TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

10 Oktober Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, Inilah Tema 7 Tahun Terakhir

Setiap tahunnya memiliki tema yang berbeda

unsplash.com/Allef Vinicius

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan jiwa adalah kondisi seseorang menyadari akan potensi yang ada pada dirinya, mampu mengatasi tekanan hidup, produktif dalam bekerja, serta aktif berkontribusi pada masyarakat atau orang-orang di sekitar.

Setiap tahunnya, Hari Kesehatan Mental Sedunia (World Mental Health Day) diperingati setiap tanggal 10 Oktober, sejak dicanangkan pertama kali tahun 1992 oleh World Federation for Mental Health (WFMH).

Hari peringatan ini adalah upaya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan jiwa untuk lebih diprioritaskan, bukan cuma kesehatan fisik. Peringatan ini juga upaya untuk terus mengajak masyarakat untuk meningkatkan kepedulian terhadap orang-orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dan menghormati hak-hak mereka dalam proses pemulihan dirinya.

Tema dari Hari Kesehatan Mental Sedunia (HKMS) berbeda-beda setiap tahunnya, sesuai dengan apa yang menjadi prioritas di tahun tersebut. Berikut ini rangkuman tema dalam 7 tahun terakhir. 

1. "Living with Schizophrenia" (2014)

pixabay.com/Clard

Tema global HKMS yang diusung pada tahun 2014 adalah "Living with Schizophrenia", sementara sub tema di tingkat nasional adalah "Kepedulian Keluarga dan Masyarakat dalam Pemberdayaan ODGJ".

Tema ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya penanganan dini yang tepat bagi orang dengan skizofrenia agar tetap bisa beraktivitas secara produktif dan kualitas hidupnya terjaga.

Peringatan ini dilakukan oleh sekitar seribu orang yang berkumpul di seputar Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta. Kegiatan yang dilakukan meliputi penandatanganan papan seruan nasional kepedulian terhadap ODGJ, penandatanganan Piagam Seruan Nasional Stop Stigma dan Diskriminasi terhadap ODGJ, dan penandatanganan komitmen dukungan kepada orang dengan skizofrenia.

Sebagai penutup acara, ada penampilan tarian flash mob disertai membentangkan spanduk berisi dukungan pada orang dengan skizofrenia sembari menyalakan Lighting the Hope for Schizophrenia, yaitu lampu berbentuk lilin.

Baca Juga: Supaya Gak Gagal Paham, Mari Luruskan 6 Mitos Tentang Skizofrenia Ini!

2. "Dignity in Mental Health" (2015)

verywellmind.com

Melansir laman depkes.go.id, HKMS tahun 2015 mengusung tema: “Dignity In Mental Health” dengan sub tema “Menuju Layanan Kesehatan Jiwa Yang Bermartabat”. Maksud dari tema tersebut adalah seruan untuk menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap ODGJ.

Perayaan puncak dilakukan sehari setelah HKMS di Taman Kota Waduk Pluit. Rangkaian acaranya meliputi senam nusantara, dialog interaktif, peluncuran layanan kesehatan jiwa melalui android, dan catatan rekor MURI, yakni melukis terbanyak oleh ODGJ dari berbagai rumah sakit jiwa

Rangkaian acara lainnya, di samping terdapat pameran hasil karya orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) dan ODGJ serta pameran program LSM, disediakan pula pelayanan konseling kesehatan jiwa untuk anak hingga lansia, konseling NAPZA dan HIV, serta penampilan band penyandang autisme dan band RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan, Jakarta.

3. "Dignity in Mental Health — Psychological & Mental Health First Aid for All" (2016)

pexels.com/cottonbro

Tema HKMS tahun 2017 adalah "Dignity in Mental Health — Psychological & Mental Health First Aid for All" atau pertolongan pertama psikologis dan kesehatan jiwa bagi semua orang.

Kementerian Kesehatan menyampaikan tiga poin penting pada puncak HKMS tahun ini. Pertama adalah peluncuran dan peresmian dua video animasi kartun bertema "Aku dan Keluargaku serta Aku dan Teman-Temanku".

Kedua adalah peluncuran papan bermain atau board game sebagai sarana edukasi dan bermain bagi anak dan keluarga. Ada pula pelaksanaan walk the talk, yakni kegiatan jalan bersama dengan saling berkomunikasi, menerima informasi, dan edukasi tentang kesehatan jiwa.

4. "Mental Health in the Workplace" (2017)

theceomagazine.com

Tema yang diangkat pada HKMS tahun 2017 adalah "Kesehatan Jiwa yang Prima Mewujudkan Produktivitas Kerja dan Kesejahteraan Keluarga" dengan sub tema "Kesehatan Jiwa di Tempat Kerja".

Stres di tempat kerja yang tidak dapat dihindari, ditambah dengan sumber stres lainnya di keluarga atau lingkungan masyarakat. Bila kondisi ini tidak diatasi dengan baik dan benar, maka bisa meningkatkan risiko gangguan jiwa. Oleh karena itu, kesehatan jiwa di tempat kerja harus diperhatikan dengan baik, karena bisa berdampak buruk pada produktivitas dan kinerja pegawai.

5. Young People and Mental Health in A Changing World (2018)

unsplash.com/Simon Maage

Tema dari HKMS tahun 2018 adalah “Generasi Muda yang Berbahagia, Tangguh, dan Sehat Jiwa Menghadapi Perubahan Dunia”. Fokusnya adalah generasi muda dan dampak dari perubahan dunia padanya. 

Generasi muda menghabiskan banyak waktu di dunia maya, sehingga mereka rentan mengalami kejahatan siber, perundungan siber, bahkan kecanduan video game yang bertema kekerasan.

Remaja yang tidak dapat mengendalikan dirinya dan keluarga yang gagal memberi bimbingan dan arahan dikhawatirkan akan mengalami masalah kesehatan jiwa di kemudian hari, apalagi jika tidak dideteksi dan ditangani secara dini.

Perayaan HKMS dilaksanakan di Auditorium Siwabessy Kantor Kementerian Kesehatan RI, Jakarta. Bentuk kegiatan yang dilakukan berupa dialog interaktif dengan Menteri Kesehatan, talkshow dan launching media psikoedukasi kesehatan jiwa anak dan remaja (meliputi kartu seri ekspresi, kartu seri satwa indonesia dan kartu seri buah indonesia).

Selain itu, juga dilaksanakan pengabdian masyarakat di Lapas Anak Wanita Tangerang dalam bentuk Gelar Wicara dan Deteksi Dini Kesehatan Jiwa bagi Warga Lapas, temu media dan temu blogger.

6. "Mental Health Promotion and Suicide Prevention" (2019)

unsplash.com/Dan Meyers

Tahun 2019, WHO mengajak kita untuk turut berkontribusi terhadap masalah kesehatan jiwa melalui tantangan bertajuk “40 Second of Action”. Karena, berdasarkan data, setiap 40 detik sekali terjadi kasus bunuh diri di seluruh dunia.

Selain itu, tujuan lainnya untuk meningkatkan kesadaran bahwa kasus bunuh diri menjadi masalah kesehatan global dan meningkatkan pengetahuan bagaimana mencegah terjadinya bunuh diri.

Pelaksanaannya adalah memberikan 40 detik waktu untuk bercerita tentang kondisi diri sendiri kepada orang yang dipercaya, atau mengajak berbicara teman yang menderita gangguan mental. Tujuannya adalah agar mereka tahu bahwa mereka tidak sendirian. Aksi ini juga dilakukan melalui iklan layanan kesehatan mental di media atau melakukannya sesuai dengan profesi masing-masing. 

Gerakan "40 second of action" dapat dilakukan dengan mengunggah di media sosial tanggal 10 Oktober, yang berisikan pesan tentang bagaimana upaya untuk tiap individu untuk mencegah kasus bunuh diri.

Unggahan tersebut dapat disertai dengan tagar #40seconds dan #WorldMentalHealthDay. Jika sumber dari orang yang terkena mental illness, tetaplah menjaga privasi identitasnya, kecuali atas persetujuan mereka untuk mempublikasikannya. 

Baca Juga: Banyak Manfaatnya, Ini 6 Hobi yang Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental

Verified Writer

Hesti Mahmudah

Belajar meracik kata-kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya