TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengapa Penderita Pneumonia Mengalami Sesak Napas?

Pneumonia sebabkan radang pada paru-paru

ilustrasi paru-paru (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Pneumonia merupakan penyakit akibat infeksi pada paru-paru. Infeksi yang terjadi bisa memengaruhi satu atau kedua paru-paru. Pneumonia bisa ditularkan ketika orang yang sedang terinfeksi batuk atau bersin. 

Sebagian orang dapat sembuh dari pneumonia. Namun, tingkat pemulihannya akan berbeda-beda setiap orang yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti tingkat keparahan dan kesehatannya. Semakin parah pneumonia, maka pemulihannya bisa menjadi lebih lama. Adanya pneumonia dapat menimbulkan beberapa gejala, salah satunya sesak napas. Pertanyaannya, mengapa penderita pneumonia mengalami sesak napas? Berikut informasinya!

1. Fungsi paru-paru

ilustrasi alveoli (educalingo.com)

Dilansir National Heart, Lung, and Blood Institute, pertukaran gas antara oksigen dengan karbon dioksida terjadi di alveoli. Alveoli dikelilingi oleh pembuluh darah kecil, yaitu pembuluh darah kapiler. 

Ketika menghirup napas, udara akan memasuki saluran napas menuju kantung udara atau alveoli paru-paru. Selanjutnya, oksigen akan menuju pembuluh darah kapiler di sekitar alveoli untuk diambil oleh sel darah merah. Di saat yang bersamaan, gas karbon dioksida yang sudah tidak terpakai di pembuluh darah kapiler dekat alveoli selanjutnya dikeluarkan ketika menghembuskan napas. Sel darah merah kaya oksigen dari alveoli selanjutnya akan menuju jantung untuk dipompa ke seluruh tubuh.

Baca Juga: 5 Pose Yoga untuk Meredakan Asma, Gak Sesak Napas Lagi

2. Proses pertukaran gas di sel

ilustrasi sel darah merah (pixabay.com/Vector8DIY)

Setiap sel tubuh memerlukan oksigen agar tetap hidup. Udara yang kita hirup mengandung gas oksigen dan gas lainnya.

Oksigen yang masuk dari paru-paru selanjutnya akan menuju pembuluh darah dan dibawa oleh sel darah merah ke seluruh tubuh. Setiap kali oksigen dibawa oleh sel darah merah ke sel tubuh, di saat itu pula karbon dioksida ditukarkan. Sel darah merah yang mengandung karbon dioksida kemudian menuju ke jantung yang nantinya dipompa menuju paru-paru untuk ditukarkan dengan gas oksigen.

3. Mengenal pneumonia

ilustrasi infeksi paru-paru (pexels.com/Monstera)

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), pneumonia merupakan infeksi pernapasan akut yang memengaruhi organ paru-paru. Paru-paru memiliki banyak kantung udara bernama alveoli. Pada orang yang sehat, alveoli terisi oleh udara ketika bernapas.

Menambahkan penjelasan dari American Lung Association, pneumonia merupakan penyebab anak-anak dan orang dewasa menjalani rawat inap rumah sakit. Kebanyakan kasus pneumonia dapat ditangani dengan baik meskipun memerlukan waktu pemulihan hingga beberapa minggu.

4. Faktor risiko pneumonia

ilustrasi sakit (pexels.com/Anna Shvets)

Semua orang bisa mengalami pneumonia. Namun, terdapat beberapa kelompok yang lebih berisiko tinggi sehingga meningkatkan kemungkinan seseorang menjadi sakit dan mengalami sakit yang lebih parah.

Mereka yang berusia 65 tahun atau lebih merupakan kelompok yang rentan karena sistem imun yang dimiliki sudah melemah. Selain itu, bayi dan anak-anak kurang dari 2 tahun juga rentan karena sistem imun mereka yang belum terbentuk sempurna. Memiliki penyakit penyerta seperti penyakit pada paru atau penyakit kronis seperti diabetes atau penyakit jantung juga merupakan faktor risiko pneumonia. Kebiasaan merokok juga merupakan faktor risiko pneumonia karena rokok merusak paru-paru.

Baca Juga: 12 Cara Alami untuk Melegakan Sesak Napas, Jangan Panik!

Verified Writer

Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya