TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Fenilalanin bagi Tubuh: Manfaat hingga Efek Samping

Tidak dapat diproduksi tubuh

ilustasi susu dan telur (pexels.com/Mikhail Nilov)

Fenilalanin merupakan asam amino yang ditemukan dibanyak makanan. Ada dua bentuk fenilalanin, L-fenilalanin dan D-fenilalanin. Keduanya hampir sama namun, memiliki struktur molekul yang berbeda.

Tubuh tidak dapat memproduksi cukup L-fenilalanin sendiri, sehingga kamu perlu mendapatkannya dari makanan. Sumber yang baik fenilalanin seperti telur, susu, daging, dan lainnya. Tubuh menggunakan L-fenilalanin untuk membuat protein. Fenilalanin juga digunakan untuk beberapa pengobatan medis, seperti gangguan kulit dan depresi. Untuk lebih lengkapnya, simak artikel berkut.

1. Apa itu fenilalanin?

ilustrasi protein (pexels.com/Klaus Nielsen)

Melansir WebMD, fenilalanin adalah asam amino, ‘blok pembangun’ protein. Ada dua bentuk fenilalanin, yaitu D-fenilalanin dan L-fenilalanin. D-fenilalanin bukanlah asam amino esensial, ini berkebalikan dengan L-fenilalanin yang merupakan asam amino esensial. 

Fenilalanin adalah komponen dalam beberapa protein dan enzim penting. Misalnya, tubuh dapat mengubah fenilalanin menjadi tirosin yang digunakan untuk mensistesis neurotransmiter dopamin dan nerepinefrin.

Baca Juga: 5 Sinyal Kamu Mengonsumsi Protein Berlebihan, Berat Badan Bisa Naik

2. Manfaat fenilalanin

ilustrasi vitiligo, kondisi yang mirip dengan panu (cpr.org)

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi suplemen fenilalanin bersamaan dengan perawatan sinar ultraviolet (UV) dapat memperbaiki pigmentasi kulit pada penderita vitiligo, suatu kondisi kulit yang menyebabkan hilangnya pigmen kulit. Selain itu, studi terbaru juga menunjukkan kadar fenilalanin yang rendah dapat dikaitkan dengan gangguan depresi mayor.

Selain vitiligo dan depresi, manfaat fenilalain bagi tubuh adalah:

  • Menghilangkan rasa sakit. Beberapa penelitian yang lebih tua telah menemukan bahwa D-fenilalanin mungkin menghilangkan rasa sakit.
  • Meringankan gejala penarikan alkohol. Menurut studi 2011, menggunakan suplemen mengandung D-fenilalanin bersama dengan asam amino lainnya dapat membantu meringankan gejala penarikan alkohol.
  • Penyakit parkinson. Sebuah studi menunjukkan, fenilalanin dapat mendukung parkinson. Tirosin juga dipelajari untuk efek dan fungsi otak dan parkinson.
  • Untuk kesehatan saraf. Tubuh menggunakan fenilalanin untuk menghasilkan neurotransmitter neropinefrin, yang memiliki banyak fungsi seperti membantu sinyal perjalanan antara otak dan sel-sel saraf tubuh, mempertahankan keadaan waspada, meningkatkan memori, mengurangi rasa lapar.

3. Sumber makanan

ilustrasi sumber fenilalanin (pexels.com/Lorena Galeano)

Para ilmuwan mengatakan, fenilalanin sebagai asam amino esensial, yang berarti tubuh manusia tidak dapat memproduksi fenilalanin sendiri. Sehingga, fenilalanin berasal dari sumber makanan.

Studi 2020 menjelaskan, fenilalanin merupakan komponen dari banyak protein alami, makanan berprotein tinggi merupakan sumber yang baik dari asam amino esensia. Berikut beberapa sumber makanan utam yang mengandung fenilalanin:

  • Produk hewani: daging, susu, ikan, telur, keju, yoghurt, dan lainnya.
  • Kacang-kacangan: almond, kacang mete, kenari, kacang merah, dan lainnya.
  • Produk kedelai: tempe, tahu, edamame, kedelai.
  • Makanan laut: salmon, tuna, udang, lobster, dan lainnya.

4. Efek samping

ilustrasi ibu hamil (pexels.com/Pixabay)

Jumlah yang ditemukan secara alami dalam makanan kemungkinan tidak menimbulkan risiko bagi seseorang yang sehat. Mengonsumsi suplemen 12 gram per hari tidak menimbulkan efek samping. Namun, sebaiknya gunakan fenilalanin hanya sesuai petunjuk dokter. Berikut efek samping jika mengonsumsi fenilalanin berlebihan:

  • Skizofrenia: fenilalanin dapat memperburuk gangguan gerakan pada penderita skizofrenia.
  • Hamil dan melahirkan: menurut studi 2015, perempuan dengan fenilketonuria atau PKU (fenilalanin menumpuk dalam tubuh) memiliki kemungkinan yang tinggi anak menderita fenilketonuria juga. Bayi dengan sindrom PKU cenderung memiliki masalah kesehatan seperti cacat jantung, gangguan kognitif, mikrosefali, pembatasan pertumbuhan intrauterin.
  • Kognisi dan suasana hati: menurut studi 2011, satu kelompok orang dewasa dengan PKU mengambil suplemen fenilalanin selama 4 minggu, sementara kelompok orang dewasa dengan PKU menggunakan plasebo dengan jumlah waktu yang sama. Orang dengan plasebo melaporkan suasana hati lebih baik, daripada orang yang menerima suplemen fenilalanin.

Baca Juga: 5 Fakta Whey Protein, Protein Terbaik untuk Tingkatkan Massa Otot

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya