Susu Bebas Laktosa, Harapan Sehat untuk Pengidap Intoleransi Laktosa

Bersama MilkLife, yuk, berani minum susu!

Sudahkah kamu minum susu hari ini? Di kawasan ASEAN, angka konsumsi susu segar di Indonesia masih amat rendah, pada kisaran 16 kilogram (kg)/kapita/tahun. Angka tersebut jauh di bawah Myanmar (26,7 kg/kapita/tahun), Malaysia (26,2 kg/kapita/tahun), bahkan Thailand (22,2 kg/kapita/tahun).

Selain faktor harga, salah satu alasan mengapa orang Indonesia tidak minum susu adalah karena faktor intoleransi laktosa. Padahal, dari susu sapi, banyak manfaat kesehatan yang bisa diraih bukan hanya tumbuh kembang. Oleh sebab itu, salah satu solusinya adalah dengan menciptakan susu bebas laktosa.

Inovasi tersebut dimulai di Indonesia oleh MilkLife produksi PT Global Dairi Alami. Dengan kampanye #BeraniMinumSusu dengan susu bebas laktosa, MilkLife kembali meluncurkan produk susu bebas laktosa dengan varian Mocha serta edukasi intoleransi laktosa pada Kamis (13/1/2022). Mari simak keseruannya!

1. Mengapa hanya sedikit penikmat susu di Indonesia?

Susu Bebas Laktosa, Harapan Sehat untuk Pengidap Intoleransi LaktosaSeorang pekerja memerah susu di peternakan milik Surinder Singh di Kota Medan. Omzet penjualan susu menurun sejak pandemik corona (IDN Times/Prayugo Utomo)

Berbicara dalam webinar tersebut, ahli gizi sekaligus dosen kesehatan masyarakat di Universitas Alma Ata, Dr. Arif Sabta Aji, S.Gz, mengonfirmasi bahwa memang konsumsi susu segar di Indonesia "masih nomor ke-sekian di kawasan ASEAN".

Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Dokter Arif menjabarkan beberapa faktor yang mendasari, yaitu:

  • Harga: Karena impor, tergolong mahal.
  • Budaya: Tidak memperkenalkan praktik minum susu sejak kecil.
  • Pemahaman: Susu dianggap hanya dibutuhkan anak-anak untuk tumbuh kembang, padahal dibutuhkan oleh segala kelompok usia.

Lalu, faktor lainnya adalah populasi sapi perah di Tanah Air. Per 2021, populasi tersebut hanya tercatat kurang dari 600.000 ekor dengan produksi susu segar dalam negeri per tahun sebanyak 997,35 ribu ton per tahun. Padahal, jumlah ini hanya menutup 22 persen dari total kebutuhan, yaitu 3,8 juta ton per tahun.

"Pasokan susu segar dalam negeri masih sangat terbatas, sehingga kita harus impor dari negara lain. Karena itu, susu jadi terkesan mahal dan konsumsinya mulai berkurang dari pada kelompok usia 5 tahun ke atas," ujar Marketing Manager PT Global Dairi Alami, Bernadeth Virna Widiastuty.

2. Manfaat minum susu untuk kesehatan

Susu Bebas Laktosa, Harapan Sehat untuk Pengidap Intoleransi Laktosailustrasi minum susu (pixabay.com/manolofranco)

Susu sapi terkenal memiliki berbagai khasiat. Salah satu yang paling terkenal adalah sumber kalsium terbaik. Mineral ini penting untuk tumbuh kembang dan kekuatan tulang. Untuk perempuan, susu dapat menjaga tulang dari risiko osteoporosis karena menjaga asupan kalsium.

Di masa pandemik COVID-19, sistem imun yang prima amat diperlukan. Selain telur, susu juga dapat membantu mendukung sistem imun. Mengandung vitamin D, konsumsi susu amat disarankan untuk memelihara kekebalan tubuh sehari-hari. Oleh karena itu, kita disarankan untuk minum susu dua gelas per hari (400-500 mililiter per hari).

“Apabila masyarakat Indonesia rutin meminum susu setiap harinya, maka akan banyak manfaat yang didapatkan dan bisa meningkatkan kualitas kesehatan serta kebugaran tubuh dalam beraktivitas sehari-hari," ujar CEO PT Global Dairi Alami, Ihsan Mulia Putri.

3. Mengenal intoleransi laktosa lebih dekat, beda dari alergi susu

Susu Bebas Laktosa, Harapan Sehat untuk Pengidap Intoleransi Laktosailustrasi intoleransi laktosa, salah satu penyebab malabsorpsi (mydr.com.au)

Susu juga mengandung karbohidrat laktosa. Laktosa dipecahkan dalam pencernaan oleh enzim laktase menjadi glukosa dan galaktosa. Senyawa-senyawa turunan laktosa tersebut digunakan sebagai bahan energi tubuh untuk fungsi metabolisme dan fungsi-fungsi tubuh lainnya.

Namun, karena kebiasaan tidak minum susu turun-temurun, maka masyarakat Indonesia jadi tak terbiasa mengonsumsi susu. Akibatnya, Dr. Arif mengatakan banyak orang Indonesia yang memiliki intoleransi laktosa, kondisi di mana tubuh tak memproduksi cukup enzim laktase untuk mencerna laktosa susu. 

"Sayangnya, intoleransi laktosa tidak bisa diobati. Inilah salah satu sebabnya rendahnya konsumsi susu di Indonesia. Minum susu memicu gejala-gejala diare dan lain sebagainya, membuat mereka tak nyaman dan tak mau minum susu," papar Dr. Arif.

Baca Juga: 6 Tanda Kamu Punya Intoleransi Laktosa, Batasi Produk Olahan Susu

4. Beda gejala alergi susu dan intoleransi laktosa

Susu Bebas Laktosa, Harapan Sehat untuk Pengidap Intoleransi Laktosailustrasi seseorang dengan intoleransi laktosa (eatright.org)

Perlu diingat, alergi susu berbeda dengan intoleransi laktosa. Dipicu oleh reaksi imun berlebihan terhadap protein susu, alergi susu dapat ditangani dan hilang seiring usia. Oleh karena itu, alergi susu lebih sering ditemukan pada anak-anak di fase pertumbuhan. Saat dewasa dan imun sudah matang, alergi susu tak tersisa lagi.

Selain itu, dari segi gejala pun, intoleransi laktosa berbeda dari alergi susu. Jika alergi susu dapat menyebabkan reaksi gatal-gatal atau ruam pada kulit, Dr. Arif mencatat bahwa intoleransi laktosa lebih menyasar saluran pencernaan seperti perut kembung, buang gas, hingga diare.

"Karena minimnya enzim laktase untuk mengurai laktosa, maka saluran pencernaan menyerap air dari tubuh sehingga terjadilah diare dan masalah pencernaan lainnya," imbuh Dr. Arif.

5. Punya intoleransi laktosa bukan berarti menghindari susu

Susu Bebas Laktosa, Harapan Sehat untuk Pengidap Intoleransi Laktosailustrasi susu (unsplash.com/Alexas Fotos)

Gejala-gejala tak nyaman dari intoleransi laktosa bisa membuat seseorang enggan meminum susu. Akibatnya, banyak manfaat dari kandungan susu yang terlewat dan menyebabkan komplikasi di kemudian hari.

“Banyak orang yang tidak minum susu bukan karena tidak suka susu. Karena setelah minum, kok, kembung hingga diare,” ucap Ihsan.

Dengan demikian, Dr. Arif menekankan bahwa intoleransi laktosa bukan berarti tidak boleh minum susu karena manusia dapat diuntungkan dari nutrisi dalam susu sapi. Oleh karena itu, butuh opsi susu rendah atau bebas laktosa. Selain itu, opsi kedua adalah mengonsumsi susu dari produk nabati, seperti susu kedelai atau susu almon.

"Namun, jika ingin tetap mendapatkan manfaat dari susu sapi, kita bisa memilih produk susu sapi bebas laktosa," Dr. Arif menekankan.

6. Mengenal MilkLife, produsen susu bebas laktosa ramah lingkungan asli Indonesia

Susu Bebas Laktosa, Harapan Sehat untuk Pengidap Intoleransi LaktosaSusu segar MilkLife dan olahan minuman boba. (milklife.id)

"MilkLife hadir di Indonesia untuk berpartisipasi dalam meningkatkan konsumsi susu di Indonesia... Disajikan kepada konsumen dengan standar internasional, kami menganut konsep farm-to-table," papar Ihsan.

Menjawab kebutuhan intoleransi laktosa, PT Global Dairi Alami mempersembahkan MilkLife untuk meningkatkan konsumsi susu masyarakat Indonesia. Dengan tiga unit yang terintegrasi di Subang, Jawa Barat, MilkLife berkomitmen untuk menghadirkan susu yang segar mulai dari peternakan sapi, pengolahan susu, hingga ke rumah.

Sumber susu MilkLife tidak main-main. Sapi perah yang digunakan adalah sapi Holstein Friesian yang diimpor dari Australia dan diberikan pakan berkualitas untuk menghasilkan susu berkualitas tinggi. Susu yang diperah diproses melalui teknologi mutakhir dari Eropa dan Jepang untuk menjaga kesegarannya hingga ke gelas konsumen.

Selain itu, produksi susu MilkLife juga dipastikan ramah lingkungan. Energi yang digunakan pabrik pengolahan susu MilkLife berasal dari sisa kotoran sapi perah yang diolah menjadi biogas dengan teknologi above-the-ground pertama di Indonesia.

7. Bebas laktosa, MilkLife bikin berani minum susu

Susu Bebas Laktosa, Harapan Sehat untuk Pengidap Intoleransi LaktosaSusu bebas laktosa rasa Mocha dan Original dari MilkLife. (IDN Times/Alfonsus Adi Putra)

Menyebabkan sensasi tak nyaman, intoleransi laktosa menjadi biang kerok mengapa orang Indonesia enggan minum susu. Oleh karena itu, Ihsan yakin dengan kampanye #BeraniMinumSusu, MilkLife ingin membangun kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya dan amannya minum susu yang berkualitas.

Usaha yang dilakukan oleh MilkLife adalah menciptakan susu bebas laktosa pertama di Indonesia. Hal ini dilakukan dengan teknologi mutakhir untuk mengekstraksi laktosa dalam susu untuk mencegah gejala intoleransi laktosa dan tetap menjaga kandungan nutrisi pentingnya.

“Meski laktosanya sudah diekstraksi, tak akan menghilangkan nutrisi lain dalam susu MilkLife. Masih ada kalsium, protein, fosfor, vitamin, semuanya masih terjaga. Tak perlu khawatir nutrisinya berkurang,” tandas Bernadeth.

Dalam kesempatan ini, MilkLife meluncurkan rasa mocha sebagai variasi susu bebas laktosa terbaru. Dengan kombinasi rasa cokelat dan kopi yang nikmat dan bergizi, tak ada lagi alasan untuk takut gejala intoleransi laktosa atau enggan minum susu karena rasa atau bau tak sedap. Yuk, berani minum susu bersama MilkLife!

Baca Juga: Ini 7 Hal yang Terjadi Jika Kamu Rajin Minum Susu Setiap Hari!

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya