TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rutin Konsumsi Cokelat Bisa Menurunkan Risiko Penyakit Jantung

Tapi, perhatikan jenis cokelat yang dipilih!

freepik.com/freepik

Cokelat adalah satu satu makanan yang digemari, baik anak-anak maupun orang dewasa. Hanya saja, cokelat sering dianggap sebagai makanan yang berhubungan dengan kenaikan berat badan dan diabetes, sehingga tak sedikit yang menghindarinya.

Faktanya, cokelat mengandung nutrisi yang bisa mendukung kesehatan tubuh. Namun, memang pemilihan cokelat yang dikonsumsi perlu diperhatikan, baik porsi maupun jenisnya.

Kebanyakan cokelat yang dijual di pasaran adalah cokelat manis yang sudah ditambahkan banyak gula, misalnya milk chocolate, chocolate bar, atau dalam bentuk aneka cake. Itu semua kalau dikonsumsi secara berlebihan dapat berdampak buruk bagi kesehatan.

Sebaliknya, jika kamu memilih cokelat yang tepat, konsumsinya dapat menyehatkan dan mencegah berbagai penyakit seperti penyakit jantung. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memastikan yang kamu dapat hanya manfaatnya.

1. Jenis cokelat

unsplash.com/Louis Hansel @shotsoflouis

Cokelat memiliki kandungan yang bermanfaat dan ini berasal dari bahan utama cokelat, yaitu biji kakao, yang telah melalui berbagai proses untuk menjadi produk yang dinikmati sekarang ini.

Biji kakao dapat ditemukan di pohon tropis Theobroma cacao L. yang memiliki arti "food of Gods". Sejak dulu cokelat telah digunakan untuk pengobatan. Hanya saja, seiring berjalannya waktu penggunaannya mengalami perubahan.

Biji kakao akan dikeringkan dan dipanggang untuk membuat cocoa liquor, yang mengandung kakao padat tanpa lemak dan cocoa butter. Nah, jumlah cocoa liquor yang ada pada cokelat dikenal dengan persentase kakao, yang biasa ditemukan di bungkusan cokelat dengan tulisan seperti 45 persen kakao atau bahkan ada yang 90 persen kakao. 

Perbedaan persentase ini akan menghasilkan cokelat yang berbeda-beda. Beberapa jenis cokelat yang dikenal banyak orang adalah milk chocolate, white chocolate, dan dark chocolate.

Milk chocolate mengandung cocoa butter, gula, susu bubuk, lesitin, dan kakao (sekitar 20-25 persen) serta memiliki penampilan yang cerah, dengan aroma khas dan punya rasa manis dan aksen pahit khas kakao.

White chocolate mengandung cocoa butter, susu, dan gula tanpa kakao padat. Rasanya manis dan enak.

Dark chocolate mengandung biji kakao padat (sampai dengan 80 persen berat total) dan cocoa butter. Cokelat ini memiliki aroma kakao yang kuat dan meleleh di mulut, meninggalkan rasa yang enak dan pahit.

Setiap jenis cokelat memiliki kualitas yang berbeda-beda, tergantung persentase dari kakao yang digunakan. Semakin tinggi kandungan kakao, semakin cokelat memiliki efek yang baik. Jika dilihat dari persentasenya, dark chocolate adalah yang terbaik.

Baca Juga: Bahagia, Ini 12 Manfaat Cokelat yang Terbukti Khasiatnya Secara Ilmiah

2. Kandungan kakao

unsplash.com/Pablo Merchán Montes

Kakao dalam cokelat memiliki manfaat yang baik bagi kesehatan. Kakao mengandung berbagai komponen terutama lipid atau lemak (asam oleat 35 persen, asam palmitat 25 persen, dan asam stearat 35 persen), mineral (magnesium, tembaga, kalium dan kalsium) dan polifenol.

Selain itu terkandung juga serat dan teobromin. Lemak adalah salah satu komponen paling penting dari kakao. Minyak dalam kakao disebut dengan lemak kakao atau cocoa butter.

Cocoa butter merupakan campuran asam lemak tak jenuh tunggal dan jenuh. Lemak tak jenuh berupa asam oleat sebanyak 35 persen, sedangkan lemak jenuh berupa asam palmitat sebanyak 25 persen, dan asam stearat sebanyak 35 persen.

Secara umum, konsumsi asam lemak jenuh dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner karena asam lemak jenuh dapat meningkatkan kadar low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat dan kolesterol total dalam darah.

Asam lemak jenuh dalam kakao, yaitu asam stearat, tidak meningkatkan kadar lipid serum ke tingkat yang sama dibandingkan dengan asam lemak jenuh lainnya.

Cokelat juga mengandung banyak mineral, beberapa mineral penting termasuk magnesium, tembaga, kalium, dan kalsium. Jumlah mineral yang ada dalam cokelat didasarkan pada jumlah padatan biji kakao. Dark chocolate disebut-sebut cenderung memiliki lebih banyak mineral daripada milk chocolate.

Kandungan dalam kakao yang juga tak kalah penting adalah polifenol, yang selanjutnya dapat diklasifikasikan sebagai flavonoid. Golongan flavonoid yang paling banyak ditemukan pada biji kakao adalah flavan-3-ols, katekin, epikatekin, dan proantosianidin.

Jumlah total polifenol yang terdapat dalam kakao bisa mencapai 12-18 persen dari berat kering kakao utuh. Salah satu senyawa polifenol, yaitu flavanol, memberikan rasa sepat dan pahit pada produk kakao. Rasa tersebut sering kali disamarkan dalam cokelat dengan pemrosesan yang agresif dan penambahan rasa lainnya. Namun, konsentrasi polifenol dalam kakao mengalami penurunan selama pemrosesan hingga 10 kali lipat. 

3. Manfaat kakao bagi sistem kardiovaskular

Ilustrasi jantung sehat. freepik.com/pressfoto

Serangkaian efek menguntungkan pada sistem kardiovaskular mungkin terjadi setelah asupan makanan dan minuman yang mengandung kakao secara teratur.

Studi klinis berjudul "The Cardiovascular Effects of Cocoa Polyphenols—An Overview" yang diterbitkan dalam jurnal Diseases tahun 2016 telah menyarankan bahwa flavonoid dalam kakao dapat bermanfaat dalam mencegah penyakit jantung melalui efeknya dalam mengurangi tekanan darah, meningkatkan fungsi endotel, meningkatkan oksida nitrat (NO), mengurangi agregasi trombosit dan lipid darah, antiinflamasi, anti-aterosklerotik, dan menurunkan resistansi insulin.

Endotel vaskular memiliki peran penting dalam kesehatan jantung. Endotelium adalah satu lapisan sel yang terletak di antarmuka intima-lumen dari semua pembuluh darah di tubuh. Endotel vaskular berfungsi dalam mempertahankan homeostatis atau keseimbangan vaskular.

Nah, konsumsi cokelat diketahui dapat meningkatkan fungsi endotel. Mekanisme yang meningkatkan fungsi endotel pada manusia belum diketahui. Namun, penelitian telah menemukan bahwa ketersediaan NO setelah konsumsi cokelat cukup signifikan. 

Pada penelitian oleh Kwok et al. tahun 2015 mengenai hubungan asupan cokelat dan sistem kardiovaskular, dikemukakan bahwa konsumsi tinggi cokelat berhubungan secara signifikan dengan penurunan risiko penyakit arteri koroner, stroke, dan kematian sistem kardiovaskular.

4. Berapa banyak cokelat yang harus dimakan untuk mendapatkan manfaatnya?

unsplash.com/Mae Mu

Jumlah pasti kakao yang direkomendasikan untuk dimasukkan ke pola makan untuk meraih manfaat kesehatannya masih belum jelas. 

Otoritas Keamanan Pangan Eropa (EFSA) merekomendasikan 0,1 ons (2,5 gram) bubuk kakao flavanol tinggi atau 0,4 ons (10 gram) dark chocolate flavanol tinggi yang mengandung setidaknya 200 mg flavanol per hati untuk mencapai manfaat kesehatan jantung.

Meski begitu, jumlah tersebut dianggap terlalu rendah oleh peneliti lain, yang mengklaim jumlah flavanol yang lebih tinggi diperlukan untuk melihat manfaatnya. Misalnya pada tinjauan ilmiah berjudul "Cocoa, Blood Pressure, and Vascular Function" dalam jurnal Frontiers in Nutrition tahun 2017 dan laporan berjudul "The Impact of Cocoa Flavanols on Cardiovascular Health" dalam jurnal Phytotherapy Research tahun 2016. 

Secara keseluruhan, penting untuk memilih sumber kakao yang memiliki kandungan flavanol tinggi — semakin sedikit prosesnya, semakin baik.

Baca Juga: Bisa, kok! Ini 6 Tips Makan Cokelat Tanpa Khawatir Bikin Gemuk

Writer

Nurul Amd

someone who needs to learn and will continue to learn, Student of Nutrition Public HealtH FKM UI

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya