TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Penyebab Trombosit Rendah pada Ibu Hamil, Haruskah Khawatir?

Wajib diagnosis oleh dokter

ilustrasi darah (pexels.com/Artem Podrez)

Kesehatan darah saat hamil merupakan hal penting yang wajib diperhatikan. Selain tekanan darah tinggi, ibu hamil rentan mengalami penurunan kadar trombosit. The New England Journal of Medicine mencatat, sekitar 10 persen kehamilan mengalami kondisi kesehatan tersebut.

Menduduki posisi kedua setelah preeklampsia, apa penyebab trombosit rendah pada ibu hamil? Baca terus untuk mengetahui penjelasan dan bentuk pengobatannya. 

Baca Juga: Minum Larutan Penyegar untuk Ibu Hamil, Apakah Boleh? 

Jumlah trombosit normal

ilustrasi darah (pexels.com/Karolina Grabowska)

Trombosit atau pletelets adalah fragmen sel kecil tidak berwarna yang ada dalam darah kita. Fragmen ini nantinya membentuk gumpalan yang dapat menghentikan atau mencegah pendarahan, melansir Red Cross Blood.

Bagian dari darah ini diproduksi di sumsum tulang. Organ tubuh tersebut mengandung sel induk yang berkembang menjadi sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.

Trombosit berfungsi untuk mencegah pendarahan dalam tubuh. Bagian ini berperan mencegah kehilangan lebih banyak darah saat mengalami cedera. Trombosit makin penting saat hamil karena dapat mencegah pendarahan berlebihan selama dan setelah melahirkan.

Jumlah normal sel ini berkisar antara 150 ribu hingga 450 ribu trombosit per mikroliter darah. Ketika jumlah trombosit berada di bawah angka 150 ribu, maka dikatakan kekurangan trombosit, melansir John Hopkins Medicine.

Sebuah studi dalam American Journal of Obstetrics and Gynecology mencoba membandingkan jumlah normal trombosit pada ibu hamil. Hasilnya, jumlah trombosit memang menurun pada trimester akhir kehamilan.

Rata-rata jumlah trombosit pada trimester pertama adalah 251 ribu trombosit per mikroliter darah. Jika dibandingkan dengan perempuan tidak hamil, angka tersebut lebih rendah.

Pasalnya, perempuan tidak hamil memiliki kadar trombosit sekitar 273 ribu. Jumlah tersebut terus menurun seiring bertambahnya usia kehamilan. Rata-rata jumlah trombosit saat lahir menjadi 217 ribu trombosit.

Namun, penelitian menunjukkan bahwa dari 4.568 peserta penelitian, 10 persen di antaranya didiagnosis kekurangan trombosit. Adapun jumlah trombositnya kurang dari 150 ribu saat lahir.

Penyebab trombosit rendah pada ibu hamil

Berkurangnya trombosit bisa jadi hal wajar pada kehamilan. Namun, jika penurunan jauh melebihi batas normal maka perlu diwaspadai. 

Beberapa kondisi kesehatan berikut mungkin menjadi penyebab trombosit rendah pada ibu hamil. 

1. Trombositopenia Gestasional (GT)

ilustrasi darah (pixabay.com/Vector8DIY)

Trombositopenia Gestasional (GT) merupakan kondisi rendahnya trombosit selama kehamilan. Pemicu utamanya adalah perubahan yang dialami sistem tubuh selama mempersiapkan diri menyambut janin.

Selama masa kehamilan, tubuh membuat lebih banyak plasma darah sehingga terjadi peningkatan volume darah dan menyebabkan hemodilusi. Artinya, jumlah sel trombosit yang sama dalam volume darah yang lebih besar. Tidak heran, jika jumlah trombosit per mikroliter darah turun, melansir Very Well Health.

Kurangnya trombosit dalam kasus ini dianggap wajar dan tidak menimbulkan pendarahan. Bahkan, umumnya tidak berkaitan dengan risiko kehamilan sehingga tidak perlu khawatir.

2. Immune Thrombocytopenic Purpura (ITP)

Penyebab trombosit rendah pada ibu hamil kedua ada Immune Thrombocytopenic Purpura (ITP). ITP adalah kelainan darah yang ditandai dengan penurunan jumlah trombosit dalam darah. Penyebabnya, karena sistem kekebalan dirangsang untuk menyerang trombositnya sendiri. 

Berbeda dengan GT yang didapat selama kehamilan, ITP bisa berkembang jauh sebelum seseorang mengandung. Gejalanya dapat berupa pendarahan abnormal dan jumlah trombosit rendah.

Pemantauan kadar trombosit penting dilakukan selama dan setelah kehamilan karena cukup berbahaya. Komplikasi ITP dapat berbentuk purpura yakni munculnya bintik-bintik ungu pada kulit serta gejala melena yang ditandai dengan tinja berwarna gelap. Selain itu,  bisa pula dengan ekimosis atau lepasnya darah dari pembuluh darah sehingga mengakibatkan pendarahan.

3. Sindrom HELLP dan preeklamsia

ilustrasi darah mengalir di dalam pembuluh darah (pixabay.com/swiftsciencewriting)

Sindrom HELLP merupakan komplikasi kehamilan langka yang dapat menyebabkan ibu kekurangan trombosit. Ini merupakan jenis preeklamsia yang dapat meningkatkan enzim pada liver. HELLP sendiri merupakan singkatan yang terdiri dari:

  • H: Hemolisis, penghancuran sel darah merah (sel yang membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh)
  • EL: Peningkatan enzim hati (bahan kimia yang mempercepat reaksi tubuh, seperti memecah protein)
  • LP: Jumlah trombosit yang rendah.

HELLP berbeda dengan preeklamsia. Seseorang dengan sindrom ini mungkin tidak mengalami tekanan darah tinggi. Meski memang, riwayat preeklamsia menyebabkan seseorang berpotensi terkena HELLP lebih tinggi.

Kondisi ini dapat memicu gumpalan darah, pendarahan hebat, hingga pemisahan plasenta sebelum waktunya. HELLP membutuhkan perawatan medis. Walaupun demikian, kondisi ini tidak memengaruhi fungsi hati dan organ lain pada bayi.

4. Kekurangan nutrisi

Selama kehamilan, sangat penting untuk memperhatikan nutrisi ibu. Asupan dari makanan, minuman, hingga suplemen dapat memengaruhi kesehatan ibu dan janin. Kekurangan vitamin B12 dan asam folat saja misalnya, dapat menyebabkan turunnya jumlah trombosit. 

Kondisi ini memang termasuk jarang terjadi. Terlebih jika ibu mengonsumsi makanan sehat dan bergizi serta mengonsumsi asam folat.

Baca Juga: 14 Tips untuk Ibu Hamil 9 Bulan, Persiapan Sebelum Lahiran

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya