TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Benarkah Daging Olahan Meningkatkan Risiko Kanker?

Daging olahan temasuk karsinogen

ilustrasi daging olahan (unsplash.com/Ball Park Brand)

Kanker merupakan pertumbuhan sel tubuh di luar kendali. Penyebabnya pun beragam, salah satunya karena bahan pemicu kanker atau karsinogenik. Ada berbagai bahan karsinogenik yang telah diteliti, misalnya asap rokok dan sinar ultraviolet.

Selain itu, daging olahan juga kerap disebut menjadi salah satu faktor risiko kanker. Benarkah daging olahan meningkatkan risiko kanker? Simak faktanya di bawah ini!

1. Perbedaan antara daging olahan dengan daging merah

ilustrasi sosis, salah satu daging olahan (unsplash.com/The BlackRabbit)

Daging olahan mengacu pada daging yang diolah sedemikian rupa dengan pengasinan, pengawetan, fermentasi, pengasapan, atau proses lainnya untuk meningkatkan rasa atau meningkatkan pengawetan. Contoh daging olahan di antaranya sosis, kornet, bacon, dan lainnya.

Sementara itu, daging merah mengacu pada semua daging dari hewan mamalia, contohnya daging sapi, daging kambing, daging domba, daging kerbau, daging kuda, dan lain-lain. Beberapa daging olahan berasal dari daging merah, tetapi daging ayam dalam bentuk nuget juga termasuk daging olahan.

Baca Juga: 7 Gejala Kanker Usus Besar pada Pria, Perhatikan ya!

2. Daging olahan termasuk karsinogen

ilustrasi makanan pemicu kanker (pexels.com/Anna Tarazevich)

Peneliti menemukan hubungan yang kuat antara mengonsumsi daging olahan dengan risiko kanker. International Agency for Research on Cancer (IARC), yang termasuk bagian dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), memasukkan daging olahan ke dalam kategori carcinogenic to humans (Group 1) atau karsinogen bagi manusia.

Kategori tersebut menunjukkan adanya bukti yang cukup mengenai tingkat karsinogenisitasnya pada manusia. Bukti studi epidemiologi menunjukkan bahwa mengonsumsi daging olahan menyebabkan kanker kolorektal.

Berbeda dengan daging olahan, daging merah dikategorikan sebagai probably carcinogenic to humans (Group 2A) atau kemungkinan karsinogen bagi manusia.

Pengelompokan tersebut berdasarkan bukti yang masih terbatas dari penelitian epidemiologi yang menunjukkan adanya hubungan antara mengonsumsi daging merah dengan berkembangnya kanker kolorektal.

Dalam sebuah tinjauan sistematis berjudul "Food groups and risk of colorectal cancer" dalam International Journal of Cancer tahun 2017, dijelaskan bahwa konsumsi daging olahan hingga 60 gram per hari meningkatkan risiko kanker kolorektal hingga 20 persen. Sementara itu, mengonsumsi daging merah 150 gram per hari meningkatkan risiko kanker kolorektal hingga 20 persen.

3. Bagaimana daging olahan dapat memicu kanker?

ilustrasi sel (pixabay.com/skylarvision)

Cancer Research UK menjelaskan, bahan kimia yang ditemukan pada daging, ditambah pemrosesan yang dilakukan dapat meningkatkan risiko kanker. Misalnya, daging mengandung haem yang secara alami terdapat pada daging maupun daging olahan. Haem dapat merusak sel dan menyebabkan bakteri yang ada di tubuh menghasilkan bahan kimia berbahaya sehingga meningkatkan risiko kanker.

Daging olahan juga mengandung nitrat dan nitrit yang digunakan untuk menjaga daging tetap segar dalam waktu lama. Ketika mengonsumsi daging olahan tersebut, nitrit akan berubah menjadi bahan kimia penyebab kanker, yaitu senyawa N-nitroso, sehingga meningkatkan risiko kanker.

Menambahkan penjelasan dari World Cancer Research Fund International (WCRFI), daging olahan juga sering dimasak menggunakan suhu tinggi sehingga makin meningkatkan paparan heterosiklik amina dan polisiklik aromatik hidrokarbon.

4. Mengenal kanker kolorektal

ilustrasi kanker kolorektal (pexels.com/Anna Tarazevich)

Kanker terjadi ketika sel tubuh yang semula normal menjadi tumbuh di luar kendali. Kanker kolorektal atau kanker usus besar adalah kanker yang terjadi pada usus besar dan rektum. 

Data dari WCRFI menunjukkan bahwa kanker kolorektal merupakan kanker paling sering nomor tiga di seluruh dunia. Selain itu, kanker kolorektal menjadi kanker nomor tiga paling sering dialami pria dan kanker nomor dua paling sering dialami oleh perempuan.

Baca Juga: 6 Karsinogen yang Ada di Sekitar, Zat Penyebab Kanker!

Verified Writer

Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya