8 Kesalahan Sepele Ini Kerap Dilakukan Pemula Saat Membuat Cookies

Yang belum berpengalaman membuat cookies mungkin berpikir bahwa telurnya perlu dikocok sampai mengembang atau sejenisnya. Padahal mixer dipergunakan di sini sekadar untuk meratakan mentega dengan kuning telur, itu pun disarankan menggunakan kecepatan rendah.

Targetnya hanyalah supaya semua bahan tercampur rata, dan tidak harus dengan mixer, dengan garpu juga bisa. Panas pada mixer akan menyebabkan mentega agak meleleh. Hal itu dapat merusak kelembutan tekstur cookies.

Salah satu trik agar kita tidak perlu berlama-lama dengan mixer adalah dengan mencampurkan lebih dulu tepung terigu, gula halus serta bahan-bahan lain yang berbentuk tepung, kemudian mengayaknya.

Adakalanya kita menerjemahkan terlalu lugu panduan memasak yang kita baca di buku resep. Hanya karena di daftar komposisi tertulis "300 gram keju parut", kita lantas sudah memarutnya sejak awal.

Perlu diingat bahwa keju mempunyai sifat mudah kering jika terkena udara bebas. Jika kebetulan kita memerlukan jeda cukup lama sejak menyiapkan bahan hingga mempergunakannya, terlebih jika udara sedang cukup panas, hampir dapat dipastikan keju parut tersebut segera mengering seperti nasi aking, yang tentunya akan merusak tekstur cookies yang susah payah kita buat.

Adonan cookies perlu dijaga temperaturnya supaya menteganya tidak lekas meleleh. Seperti yang telah disebutkan di list nomor 1, mentega yang meleleh dapat menyebabkan tekstur cookies menjadi kurang lembut.

Jika cuaca sedang panas, suhu ruangan juga tidak baik untuk menyimpan adonan. Membuat adonan banyak sekaligus adalah tindakan yang tidak dianjurkan. Mengapa? Pertama, karena proses mixing-nya akan merepotkan dan acapkali tidak tercampur rata dengan maksimal. Kedua, perlu waktu tidak sebentar untuk membentuknya hingga adonan habis.

Belum lagi ditambah lamanya antrian sebelum masuk oven, mentega pada adonan akan semakin meleleh seiring lamanya proses pengerjaan. Jika sudah terlanjur mengadoni banyak, kita bisa menyimpan dulu adonan di dalam kulkas dan ambil seperlunya saja.

Namun demi hasil akhir yang maksimal, alangkah baiknya kalau kita mengadoni sedikit demi sedikit saja, dalam takaran porsi kecil.

Suhu pada telapak tangan juga dapat melelehkan mentega pada adonan. Cookies akan terasa lebih keras jika kita terlalu lama memegang dan meremasnya. Sebaiknya kita meminimalisir penggunaan telapak tangan saat menguleni.

Gunakan spatula, dan usahakan membentuk cookies sekali jadi. Pergunakan ujung-ujung jari, hindari bagian tengah telapak tangan sebab di bagian itu lebih hangat suhunya.

Oven listrik yang sudah dilengkapi tombol timer dan setelan temperatur atas - bawah sering membuat kita kurang waspada. Kita berleha-leha saja sambil menunggu alarm timer-nya berdenting. Begitu oven dibuka, eh sebagian cookies kita gosong.

Begitulah, tidak semua oven memiliki panas yang merata pada tiap-tiap sudutnya. Biasanya yang lebih dulu gosong adalah bagian pinggir sebelah dalam.

Sebab itulah kita harus sering mengeceknya, membolak-balik posisi loyang dari yang semula di bagian dalam gantian diposisikan di luar. Yang tadinya di rak bawah pindahkan ke atas, cookies yang sudah matang sebaiknya diambil duluan, bila perlu pilihi satu demi satu, sebab walau masuk ovennya bersamaan belum tentu seragam pula waktu matangnya.

Nastar merupakan jenis cookies primadona yang seringkali ada di list wajib kita sebagai suguhan hari raya. Untuk membuat nastar, kita membutuhkan selai nanas sebagai isiannya. Di sinilah biasanya para pemula salah mengerti mengenai selai tersebut dan berpikir bahwa membeli selai di toko akan jauh lebih praktis daripada membuatnya sendiri.

Beberapa di antaranya malah keliru membeli selai encer yang biasa dipergunakan untuk olesan roti. Well, di toko bahan kue sih memang dijual selai khusus untuk nastar. Tapi terus terang saja itu tidak sebagus selai buatan kita sendiri. Selai dari toko biasanya cenderung lembek dan berair. Selain agak repot untuk memasukkannya ke dalam bulatan adonan, selai yang lembek juga bisa merusak adonan kulitnya.

Pada beberapa kasus, nastar menjadi pecah-pecah setelah matang hanya karena selainya berair. Sebagai solusi, jika kita memang benar-benar malas membuat selai sendiri, panaskan lagi selai yang kita beli itu di atas wajan, sambil terus diaduk sampai cukup kering dan mudah dibentuk bulatan-bulatan kecil.

Sifat dasar cokelat adalah tidak dapat menyatu dengan air. Hati-hati saat mengetim cokelat, pastikan wadahnya tidak bocor dan jangan sampai ada uap air yang masuk ke dalam lelehan cokelat kita. Cokelat yang sudah tercampur air tidak akan mulus jika dipergunakan untuk membalut atau melukis cookies. Terutama bagi yang melelehkan cokelat menggunakan plastik segitiga.

Jika ujung plastik segitiga sudah kita gunting dan isinya sudah kita pergunakan sebagian, jangan celupkan lagi plastik itu ke dalam air hangat yang sebelumnya. Untuk menjaga supaya cokelat di dalam plastik tetap cair, cukup letakkan pada wadah logam yang sifatnya tidak terlalu menghantarkan panas, lalu letakkan wadah tersebut di atas oven.

Tapi jangan terlalu lama ya, plastiknya bisa ikut meleleh jika dipanaskan terlalu lama.

Banyak yang berpikir bahwa rasa mentega sudah cukup asin sehingga kita tidak perlu menambahkan garam lagi pada adonan. Tidak sepenuhnya salah sih, tapi kadang tergantung merk menteganya juga. Secara umum asin dari mentega masih kurang mencukupi untuk mengeluarkan sari rasa gurih dari cookies kita.

Untuk jaga-jaga, tambahkan saja sedikit garam. Sebab makanan yang rasanya hanya manis saja tanpa sedikit sensasi asin, akan membuat kita cepat merasa enek saat memakannya.

Demikian, semoga tidak terulang lagi kesalahan yang sama ya. Selamat mencoba.