TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Binge Drinking, Minum Minuman Beralkohol secara Berlebihan

Bisa menimbulkan berbagai masalah serius, lho

Ilustrasi kecanduan alkohol (pexels.com/rebcenter moscow)

Binge drinking merupakan pola perilaku mengonsumsi minuman beralkohol yang berlebihan. Biasanya masalah ini ditandai dengan tingkat konsentrasi alkohol dalam darah mencapai 0,80 g/dL (gram per desiliter) atau lebih.

Sejauh ini, binge drinking tidak termasuk ke dalam sebuah kondisi yang berdiri sendiri dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5). Individu dengan perilaku binge drinking terkadang dilabeli sebagai binge drinker. 

Kendati demikian, label tersebut tidak disarankan untuk digunakan oleh National Institute on Drug Abuse (NIDA). Sebaliknya, individu dengan binge drinking ada baiknya dilabeli dengan diagnosis gangguan penyalahgunaan alkohol (dengan kategori ringan, sedang, atau berat).

1. Tanda

Ilustrasi konsumsi alkohol (pexels.com/MART PRODUCTION)

Binge drinking memiliki efek yang berbeda pada setiap orang yang mengalaminya. Intinya, apabila konsumsi alkohol menyebabkan masalah bagi produktivitas dalam ranah pekerjaan, pendidikan, hingga merambah ke situasi sosial, ini merupakan tanda masalah yang membutuhkan penanganan segera. 

Terkait tanda-tanda binge drinking lainnya, mencakup:

  • Minum minuman beralkohol lebih sering.
  • Cenderung mengawali hari dengan minum alkohol.
  • Menjadi defensif tentang perilaku minumnya.
  • Kesulitan menghentikan kebiasaan tersebut.
  • Membutuhkan lebih banyak minuman beralkohol untuk mendapatkan efek yang sama.
  • Menghabiskan lebih banyak waktu untuk minum.
  • Merasa gemetar, lemah, atau mual jika tidak minum alkohol dalam waktu yang lumayan lama.
  • Melakukan aktivitas berbahaya saat minum alkohol.

Baca Juga: Mengapa Minuman Beralkohol Merusak Organ Hati?

2. Tipe

Ilustrasi laki-laki minum alkohol (pexels.com/Anete Lusina)

Berbagai faktor dapat berkontribusi pada perilaku binge drinking. Faktor tersebut termasuk faktor genetik, psikologis, lingkungan dan sosial. Di samping itu, terdapat berbagai jenis binge drinking yang terdiri dari:

  • Alcohol derivation effect: terjadi ketika seseorang dengan gangguan penyalahgunaan alkohol minum secara berlebihan. Dampak dari perilaku ini adalah kemunculan sinyal endorfin secara berlebihan dan regulasi keseimbangan reseptor opioid terganggu.
  • Stress-related binge drinking: bagi sebagian orang, mengonsumsi minuman beralkohol bisa jadi cara untuk meredakan stres. Mereka beranggapan bahwa dengan minum alkohol bisa mendatangkan kembali rasa kontrol diri dan ketenangan.
  • Social binge drinking: kelompok sosial yang sudah terbiasa dengan budaya minum alkohol dapat memengaruhi "orang baru" melakukan hal yang sama sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap lingkungan tersebut.
  • Boredom-related binge drinking: dalam kasus ini, orang mungkin mengonsumsi minuman beralkohol untuk sekadar menghabiskan waktu, mencari sensasi baru, atau mencoba mengenyahkan perasaan monoton hidup.
  • Mood-related binge drinking: kasus ini menyebabkan seseorang mengonsumsi minuman beralkohol dalam jumlah yang banyak dan cepat untuk menghilangkan perasaan sedih atau cemas. Singkatnya, minum alkohol dijadikan mekanisme koping negatif untuk mengelola tekanan. 

3. Dampak

Ilustrasi dampak konsumsi alkohol berlebihan (pexels.com/MART PRODUCTION)

Mengacu pada keterangan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), binge drinking bisa mendatangkan konsekuensi signifikan terhadap kesehatan. Ini berkaitan dengan dampak jangka pendek maupun jangka panjang. 

Dampak jangka pendek binge drinking mencakup: 

  • Sakit kepala.
  • Sakit perut dan diare.
  • Mual dan muntah.
  • Keracunan alkohol.
  • Terganggunya koordinasi dan persepsi.
  • Terganggunya mekanisme pertahanan diri yang dapat meningkatkan kemungkinan perilaku berisiko.
  • Risiko terhadap cedera dan kekerasan. 

Sementara untuk dampak jangka panjangnya adalah: 

  • Melemahnya sistem kekebalan tubuh.
  • Risiko kemunculan penyakit hati, seperti sirosis dan hepatitis.
  • Masalah kardiovaskular, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan stroke.
  • Masalah terhadap sistem pencernaan.
  • Risiko terjadinya kanker tertentu, seperti kanker payudara, hati, usus besar, mulut dan tenggorokan.
  • Masalah kesehatan mental, seperti gangguan kecemasan dan depresi.
  • Masalah yang berimbas pada kehidupan sosial, seperti pengangguran dan kekerasan dalam rumah tangga.

4. Bagaimana cara menghentikan perilaku ini?

Ilustrasi minum alkohol (pexels.com/Laura Tancredi)

Binge drinking menyuguhkan konsekuensi negatif bagi kesehatan. Jika tidak mendapatkan penanganan dengan tepat, bukan tidak mungkin perilaku ini bisa berisiko mengancam jiwa. Oleh karenanya, penting bagi siapa saja untuk menghentikan perilaku tersebut.

Beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk membantu menghentikan perilaku binge drinking, yakni:

  • Sebisa mungkin menghindari pemicunya, baik yang disuguhkan oleh orang lain atau lingkungan tertentu.
  • Menetapkan komitmen pada diri sendiri untuk mengurangi dan membatasi minum alkohol.
  • Identifikasi alasan yang menjadi penyebab di balik perilaku binge drinking (bisa jadi karena stres, trauma, persoalan terkait harga diri, kecemasan sosial, mencoba adaptasi, atau kebosanan).
  • Jika penyebab dikaitkan dengan kondisi tertentu, maka tidak ada salahnya mempertimbangkan pelatihan terapi, konseling, atau kelompok pendukung. 

Baca Juga: 10 Efek Kesehatan Jangka Panjang Minum Minuman Beralkohol

Verified Writer

Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya