Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kebiasaan Buruk yang Bikin Gigi Berantakan 

ilustrasi orang memakai kawat gigi (pexels.com/Polina Kovaleva)
Intinya sih...
  • Kebiasaan mengedot jari tangan pada bayi normal, tapi jika berlanjut di atas usia 3 tahun dapat merusak struktur tulang penyangga gigi dan giginya sendiri.
  • Bernafas lewat mulut dan mendorong lidah ke gigi dapat menyebabkan perubahan susunan gigi, langit-langit mulut yang lebih dalam, dan lengkung gigi berbentuk huruf v.
  • Kebiasaan menggigit bibir bawah dan mengunyah tidak seimbang bisa menyebabkan susunan gigi bawah berantakan serta gigitan silang pada gigi belakang.

Apakah teman-teman tahu bahwa selain karena keturunan, gigi yang berantakan bisa disebabkan kebiasaan buruk. Mungkin kelihatannya sepele ya, akan tetapi bila dilakukan terutama selama masa tumbuh kembang pengaruhnya besar lho. Yuk, simak supaya pengetahuan kita bertambah.

1. Mengedot dan menghisap jari

seorang anak menghisab jari (pixabay.com/icsilviu)

Umumnya mengedot dan reflek menghisap jari tangan pada bayi adalah hal yang normal. Dilansir American Academy of Pediatric Dentistry, hal itu adalah respon terhadap kebutuhan memenuhi nutrisi dan rasa aman. Akan tetapi apabila hal itu masih berlanjut di saat usia lebih dari 3 tahun maka akan mengakibatkan perubahan struktur tulang penyangga gigi dan gigi itu sendiri.

Usia 3 tahun adalah usia dimana umumnya seluruh gigi susu telah tumbuh. Oleh sebab itu, cara manusia untuk memenuhi nutrisi juga harusnya berubah. Anak-anak tidak lagi mengedot/menghisap jari tetapi mulai mengunyah makanan secara keseluruhan. Jika kebiasaan tersebut berlanjut akibatnya gigi depan akan mengalami open bite atau tidak bertemunya gigi atas dan bawah serta terlihat lebih tonggos dan berantakan. Akhirnya, hal itu menyebabkan anak-anak sulit menggigit makanan.

2.Bernafas lewat mulut

ilustrasi mulut terbuka (pixabay.com/AlbanyColley)
ilustrasi mulut terbuka (pixabay.com/AlbanyColley)

Bernafas lewat mulut pada beberapa orang biasanya disebabkan adanya hambatan pada jalan nafas. Hal itu menyebabkan masuknya udara melalui mulut terutama pada saat tidur. Penyebab bernafas lewat mulut jika tidak segera dikoreksi akan menyebabkan perubahan susunan gigi (Acta Otorhinolaryngol Ital., 2016). Selain itu, bisa menyebabkan kondisi langit-langit mulut lebih dalam dan sempit serta lengkung gigi yang berbentuk menyerupai huruf v.

3. Mendorong-dorong lidah

seorang anak mendorong-dorong lidah (pexels.com/Ketus subiyanto)
seorang anak mendorong-dorong lidah (pexels.com/Ketus subiyanto)

Aktivitas mendorong-dorong lidah bisa menyebabkan gigi berantakan (Acta Otorhinolaryngol Ital., 2016). Tekanan tertentu yang diberikan lidah ke gigi secara terus menerus bisa mengubah susunan gigi. Ukuran lidah yang besar juga menyebabkan susunan gigi berantakan dan akan mendorong gigi keluar dari lengkung gigi.

4.Menggigit bibir bawah

ilustrasi seorang perempuan menggigit bibir (pexels.com/Shiny Diamond)
ilustrasi seorang perempuan menggigit bibir (pexels.com/Shiny Diamond)

Kebiasaan menggigit bibir bawah seringkali dilakukan secara tidak sadar. Tekanan yang diberikan otot bibir ke gigi bawah, menyebabkan susunan gigi bawah berantakan (Acta Otorhinolaryngol Ital., 2016). Umumnya gigi bawah terutama bagian depan posisinya akan menjadi lebih masuk.

5.Mengunyah satu sisi

ilustrasi mengunyah satu sisi (pexels.com/Andres Ayrton)
ilustrasi mengunyah satu sisi (pexels.com/Andres Ayrton)

Aktivitas mengunyah idealnya dilakukan secara bergantian antara gigi sebelah kanan dan kiri. Namun ada kondisi yang menyebabkan hal itu tidak terjadi. Misalnya saja, terdapat gigi berlubang pada salah satu sisi yang akan menyebabkan seseorang lebih nyaman mengunyah dengan sisi lainnya. Akibatnya, tekanan tidak seimbang dan lambat laun akan menyebabkan gigitan silang satu sisi pada gigi belakang (Jaw Functional Orthopedics and Craniofacial Growth, 2021). Oleh sebab itu, perlu menjaga kebersihan gigi dan cepat melakukan perawatan bila terdapat lubang gigi yang masih dangkal supaya tidak menimbulkan gangguan lebih lanjut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Wiyundari Hananing Sari
EditorWiyundari Hananing Sari
Follow Us