Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Wajan Keramik Lengket setelah Beberapa Bulan Dipakai?

ilustrasi wajan
ilustrasi wajan (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)
Intinya sih...
  • Lapisan keramik aus secara perlahan, bukan rusak seketika
  • Terlalu sering memasak dengan api besar
  • Minyak menumpuk dan membentuk lapisan tak terlihat
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di awal pemakaian, wajan keramik sering terasa seperti alat masak impian. Kamu bisa menggoreng telur tanpa minyak berlebih dan makanan meluncur dengan mudah. Namun setelah beberapa bulan, kenyamanan itu perlahan menghilang. Makanan mulai menempel, bahkan saat wajan terlihat bersih. Kondisi ini sering membuat kamu bertanya-tanya, apakah wajannya rusak atau justru cara pakainya yang keliru.

Banyak orang mengira wajan keramik rusak karena kualitasnya buruk. Padahal, perubahan performa ini sering berkaitan dengan kebiasaan sehari-hari yang tampak sepele. Wajan keramik memang berbeda karakter dengan wajan anti lengket lainnya. Ia membutuhkan perlakuan yang lebih halus dan konsisten. Tanpa disadari, kebiasaan kecil di dapur berikut ini bisa mempercepat wajan keramik lengket setelah beberapa bulan dipakai.

1. Lapisan keramik aus secara perlahan, bukan rusak seketika

ilustrasi wajan
ilustrasi wajan (pixabay.com/kalhh)

Lapisan keramik pada wajan sebenarnya gak hilang dalam semalam. Ia menipis perlahan seiring pemakaian harian. Di awal, permukaannya terasa sangat licin karena lapisan masih utuh. Namun setelah sering dipakai, terutama untuk masakan bersuhu tinggi, lapisan ini mulai melemah. Kamu mungkin gak melihat perubahan visual, tapi fungsinya sudah menurun.

Yang sering mengecoh adalah wajan masih terlihat mulus dan mengilap. Padahal, sifat anti lengketnya gak lagi sekuat sebelumnya. Ketika lapisan mulai aus, makanan lebih mudah menempel meski cara memasaknya sama. Inilah yang membuat banyak orang merasa bingung. Wajan tampak baik-baik saja, tapi performanya gak lagi seperti dulu.

2. Terlalu sering memasak dengan api besar

ilustrasi seseorang sedang memasak
ilustrasi seseorang sedang memasak (pexels.com/Dave H)

Banyak orang terbiasa memasak dengan api besar agar proses lebih cepat. Kebiasaan ini mungkin aman untuk wajan tertentu, tapi gak ideal untuk wajan keramik. Suhu tinggi secara terus-menerus bisa merusak struktur lapisan keramik. Kamu mungkin gak langsung merasakan dampaknya, tapi efeknya muncul perlahan. Setelah beberapa bulan, wajan mulai kehilangan sifat anti lengketnya.

Wajan keramik sebenarnya dirancang untuk api sedang hingga kecil. Panas yang stabil lebih ramah terhadap lapisan permukaannya. Saat kamu memanaskan wajan kosong di api besar, lapisan bisa mengalami tekanan termal. Inilah yang membuat permukaan jadi lebih kasar secara mikro. Akhirnya, makanan pun lebih mudah menempel meski sudah diberi minyak.

3. Minyak menumpuk dan membentuk lapisan tak terlihat

ilustrasi wajan
ilustrasi wajan (freepik.com/freepik)

Ironisnya, terlalu sering menggunakan minyak juga bisa membuat wajan lengket. Sisa minyak yang gak dibersihkan sempurna bisa membentuk lapisan tipis di permukaan wajan. Lapisan ini lama-kelamaan mengeras dan berubah sifat saat dipanaskan. Kamu mungkin merasa wajan sudah dicuci bersih, padahal residu masih tertinggal. Saat dipakai lagi, lapisan ini justru membuat makanan menempel.

Masalahnya, residu minyak gak selalu terlihat dengan mata telanjang. Ia baru terasa saat wajan dipanaskan dan mulai lengket. Jika ini terus terjadi, permukaan wajan makin sulit dibersihkan. Banyak orang lalu menggosok lebih keras, yang justru memperparah kondisi lapisan keramik. Siklus ini membuat wajan semakin cepat kehilangan performanya.

4. Cara mencuci yang terlalu keras tanpa disadari

ilustrasi seseorang mencuci wajan
ilustrasi seseorang mencuci wajan (freepik.com/freepik)

Membersihkan wajan memang terasa seperti langkah paling aman. Namun, cara mencuci yang terlalu agresif justru bisa menjadi penyebab utama masalah. Menggosok wajan keramik dengan spons kasar atau sabut kawat perlahan merusak lapisannya. Kamu mungkin melakukannya karena ingin benar-benar bersih. Sayangnya, niat baik ini justru memperpendek usia wajan.

Lapisan keramik membutuhkan perlakuan lembut, bahkan saat ada sisa makanan menempel. Merendam sebentar dengan air hangat sering kali lebih efektif daripada menggosok keras. Jika kebiasaan menggosok kasar dilakukan terus-menerus, permukaan jadi gak lagi halus. Akibatnya, makanan lebih mudah menempel di pemakaian berikutnya. Inilah yang sering luput disadari banyak orang.

5. Peralatan masak yang kurang ramah keramik

ilustrasi peralatan dapur
ilustrasi peralatan dapur (pexels.com/Ayşenaz Bilgin)

Spatula dan sendok masak juga punya peran besar. Menggunakan alat berbahan logam di wajan keramik bisa meninggalkan goresan halus. Goresan ini mungkin gak langsung terlihat, tapi dampaknya nyata. Permukaan wajan jadi gak rata dan kehilangan kelicinan alaminya. Makanan pun lebih mudah menempel di area yang tergores.

Banyak orang berpikir selama gak terlihat tergores besar, wajan masih aman. Padahal, goresan mikro sudah cukup mengganggu fungsi anti lengket. Penggunaan alat silikon, kayu, atau nylon jauh lebih aman untuk jangka panjang. Jika kamu sering memakai alat logam, wajar jika wajan cepat berubah sifat. Ini bukan soal kualitas wajan, tapi kecocokan perlengkapannya.

6. Ekspektasi berlebihan terhadap wajan keramik

ilustrasi seseorang memegang wajan
ilustrasi seseorang memegang wajan (freepik.com/8photo)

Wajan keramik sering dipasarkan sebagai anti lengket yang tahan lama. Namun, kenyataannya setiap wajan punya usia pakai. Banyak orang berharap performanya bertahan seperti hari pertama selamanya. Saat kenyataan gak sesuai harapan, wajan dianggap bermasalah. Padahal, perubahan ini adalah bagian dari siklus pemakaian normal.

Jika digunakan dengan cara yang tepat, wajan keramik bisa bertahan cukup lama. Namun ia memang gak dirancang untuk perlakuan ekstrem. Memahami batas kemampuannya membantu kamu menyesuaikan cara memasak. Dengan ekspektasi yang realistis, rasa kecewa bisa diminimalkan. Wajan pun tetap bisa dimanfaatkan secara optimal meski gak sempurna.

Wajan keramik yang mulai lengket setelah beberapa bulan sebenarnya bukan kejadian aneh. Perubahan ini sering merupakan hasil dari kebiasaan kecil yang terus berulang. Api besar, cara mencuci, hingga jenis alat masak semuanya berkontribusi. Tanpa disadari, faktor-faktor ini saling mempercepat penurunan performa wajan. Memahaminya membuat kamu bisa lebih bijak dalam perawatan.

Wajan keramik tetap punya kelebihan jika digunakan sesuai karakteristiknya. Dengan mengetahui penyebab wajan keramik lengket setelah beberapa bulan dipakai serta perawatannya, performa wajan bisa bertahan lebih lama. Meski gak selalu kembali seperti baru, setidaknya masalah lengket bisa diperlambat. Pada akhirnya, dapur bukan soal alat masak yang sempurna, tapi cara kamu merawat dan memanfaatkannya. Dan dari situlah pengalaman memasak terasa lebih nyaman dan masuk akal.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us

Latest in Food

See More

Cara Memanaskan Oven yang Tepat agar Hasil Panggangan Maksimal

29 Des 2025, 23:44 WIBFood