur merata. Minyak kelapa harus panas, supaya sambal tidak cepat basi. Minyak ini akan bantu membunuh bakteri dan memperpanjang masa simpan sambal matah. Selain itu, minyak kelapa yang dipanaskan juga akan membuat bumbu dalam sambal lebih meresap dan menghasilkan rasa yang lebih enak.

3. Jangan mengaduk sambal dengan sendok basah

Ilustrasi sendok kayu bersih (pexels.com/jessbaileydesign)

Saat mengaduk dan mencampur semua bahan sambal matah, gunakan sendok atau alat pengaduk lain yang kering dan bersih. Sendoknya boleh terbuat dari kayu maunpun stainless steel. 

Hindari menggunakan sendok yang basah untuk mengaduk sambal ini. Sebab, air yang masuk ke dalam sambal bisa mempercepat pertumbuhan bakteri dan membuatnya jadi cepat basi. Pastikan kamu sudah mencuci dan mengelapnya terlebih dahulu, jika hendak mengaduk atau mengambil sambal matah.

Selain itu, hindari pula menggunakan sendok yang sudah digunakan untuk mengambil makanan lain ke dalam wadah berisi sambal matah. Hal ini bisa menyebabkan kontaminasi aroma dan mengubah rasa sambal, lho. 

4. Simpan di dalam wadah kedap udara

Ilustrasi wadah kedap udara (freepik.com/KamranAydinov)

Sambal matah sangat rentan terhadap udara dan kelembapan sekitar. Jika dibiarkan begitu saja di suhu ruang dalam waktu lama, sambal tersebut bisa mengalami perubahan rasa dan aroma yang membuatnya jadi tidak nikmat lagi.

Jadi, penting bagi kita untuk memerhatikan wadah penyimpanannya. Gunakan wadah kedap udara, terbuat dari plastik food grade atau kaca, dan memiliki penutup yang rapat. 

Wadah kedap udara ini akan membantu mencegah kontaminasi dari luar yang bisa mempercepat proses pembusukan smabal matah. Selain itu, menyimpan sambal dalam wadah tertutup juga akan menjaga kelembapan dan mencegah bau menyebar ke makanan lain, jika disimpan di dalam kulkas.

Sebelum disimpan, pastikan sambal matah tidak dalam keadaan panas, serta wadah yang digunakan juga harus bersih dan kering.

5. Jangan mencampur sambal matah dengan makanan lain

Ilustrasi sambal matah (unsplash.com/innasafa)

Beberapa orang memiliki kebiasaan mencampur sambal matah langsung dengan nasi atau lauk dalam satu wadah, dengan alasan kepraktisan. Hal ini sangat tidak dianjurkan, karena bisa membuat sambal lebih cepat basi.

Bahan-bahan makanan, terutama nasi, cenderung lembap karena mengandung air. Jika disimpan bersama, sambal matah akan mudah berair dan berubah rasanya dalam waktu singkat. Pastikan kamu memisahkan sambal matah dengan bahan makanan lainnya, biar tetap enak dan segar, ya!

6. Simpan sambal matah di dalam kulkas

Ilustrasi menyimpan makanan di dalam kulkas (pexels.com/Lucie Liz)

Jika sudah dimasukkan ke dalam wadah kedap udara, langkah selanjutnya adalah menyimpan sambal matah di kulkas. Letakkan wadah di rak bagian dalam atau tengah, karena suhunya lebih stabil.

Hindari menyimpan sambal matah di pintu kulkas. Bagian ini sering dibuka dan ditutup, sehingga suhunya tidak stabil dan membuat sambal jadi tidak awet nantinya. Sambal matah yang disimpan di kulkas bisa awet selama 3-4 hari. Pastikan wadahnya selalu tertutup dengan sangat rapat, ya!

7. Simpan sambal matah dalam porsi kecil

ilustrasi sambal matah (vecteezy.com/srattha)

Tips lain yang bisa kamu gunakan untuk menyimpan sambal matah adalah meletakannya di dalam wadah kecil, sesuai porsi sekali makan. Saat dibutuhkan, sambal bisa dikeluarkan dari satu wadah, tanpa harus membuka wadah lainnya. Dengan begitu, sambal matahmu tetap enak disantap.

Jika tidak punya wadah kecil, kamu bisa memasukkan sambal ke dalam plastik klip khusus makanan yang ukurananya kecil. Kemudian, tata plastik tersebut dalam satu wadah dan tinggal diambil sesuai kebutuhan. 

Demikian beberapa tips menyimpan sambal matah, agar tetap enak dan tahan lebih lama. Dengan cara penyimpanan yang tepat, sambal matahmu gak akan cepat basi, deh. Selamat mencoba!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fasrinisyah Suryaningtyas
Dewi Suci Rahayu
Fasrinisyah Suryaningtyas
EditorFasrinisyah Suryaningtyas
Follow Us