TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hari Ozon Sedunia, Apa Bahaya Penipisan Lapisan Ozon bagi Kesehatan?

Lapisan ozon melindungi dari sinar ultraviolet matahari

ilustrasi atmosfer (pexels.com/Pixabay)

Ozon yang berada di stratosfer terbentuk secara alami dari reaksi antara radiasi ultraviolet matahari dengan molekul oksigen. Lapisan ozon tersebut mampu mengurangi jumlah sinar ultraviolet yang mencapai permukaan bumi.

Adanya kerusakan pada lapisan ozon menyebabkan masalah kesehatan bagi manusia dan lingkungan. Maka dari itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan 16 September sebagai Hari Pelestarian Lapisan Ozon Internasional atau Hari Ozon Sedunia.

Melalui momentum tersebut, diharapkan semua masyarakat ikut berperan serta dalam melestarikan lapisan ozon, salah satunya menggunakan produk yang ramah ozon. Apa saja bahaya penipisan lapisan ozon bagi kesehatan? Berikut penjelasannya!

1. Meningkatkan risiko kanker kulit

ilustrasi kanker kulit (pexels.com/Anna Tarazevich)

Lapisan ozon bermanfaat sebagai “perisai” atau pelindung semua makhluk di bumi dari sinar ultraviolet matahari. Seperti dijelaskan oleh U.S. Environmental Protection Agency (EPA), penipisan lapisan ozon meningkatkan jumlah ultraviolet B (UVB) yang mencapai permukaan bumi. 

Studi laboratorium dan epidemiologi menunjukkan bahwa sinar ultraviolet B (UVB) menyebabkan kanker kulit tertentu. American Cancer Society menyebutkan, sebagian besar kanker kulit disebabkan paparan sinar ultraviolet dari sinar matahari. Baik kanker sel basal maupun sel skuamosa cenderung ditemukan di bagian kulit yang terpapar sinar matahari.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), radiasi ultraviolet mampu meningkatkan risiko kanker melalui dua cara, yaitu sinar ultraviolet secara langsung dapat merusak DNA dan dapat melemahkan kekebalan tubuh.

Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Kita Harus Rajin Pakai Tabir Surya

2. Meningkatkan risiko kulit terbakar

ilustrasi kulit terbakar (freepik.com/rawpixel.com)

Selain dapat meningkatkan risiko kanker, paparan sinar ultraviolet juga mengakibatkan kulit terbakar atau sunburn. Radiasi sinar ultraviolet dalam jumlah besar dapat membunuh sebagian besar sel kulit lapisan atas, sementara sel kulit yang masih bertahan mengalami kerusakan.

Salah satu tanda yang mudah diketahui yaitu kemerahan pada kulit setelah paparan sinar matahari. Sementara itu, kondisi yang lebih parah dapat mengakibatkan kulit melepuh atau mengelupas.

3. Meningkatkan risiko penuaan dini pada kulit

ilustrasi kulit (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sinar ultraviolet juga dapat menyebabkan penuaan dini pada kulit. Menurut WHO, paparan sinar ultraviolet memicu penuaan pada kulit dapat terjadi dengan beberapa cara.

UVB dapat menstimulasi proliferasi sel pada lapisan kulit terluar. Makin banyak sel yang dihasilkan membuat epidermis menebal.

Selain itu, UVA yang masuk menembus kulit lebih dalam dapat mengganggu jaringan ikat. Akibatnya, kulit menjadi kehilangan elastisitasnya sehingga membuat kulit menjadi kendur atau muncul kerutan. Sinar ultraviolet juga dapat membuat kulit lebih kering sehingga kulit menjadi kasar.

4. Meningkatkan risiko katarak

ilustrasi mata (pexels.com/João Jesus)

Tidak hanya menyebabkan masalah pada kulit, sinar ultraviolet juga menyebabkan masalah pada mata. Paparan sinar ultraviolet menyebabkan kornea mengalami peradangan.

Selain itu, sinar ultraviolet juga dapat memicu terbentuknya lapisan keruh pada lensa mata atau katarak. Jika tidak ditangani, katarak akan mengganggu penglihatan dan mengakibatkan kebutaan. Masalah lain pada mata termasuk pterigium atau pertumbuhan jaringan yang dapat menghalangi penglihatan hingga degenerasi makula.

Verified Writer

Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya