6 Penyebab Merasa Cemas saat Bangun Tidur, Jangan Sering Dibiarkan

Umumnya, kecemasan datang dari faktor fisik, hormonal, dan kimiawi. Tidur merupakan salah satu cara terbaik tubuh untuk mengatur aspek fisiologis kesehatan mental kita. 

Dirangkum dari laman Self, selama tidur nyenyak, bahan kimia otak yang berhubungan dengan kesehatan mental diisi kembali. Jadi, jika kamu tidak mendapatkan tidur nyenyak, esok paginya kamu akan bangun dengan perasaan cemas.

Kurang tidur juga membuat tubuh meningkatkan kadar hormon stres. Akhirnya, kamu akan bangun dan memulai hari dengan stres dan kecemasan.

Gangguan fisik yang kronis dapat membuat seseorang merasa lebih cemas. Meskipun setiap orang akan merespons kondisi kesehatan secara berbeda, seseorang yang memiliki masalah medis yang sedang berlangsung dapat mengalami kecemasan.

Menurut laman Medical News Today, beberapa kondisi kesehatan umum yang dapat memicu kecemasan meliputi diabetes, penyakit jantung, hipertensi, asma, psoriasis, depresi, dan kanker.

Kecemasan di pagi hari dapat dipicu ketika kita dihadapkan pada kekhawatiran akan hal yang akan terjadi esok hari. Ketakutan akan masa depan ini terjadi ketika seseorang terlalu fokus pada masa depan, yang membuat mereka bangun dengan kondisi tersiksa oleh semua hal yang harus mereka lakukan hari itu, melansir Self.

Semua kekhawatiran ini bisa menguras tenaga dan menyebabkan meningkatnya kecemasan saat bangun tidur.

Stres adalah respons alami tubuh terhadap rangsangan yang tidak menyenangkan. Saat sedang merasa stres atau khawatir, tubuh melepaskan kortisol, atau yang juga dikenal sebagai hormon stres.

Menurut sebuah penelitian pada jurnal PLoS One, tubuh melepaskan banyak kortisol di pagi hari saat seseorang mengalami banyak stres. Ketika kortisol membangunkan seseorang, ini disebut juga sebagai cortisol awakening response (CAR).

Umumnya, perasaan cemas saat bangun tidur yang disebabkan oleh stres akan hilang begitu penyebab stres hilang. Jika tidak, individu mungkin perlu berkonsultasi dengan profesional perihal kecemasan yang mereka rasakan.

Terdapat bukti bahwa hubungan yang dijalani seseorang dapat secara langsung memengaruhi aspek kesehatannya. Ini termasuk pemulihan penyakit dan pola tidur.

Dalam studi skala kecil yang dipublikasikan dalam jurnal Psychosomatic Medicine, peneliti meminta 29 pasangan untuk mencatat pengalaman hubungan mereka di siang hari dan bagaimana mereka tidur di malam hari.

Hasilnya, peserta perempuan melaporkan saat memiliki interaksi positif dengan pasangan mereka sepanjang hari, mereka dan pasangan bisa tidur lebih baik daripada ketika interaksinya negatif. Hal yang sebaliknya juga berlaku, di mana status hubungan dapat menyebabkan seseorang terbangun dengan perasaan cemas.

Keuangan merupakan hal yang mempengaruhi sebagian besar orang dewasa, dan banyak orang mengkhawatirkan perihal keuangan. Sebagian orang mungkin memiliki kekhawatiran tentang pemenuhan kebutuhan sehari-hari, membayar sewa, cicilan, hingga transportasi ke tempat kerja.

Meskipun ini adalah masalah umum, tapi bagi sebagian orang, memikirkan dan mengkhawatirkan finansial bisa menjadi masalah yang sangat berat. Dikutip dari laman Medical News Today, ketika seseorang mengkhawatirkan keuangan secara berlebihan, mereka dapat mengembangkan kecemasan yang mungkin memengaruhi kebiasaan tidur dan perasaan mereka ketika bangun di pagi hari.

Bangun tidur dengan perasan cemas tentu bukanlah hal yang baik. Bahkan, ini juga bisa mengatasi aktivitas kita sepanjang hari. Oleh sebab itu, individu yang memiliki masalah bangun dengan perasaan cemas perlu berbicara dengan dokter, psikiater, atau psikolog yang mendiagnosis kecemasan dan menemukan solusinya.