TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Perbedaan Antara Rasa Malu, Introvert, dan Kecemasan Sosial

Sering sekali dianggap sama, padahal jauh berbeda lho

Unsplash/Artem Kovalev

Apakah kamu takut menjadi bahan perhatian orang lain? Atau kamu takut berbicara di hadapan banyak orang? Mungkinkah kamu pernah merasakan bahwa kamu lebih membutuhkan waktu sendiri? Atau kamu selalu merasa cemas akan penilaian orang lain terhadapmu?

Kira-kira apa yang kamu rasakan itu masuk ke dalam kategori apa? Pemalu, introvert, atau pengidap kecemasan sosial? Terkadang kegelisahan tersebut sering sekali dirasakan bagi kamu yang memiliki sifat pasif dalam lingkungan sosial. Tapi sudah tahukah siapa kamu sebenarnya? Yuk, kita ulas berikut ini!

Baca Juga: Serangan Panik vs. Serangan Kecemasan: Apa Sih Perbedaannya?

1. Rasa malu merupakan sifat dari keperibadian seseorang

Unsplash/Savs

Rasa malu merupakan bagian dari kepribadian seseorang. Menurut Social Anxiety Institute, orang yang pemalu kemungkinan memiliki kecemasan sosial, tapi gak semua orang dengan gangguan kecemasan sosial adalah seorang pemalu atau introvert. Penelitian menunjukkan bahwa kurang dari 25 persen orang yang pemalu juga memiliki gangguan kecemasan sosial.

Rasa malu cenderung muncul dalam situasi tertentu, tetapi gejala kecemasan sosial tetap ada dalam setiap kondisi. Kriteria diagnosis yang dicatat dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), hal tersebut bisa terjadi selama enam bulan atau lebih. Dan gejalanya, biasanya muncul setiap hari.

Perbedaan lainnya adalah rasa malu gak selalu mengarah pada self-criticism. Orang yang pemalu gak melihat hal tersebut sebagai sesuatu yang negatif, dan tergantung dari setiap individu itu sendiri. Namun, mereka yang memiliki kecemasan sosial, cenderung lebih mudah menyesali sesuatu yang ada pada diri mereka, dan selalu menyalahkan diri mereka sendiri. Rasa malu bisa memicu gagasan dan perilaku cemas, tetapi itu normal. Serta bukan diagnosis yang dapat mengganggu kualitas hidup si penderita.

2. Introvert merupakan energi sosial

Unsplash/Artem Kovalev

Introvert sangat bertolakbelakang dengan rasa malu dan kecemasan sosial. Rasa malu memengaruhi cara seseorang berinteraksi secara sosial, dan introvert adalah suatu energi yang gak bisa dipisahkan dari orang tertentu. Introvert didapatkan melalui waktu yang dihabiskan sendirian, sementara ekstrovert mendapatkan energi dari berinteraksi dengan orang lain. 

Seorang introvert, selalu menghapus stimulan sosialnya agar tetap bersemangat dan bahagia, dan biasanya introvert mudah lelah ketika bersosialisasi. Seorang introvert bisa saja menolak undangan pesta, tetapi seseorang dengan kecemasan sosial akan merasa kecewa pada dirinya sendiri, khawatir tentang apa yang orang akan pikirkan tentang ketidakhadiran mereka diacara tersebut.

Psikolog Ellen Hendrikson menjelaskan bahwa introvert adalah suatu sifat, dari kepribadian bawaan. Tapi, orang dengan kecemasan sosial terbentuk bukan dari bawaan lahir, melainkan banyak faktor yang memengaruhinya, termasuk lingkungan dan pemikiran.

Baca Juga: Mitos vs. Fakta: Gimana Sih Rasanya Kena Serangan Panik?

Verified Writer

Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya