Q : Apa aja sih kendala selama menjalankan bisnis kafe?
Theo : Jadi bisnis kafe itu terlihat orang ada di mana-mana dan kelihatannya kayak simpel. Tapi sebenarnya lumayan kompleks. Kenapa? Karena kalau misalnya kita nonton konser, indra yang mengapresiasi itu katakanlah mata dan telinga. Kalau kita lihat karya seni, misalnya lukisan, yang mengapresiasi cuma satu indra saja.
Cuma kalau kafe itu, orang mulai datang itu melihat interiornya kayak gimana, setelah itu dengar suara kopi mesin, suara blender, mendengar suara lagu, atau suara wajan saat memasak sesuatu, di pinggir sana ada yang chit-chat, ada yang ketawa-ketawa. Nah, semua ambience-nya mendukung. Mulai dari mata, kuping, hidung, semua jalan. Seperti kalau masuk ke Starbucks, wah udah bau kopi, kalau ke J.Co langsung bau donat, jadi indra penciuman juga dimainkan.
Sudah mata, kuping, hidung, pas makanan datang selanjutnya dirasakan sama lidah. Jadi sebenarnya ini bisnis yang gak sesimpel itu, banyak yang kita harus pelajari, mau itu dari kompetitor, dari lebih atas dari kita atau yang lebih bawah dari kita. Jadi ini bisnis yang harus berkembang terus, harus ada ide baru lagi, ide baru lagi.
Q : Gimana caranya Bober bisa survive dari gempuran bisnis kuliner yang sekarang lagi menjamur?
Fuad : Yang pasti kita setiap bulan itu ada event atau something new, supaya tetap crowd lah di sini.
Theo : Kalau aku berusaha untuk gak jadi kafe yang biasa-biasa aja. Kalau orang nulis di buku menunya "halal" aku tulisnya "ma", "ha", sama "laf" (dalam tulisan Arab) makanya jadinya "mahal" gitu. Walaupun kita juga halal ya, kayak gak menggunakan alkohol, tapi kita berusaha out of the box aja gitu. Kayak waktu itu berfikir siapa sih yang mau nonton sajian komedi orang melawak sendiri di depan gitu. Dulu diketawain orang pas bikin open mic, beberapa orang aja nanyain, "Mau nagapin lu, Yo? Kasihan orangnya kali, orang lagi makan juga."
Kebayang awkward-nya gak? Dulu zaman belum ramai standup comedy, ada orang ngelawak, orang yang makan malu kali untuk ketawa juga, kayak sungkan. Tapi akhirnya lama-lama bukan cuma di kafe, tapi juga di theater, TV, semua ada standup comedy. Berusaha out of the box aja. Di saat manajer kafe nulis "Dilarang membawa makanan dan minuman dari luar", kayaknya semua kafe ngelakuin hal itu, deh. Aku mending nulis "Boleh membawa makanan dan minuman dari luar (tapi please jangan, dong)" gitu.
Q : Jadi, so far gairah bisnis kuliner masih sangat menjanjikan, ya?
Theo: Iya betul, we've been like kayak satu outlet itu dari yang occupancy pengunjungnya katakanlah cuma kayak ribuan per bulan, kita pernah juga kena hit ke satu outlet itu di angka 21 ribu occupancy pengunjungnya. Ya dibagi margin aja sekitar berapa omsetnya, lumayanlah. Ini bisnis yang menjanjikan, tapi ini adalah pany bisnis. Pany bisnis itu kita ngumpulin pany dari pengunjung, kita cuma ngambil dari margin itu tipis banget, cuma kita ngejer ke kuantitas. Dan ini cukup menjanjikan sebenarnya.
instagram.com/dian_zuhri via bobercafe
Q : Walaupun menjanjikan, bisa dibilang gambling gak sih? Kan banyak tuh kafe yang tempatnya nyaman, konsepnya bagus, makanannya enak, tapi tetap gulung tikar?
Fuad: Ya itu tergantung juga faktor dari bagaimana tim di kafenya itu bekerja. Paling enggak bagaimana caranya dia promosiin atau pelayanannya seperti apa, itu kan jadi faktor-faktor penentu. Misalnya ada kafe yang standard, kok bisa ramai, itu juga karena ada ownernya bawa temannya atau apa terus jadi ramai gitu.
Aku kenal salah satu wartawan yang juga buka kafe, tapi konsepnya warung kopi biasa, tapi ya ramai banget. Soalnya dia ngundangin teman-temannya buat datang. Jadi promosinya dari mulut ke mulut. Tempatnya jadi tambah ramai, kafe itu tergantung bagaimana dari orang-orang yang di dalamnya untuk promosi. Sama juga kualitas di kafenya seperti apa.
Theo: Semuanya ada risiko, ada hitungannya, kita kalau ngelakuin kegiatan bisnis, pasti ada perencanaan, ada proyeksi bisnis seperti apa, ada konsepnya seperti apa. Walaupun kita belum tahu nih, komunitas yang bakal ke engagement di sini itu apa. Jadi gak gambling, memang ada proyeksi bisnisnya. Kalau gambling kan seakan-akan tidak ada perencanaan, ngalir aja gitu.
Q : Target ke depan mau buka cabang berapa dan kota mana saja sasarannya?
Theo : Siapa sih yang gak pengin bisnisnya berkembang banyak gitu ya. Rencananya sih Surabaya ini pilot project untuk kita nge-spread ke semua kota dan nanti jadi percontohan. Sementara central kitchen masih di Bandung, tapi kalau Surabaya ada lebih dari satu cabang, kita harus punya central kitchen di sini.
Rencananya, Bober kafe akan menggelar grand opening pada 7-11 September mendatang. Berbagai acara seru siap meramaikan pembukaan Bober Surabaya ini. Di antaranya seperti penampilan Smash, Aura Kasih, Yura Yunita, hingga sambutan Wali Kota Tri Rismaharini. Catat tanggalnya dan ajak orang terkasih, jangan sampai ketinggalan ya!
Nah, itulah sharing bisnis dengan dua (dari lima) owner Bober. Semoga semakin banyak karya baru yang lahir dari Bober, sekaligus bisa menginspirasimu juga ya!