TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gambaran Kondisi Nyata Udara, yuk Pahami Apa Itu Indeks Kualitas Udara

Sangat penting untuk memahami permasalahan udara

ilustrasi polusi udara (unsplash.com/Amir Hosseini)

Oksigen adalah kebutuhan vital umat manusia. Tanpanya, kita tak akan bisa bertahan hidup. Oleh karena itu, udara bersih adalah salah satu hak fundamental semua orang di dunia.

Akan tetapi, dengan meningkatnya aktivitas manusia dan industri, maka udara pun terancam. Baik dari kendaraan, limbah rumah tangga, hingga limbah industri di kota-kota besar, udara yang kita hirup tidak lagi layak.

Apa itu Indeks Kualitas Udara (AQI)?

ilustrasi polusi udara (needpix.com)

Untuk memantau udara yang dihirup manusia, Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) membuat sebuah ukuran yang disebut Indeks Kualitas Udara atau Air Quality Index (AQI). Berbentuk skala 0-500, AQI menggambarkan konsentrasi polusi udara di satu daerah.

Bagi masyarakat umum, AQI dapat berperan sebagai tanda peringatan akan polusi udara yang ikut terhirup sehari-hari. Dengan begitu, kita dapat melakukan langkah mitigasi dan pencegahan. Bagaimanapun, polusi udara yang terakumulasi dalam tubuh dapat berbahaya jika di biarkan dalam jangka panjang.

Cara kerja AQI

ilustrasi polusi udara di Jakarta (pond5.com)

Sesuai dengan Clean Air Act 1990, AQI dari EPA mengukur kualitas udara berdasarkan konsentrasi lima zat polutan, yaitu:

  • Ozon di permukaan tanah
  • Polusi partikulat (PM2.5 dan PM10)
  • Karbon monoksida
  • Sulfur dioksida
  • Nitrogen dioksida

Berkisar pada skala 0-500, makin tinggi nilai AQI, makin pekat polusi udara dan berbahaya udara yang dihirup. Biasa standarnya adalah 100. Perlu dipertahankan di bawah 100, jika AQI sudah melebihi 100, maka udara tidak layak hirup.

AQI dibagi menjadi enam kategori dengan warna dan tingkat masalah yang berbeda. Pewarnaan ini bisa membantu kita untuk menentukan kualitas udara. Apa saja kategori tersebut?

1. 0-50 (hijau/baik)

ilustrasi warna hijau (wikimedia.org)

Pada tingkat ini, kualitas udara dianggap memuaskan dan polusi udara menimbulkan risiko sedikit atau hampir nihil. Tak ada risiko komplikasi kesehatan, semua orang dapat melanjutkan aktivitas di luar ruangan secara normal.

Baca Juga: 9 Penyakit Ngeri akibat Polusi Udara, Pembunuh Perlahan

2. 51-100 (kuning/lumayan)

ilustrasi kuning (wikimedia.org)

Ini merupakan tingkat standar AQI. Pada tingkat ini, beberapa polutan dalam udara dapat menimbulkan masalah kesehatan ringan untuk kelompok hipersensitif terhadap udara. Oleh karena itu, mereka yang hipersensitif pada polutan di udara disarankan untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan.

3. 101-150 (jingga/tidak sehat untuk kelompok sensitif)

jingga (htmlcolorcodes.com)

Pada tingkat ini, kesehatan masyarakat umum belum terlalu terpengaruh. Namun, kelompok sehat dapat mengalami iritasi, sedangkan kelompok yang sensitif akan terdampak dalam skala yang lebih besar.

Akan tetapi, kelompok anak-anak, pasien penyakit paru-paru (terutama asma, bronkitis akut, dan emfisema) dan jantung, serta lansia menghadapi risiko paparan partikulat. Oleh karena itu, diharapkan untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan dan aktivitas intensitas tinggi untuk sementara waktu.

4. 151-200 (merah/tidak sehat)

ilustrasi warna merah (htmlcolorcodes.com)

Pada tingkat ini, beberapa orang yang sehat mungkin akan merasakan efek negatif polusi udara. Mereka yang sensitif dapat mengalami efek yang lebih serius, seperti pada jantung dan sistem pernapasan.

Kelompok anak-anak, lansia, dan pasien penyakit jantung serta paru-paru (terutama asma, bronkitis akut, dan emfisema) diharapkan untuk mengurangi aktivitas luar ruangan dan aktivitas intensitas tinggi, serta menunda aktivitas berat. Selain itu, populasi umum, baik sehat atau tidak, disarankan untuk mengurangi aktivitas luar ruangan.

5. 201-300 (ungu/sangat tidak sehat)

ilustrasi warna ungu (htmlcolorcodes.com)

Jika sudah mencapai tingkat ini, biasanya akan dikeluarkan peringatan. Pada tingkat ini, semua orang dapat mengalami gangguan kesehatan serius. Mereka yang sehat akan menunjukkan gejala, sementara pasien penyakit jantung atau paru-paru (terutama asma, bronkitis akut, dan emfisema) akan terpengaruh secara signifikan.

Kelompok anak-anak dan lansia harus tetap berada di dalam rumah dan menghindari aktivitas di luar ruangan, baik ringan maupun berat. Masyarakat umum harus mengurangi kegiatan di luar ruangan.

6. 301 ke atas (merah marun/beracun)

ilustrasi merah marun (htmlcolorcodes.com)

Pada tingkat ini, kualitas udara sudah mengancam nyawa. Biasanya, akan beredar peringatan udara darurat bagi masyarakat. Masyarakat yang sehat tidak sanggup beraktivitas berat dan menunjukkan gejala gangguan kesehatan. Sebisa mungkin hindari kegiatan di luar ruangan.

Untuk kelompok lansia, pasien penyakit paru-paru (terutama asma, bronkitis akut, dan emfisema) dan jantung, serta anak-anak diwajibkan untuk tetap berada dalam ruangan dan tidak melakukan aktivitas di luar ruangan. Kesimpulannya, jika sudah berada di tingkat ini, populasi umum tidak diizinkan untuk keluar.

Itulah informasi mengenai indeks kualitas udara. Sampai di sini, pertanyaan adalah bagaimana cara mengukurnya di tempat tinggal kita secara akurat dan cepat?

Baca Juga: Studi: Terpapar Polusi Udara Sejak Dini Ancam Kesehatan Mental

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya