5 Tips Merawat Anak dengan Cerebral Palsy, Memang Bisa Menantang

Butuh dukungan dari semua pihak

Setiap orang tua pasti ingin anaknya bebas dari penyakit. Nyatanya, takdir bisa berkata lain. Terkadang, gangguan kesehatan atau penyakit pada anak tak bisa dihindari. Salah satunya adalah cerebral palsy atau lumpuh otak.

Saat anak terdiagnosis penyakit tersebut, perasaan tentu hancur lebur dan tak berdaya. Namun, perasaan tersebut harus cepat-cepat disingkirkan, karena anak butuh pengasuhan yang tepat agar kualitas hidupnya tetap bisa optimal.

Cerebral palsy, seperti keterangan dalam Cerebral Palsy Guidance, didefinisikan sebagai gangguan neurologis yang menyebabkan kerusakan pada otak dan sering menjadi sumber utama munculnya disabilitas motorik dan gerakan pada anak.

Iis R. Soelaeman selaku co-founder dari Rumah Cerebral Palsy bercerita pengalamannya tentang mengurus anaknya, Rana, yang mengalami masalah kesehatan tersebut, dalam acara Popmama Parenting Academy (POPAC) 2020 pada hari Selasa (29/09/20).

1. Rana terkena cerebral palsy akibat penyakit ensefalitis

5 Tips Merawat Anak dengan Cerebral Palsy, Memang Bisa Menantangcerebralpalsyguide.com

Cerebral palsy biasanya terjadi saat anak masih di dalam kandungan. Penyebabnya bisa karena adanya kerusakan genetik dalam tubuh sang ibu, atau bisa pula karena adanya infeksi penyakit ketika kehamilan.

Dalam kasus Rana, Iis menceritakan cerebral palsy yang dialami sang anak diakibatkan oleh faktor dari luar, yaitu penyakit ensefalitis (radang otak) ketika usia Rana beranjak menuju 7 bulan.

Menurut keterangan dari Enchepalitis Society, ensefalitis merupakan peradangan pada otak yang menyerang jaringan di area kepala, yang bisa menyebabkan gangguan pada otak.

Ensefalitis bisa terjadi karena penyakit autoimun atau infeksi penyakit lain yang langsung menyerang otak. Salah satu dampaknya adalah cerebral palsy.

2. Untuk kasus ensefalitis, gejalanya sulit dikenali karena mirip gejala flu

5 Tips Merawat Anak dengan Cerebral Palsy, Memang Bisa Menantangcerebralpalsynewstoday.com

Ensefalitis punya gejala serupa flu, sehingga sulit dikenali. Iis membenarkan hal ini, saat bercerita tentang proses infeksi yang berakhir pada cerebral palsy seperti yang dialami Rana.

Iis bercerita bahwa gejala yang ditunjukkan oleh Rana pada saat itu adalah demam, radang tenggorokan, hingga rewel.

“Saat dibawa ke dokter, diagnosisnya radang tenggorokan karena memang waktu itu gejalanya seperti radang tenggorokan biasa,” cerita Iis.

Namun, demam yang tak kunjung turun membuat Iis khawatir, sehingga dia segera membawa Rana ke rumah sakit. Baru dari sanalah, setelah Rana masuk ICU, Rana terdiagnosis ensefalitis dan mengalami kerusakan otak mencapai 80 persen.

Baca Juga: Sering Diabaikan, 5 Gejala Utama Tumor Otak dan Cara Mengobatinya!

3. Mengasuhanak dengan cerebral palsy: penuh kekhawatiran dan bisa sangat menantang

5 Tips Merawat Anak dengan Cerebral Palsy, Memang Bisa Menantangcpguide.org

Kerusakan permanen akibat cerebral palsy yang dialami Rana mau tak mau harus pasrah diterima Iis. Dalam merawat Rana yang telah kehilangan kemampuan motoriknya, banyak duka yang dirasakan Iis.

“Ya walau sudah dibekali ilmu dari dokter, tetap saja menakutkan bagi saya untuk merawat Rana. Saya takut apakah perawatan yang saya lakukan benar atau tidak. Belum lagi adanya kekhawatiran apakah anak bisa diterima di lingkungan masyarakat? Apakah mendapat cibiran dari orang-orang sekitar?” ujar Iis mengungkapkan kekhawatirannya.

“Pola hidup juga berubah. Malam jadi siang, siang jadi malam. Tidak ada tidur 8 jam. Hanya 1-2 jam. Tentu saja mental drop akibat kondisi yang berubah. Tapi kalau ibunya denial, lantas apa yang terjadi?” tambahnya.

4. Merawat anak dengan cerebral palsy butuh dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar

5 Tips Merawat Anak dengan Cerebral Palsy, Memang Bisa Menantangmycerebralpalsychild.org

Memang tidak mudah merawat anak yang memiliki kecacatan motorik. Usaha ekstra untuk perawatan anak harus diupayakan.

Demi memberikan pemahaman kepada lingkungannya, terlebih kepada dua anak Iis lainnya, dia mengajak anak-anaknya saat memeriksakan Rana ke dokter. Di sana, keduanya anaknya itu diperbolehkan untuk bertanya seputar cerebral palsy.

Lebih dari itu, Iis juga memberikan kepercayaan kepada anak pertama dan keduanya untuk membantu merawat Rana.

5. Terhubung dengan orang-orang yang mengalami kondisi serupa akan dapat membantu meringankan beban hati

5 Tips Merawat Anak dengan Cerebral Palsy, Memang Bisa Menantangmycerebralpalsychild.org

Terlepas dari beban fisik, ada pula beban mental bagi sang orang tua. Iis menyarankan orang tua yang merawat anak dengan cerebral palsy terhubung dengan orang tua lainnya yang mengalami kondisi serupa.

“Dengan sharing kepada orang-orang yang bernasib sama, kamu bisa mengetahui bahwa bukan kamu saja yang menerima kondisi ini, tetapi ada pula yang lain. Selain itu, pastinya nasib nahas serupa yang dialami akan mendorong secara otomatis untuk saling menguatkan,” pesan dari Iis menutup ceritanya.

Cerebral palsy memang bukan kondisi yang mudah diterima, tetapi selalu ada jalan dari tiap masalah. Berikan yang terbaik untuk sang anak, jangan takut untuk mencari bantuan dan dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat lainnya, serta saling berbagi dan belajar dengan orang tua lain yang punya anak dengan cerebral palsy. Tetap semangat untuk mendampingi, mengasuh, dan membesarkan buah hati tercinta, ya, Ma!

Baca Juga: 7 Aktivitas Harian ini Bikin Otak Tetap Muda, Fokus, dan Sehat!

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya