TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Rahasia Meningkatkan Daya Tahan dan Kecepatan saat Berlari

Ternyata begini caranya...

pexels.com/Andrea Piacquadio

Banyak dari kita yang malas berolahraga lari karena rasa capek yang luar biasa saat dan setelah berlari. Selain itu, tak sedikit dari kita yang kehabisan napas saat lari, padahal baru juga lari 5 menit. Kamu merasakannya juga?

Itu bukan berarti kamu tak mampu berlari. Namun, kamu belum tahu cara mengelola energi saat berlari dengan benar.

Jangan menyerah, yuk, ketahui rahasia tentang cara meningkatkan daya tahan (endurance) dan kecepatan (speed) saat lari agar kamu bisa segera mempraktikkannya.

1. Lari dengan langkah pendek secara perlahan untuk jarak yang jauh

pexels.com/Pixabay

Kesalahan yang sering dilakukan ketika berlari adalah memulainya terburu-buru dan lari secepat-cepatnya. Hal ini bisa berisiko menyebabkan cedera, lho. Untuk menghindarinya, mulailah dengan langkah-langkah kecil secara bertahap.

Menurut sebuah laporan berjudul "The Effectiveness of Long Slow Distance Run (LSD) and Stepping Exercises in Weight Lose Among Male Adults" yang ditulis oleh Dr. Tan Chee Hian dari Faculty of Sports Science and Recreation, UiTM Shah Alam Selangor, Malaysia, disebutkan bahwa lari jarak jauh dengan tempo lambat sangat efektif bagi kebugaran kardiovaskular dan peningkatan daya tahan lari. 

Baca Juga: 7 Cara agar Kecepatan Lari Makin Meningkat, supaya Bisa Lebih Kencang!

2. Tingkatkan jarak larimu setiap minggu

pexels.com/Paul Sky

Salah satu hal yang diperlukan untuk meningkatkan daya tahan dan kecepatan saat berlari ialah konsisten menambah jarak tempuh lari setiap minggunya, yaitu sebanyak 10 persen dari jarak sebelumnya. Hal ini juga dilakukan agar kita terhindar dari cedera ketika menambah jarak lari.

Menurut sebuah laporan dalam "Journal of Orthopaedic & Sports Physical Therapy" tahun 2014, meningkatkan lari dengan jarak di atas 10 persen membuat kamu berpotensi mengalami plantar fasciitis, tendinopati achilles, cedera betis, cedera hamstring, fraktur stres tibialis, dan strain fleksor pinggul.

3. Melakukan pemanasan dengan gerakan lunges

unsplash.com/Big Dodzy

Berdasarkan penelitian di Swedia berjudul "Forward Lunge: A Training Study of Eccentric Exercises of the Lower Limbs" yang dimuat dalam jurnal "The Journal of Strength and Conditioning Research" tahun 2009, disebutkan bahwa gerakan lunges sangat bermanfaat bagi pelari, khususnya bagi pelari sprint. Rutin melakukan lunges dapat memperkuat otot hamstring dan otot paha depan.

Tentunya kedua otot ini sangat penting bagi para pelari, baik bagi kecepatan lari maupun ketahanannya terhadap cedera saat lari. Jadi, lunges sangatlah penting apabila kamu ingin fokus melatih kecepatan larimu.

4. Lakukan latihan sprint interval sebagai selingan latihan endurance

pexels.com/Rosemary Ketchum

Sprint interval merupakan salah satu jenis latihan intensitas tinggi bagi para pelari untuk meningkatkan stamina dan kecepatan. Banyak manfaat yang bisa kamu dapatkan dari latihan ini.

Menurut sebuah penelitian berjudul "Six Sessions of Sprint Interval Training Improves Running Performance in Trained Athletes" yang diterbitkan dalam "The Journal of Strength and Conditioning Research" tahun 2018, latihan sprint sebanyak enam set akan meningkatkan performa lari, daya tahan, dan anaerobik.

Baca Juga: Apa yang Harus Dimakan Sebelum, Saat dan Setelah Lari Maraton?

Verified Writer

Ahmad Rifai Yusuf

Tajam menganalisa, senyap menulis, dan bergerak menyebar.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya