TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Penyebab Salah Bantal dan Cara Mengatasinya Sendiri di Rumah

Gak harus ke dokter, kok~

ilustrasi nyeri leher (pexels.com/Carolina Grabowska)

Salah bantal merupakan istilah yang sering digunakan masyarakat Indonesia untuk menyebut kondisi nyeri setelah bangun tidur. Biasanya, rasa sakit berpusat pada leher belakang hingga pangkal pundak yang identik dengan lokasi sandaran bantal.

Mitos mengatakan, kondisi ini diakibatkan oleh bantal yang gak pernah dijemur. Lantas, benarkah demikian? Lalu, bagaimana pendapat medis terkait kondisi ini? Simak terus untuk tahu uraian lengkapnya.

Apa itu salah bantal?

Salah bantal merupakan sebutan untuk rasa nyeri yang terjadi di bagian leher belakang saat bangun tidur, sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Istilah asing yang tepat untuk menggambarkan kondisi ini, yakni ‘waking up with neck pain’. 

Kondisi ini jelas bukan hal yang menyenangkan untuk mengawali pagi. Kamu mungkin akan merasa pegal dan tegang seharian, khususnya di area leher. Belum lagi rasa nyeri ketika menggerakkan kepala. 

Penyebab salah bantal

Banyak hal yang mungkin bisa menimbulkan salah bantal. International Journal of Behavioral Medicine menyebutkan, lima persen kasus nyeri bangun tidur kronis diakibatkan oleh masalah tidur. Termasuk posisi dan bentuk bantal yang digunakan.

Untungnya, sebagian besar faktor tersebut bisa dikontrol. Artinya, salah bantal bisa saja dihindari dengan menerapkan aturan tidur yang tepat. Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Posisi tidur yang kurang baik

ilustrasi tidur (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Setiap orang bisa saja memiliki posisi tidur ternyaman. Namun, perhatikan pula karena kamu harus bertahan di posisi yang sama hingga berjam-jam saat tidur. Misalnya, posisi tengkurap. Meski menenangkan, posisi ini mungkin menyebabkan leher terpelintir dan membuat otot tegang.

Bukan hanya leher, tidur tengkurap juga menyebabkan punggung kaku. Terlebih jika tidur di permukaan tanpa penyangga. Perut yang tenggelam ke permukaan kasur, pun dapat memberikan tekanan pada tulang belakang dan otot-otot di punggung, sehingga memicu nyeri saat bangun.

Baca Juga: 8 Penyebab Benjolan di Selangkangan yang Perlu Diwaspadai

2. Bentuk bantal

Kepala dan leher menempel pada bantal ketika tidur. Untuk itu, berinvestasi pada bentuk bantal yang tepat tentu membantu mengurangi risiko salah bantal. Bantal yang dapat menopang kepala dan leher dengan baik akan mengurangi kemungkinan nyeri.

Dilansir Healthline, bantal bulu atau busa memori memungkinkan memberikan rasa ‘menggendong’ pada kepala. Dua pilihan tersebut bisa jadi alternatif untuk bantal sehat dan nyaman.

3. Gerakan mendadak

Penyebab salah bantal satu ini mungkin kurang disadari. Misalnya, kamu gak sengaja menggelengkan kepala keras saat bermimpi dalam tidur. Aktivitas ini dapat membuat otot leher atau bagian tubuh lain menjadi tegang.

Termasuk gerakan memutar tubuh, meringkuk berlebihan, ataupun bangun dari tidur secara mendadak. Seluruhnya menimbulkan stres di beberapa otot tubuh.

4. Mengalami cedera

Keseleo dan otot tegang sebagai cedera olahraga (pexels.com/kindelmedia)

Gak sengaja terjatuh dan terantuk di ujung meja mungkin bisa menyebabkan salah bantal, walau gak terasa di awal. Namun, cedera ini dapat memberikan efek kurang nyaman beberapa hari setelahnya. 

Kamu mungkin gak merasa menyakiti area leher. Namun, beberapa hari kemudian leher terasa nyeri dan sakit.

5. Posisi duduk yang kurang tepat

Terlalu lama membungkuk di depan gawai genggam maupun desktop merupakan salah satu penyebab salah bantal. Hal ini mungkin gak terasa ketika beraktivitas. Namun, saat bangun tidur, timbul nyeri di area tubuh tertentu.

Selain itu, postur tubuh yang buruk juga menjadi pemicunya. Sebab, otot tubuh menjadi kaku dan gak sesuai tempatnya.

6. Kondisi medis

Osteoarthritis dan kompresi saraf bisa jadi dua riwayat penyakit yang menyebabkan nyeri mirip salah bantal. Osteoarthritis sendiri merupakan ausnya jaringan fleksibel ujung tulang, sedangkan kompresi saraf merupakan kondisi saraf terjepit.

Kondisi medis tertentu bisa memicu nyeri berkepanjangan. Kamu memerlukan bantuan dokter untuk mengurangi rasa sakit dan melakukan pengobatan.

Baca Juga: 3 Perbedaan Keputihan Mau Haid dan Hamil, Lihat Warnanya!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya