5 Hal Menarik dari Haejangguk, Sup Pereda Mabuk dalam Kuliner Korea
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pasca mengonsumsi minuman keras, peminum biasanya akan merasakan mabuk keesokan paginya saat bangun tidur. Mabuk merupakan reaksi sistem imun akibat terlalu banyak meminum alkohol. Gejala orang mabuk dapat berupa mual, sensitif terhadap cahaya dan suara, rasa haus terus-menerus, sakit kepala, lesu, bahkan diare.
Nah, di Korea Selatan, masyarakatnya biasanya melahap semangkok sup guna meredakan rasa mabuk tersebut. Salah satu sup yang kerap direkomendasikan adalah Haejangguk. Apa sih keunikan sup yang satu ini?
1. Haejangguk berasal dari kata "haejang" dan "guk" yang bermakna sup pereda mabuk
Secara etimologi, penamaan "haejangguk" berasal dari dua kata. Pertama, kata "haejang" yang bermakna mengobati mabuk dan kedua yakni kata "guk" yang merujuk pada sup. Sesuai namanya, sup ini memang kerap disantap guna meredakan mabuk.
2. Haejangguk memiliki isian berupa daging sapi beserta jeroan, dan dihidangkan selagi hangat
Haejangguk disantap selagi masih hangat. Isiannya adalah daging sapi beserta jeroan yang dimasak dengan ragam bumbu khas. Sup ini dihidangkan dengan menggunakan mangkok khas Korea bernama ttukbaegi yang memang dikenal bagus dalam menyerap panas dan menjaga suhu hangat pada makanan.
Baca Juga: 5 Serba-serbi Tangsuyuk, Sajian Tumis Babi Asam Manis ala Korea
3. Haejangguk terbilang legendaris sebab dikenal sebagai sup pereda mabuk sejak zaman dahulu
Editor’s picks
Sup ini terbilang legendaris. Pasalnya, konon, sejak zaman dahulu, sup ini telah digunakan untuk meredakan mabuk saat bangun pasca meminum alkohol. Kendati demikian, zaman sekarang, haejangguk pun kerap disantap sebagai makanan umum terutama saat malam hari atau cuaca dingin.
4. Haejangguk memiliki variasi memasak yang khas berdasarkan daerahnya
Usut punya usut, sup pereda mabuk ini rupanya mempunyai kreasi memasak yang unik berdasarkan daerahnya. Misalnya, masyarakat Uljin biasanya menambahkan isian berupa irisan cumi-cumi dan menggunakan kuah dingin.
Sedangkan penduduk Seoul lebih umum dengan penggunaan tulang sapi, doenjang, bahkan darah segar. Lain lagi dengan kebiasaan di Jeonju, haejangguk tersebut dilengkapi dengan telur, kecambah, hingga jeotgal.
5. Haejangguk akan semakin sedap dilahap bersama nasi, serta aneka makanan pendamping
Ttukbaegi alias wadah menyajikan sajian ini biasanya juga digunakan untuk memasak sup pereda mabuk tersebut. Oleh sebab itu, ukuran mangkok khas Korea ini memang terbilang lebih besar dibandingkan mangkok umumnya. Semangkok haejangguk akan semakin sedap dilahap bersama nasi, serta ragam makanan pendamping.
Sup berbahan baku daging sapi ini tampak sangat menggiurkan, ya? Apalagi disantap saat hujan, hangat kuahnya turut menghangatkan badan. Coba deh sesekali kreasikan olahan daging sapi ala kamu menjadi haejangguk.
Baca Juga: 6 Fakta Sundubu Jjigae, Sup Tahu Sutera dari Korea yang Pas saat Hujan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.