Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Hipotensi adalah tekanan darah rendah. Hipotensi jelas berbeda dengan hipertensi, atau tekanan darah tinggi. Hipertensi sudah sangat populer di kalangan masyarakat, sedangkan hipotensi malah kurang populer. Tidak banyak orang yang tahu tentang hipotensi, padahal hipotensi bisa dialami oleh siapa saja.
Meskipun hipotensi termasuk tidak berbahaya, namun bisa menjadi salah satu gejala dari penyakit tertentu. Tekanan darah yang normal adalah sekitar 90/60 hingga 140/90 mm Hg. Sedangkan orang-orang yang mengidap hipotensi biasanya memiliki tekanan darah di bawah 90/60 mm Hg.
1. Gejala hipotensi
unsplash.com/Christian Erfurt Tekanan darah manusia memang bisa berubah setiap waktu, karena banyak faktor yang bisa memicu perubahan tekanan darah. Misalnya saja faktor usia, faktor keturunan, aktivitas dan kegiatan yang dilakukan, serta faktor makanan. Para penderita hipotensi biasanya memiliki tekanan darah yang rendah setiap waktu.
Walaupun hipotensi seringkali muncul tanpa gejala, namun kalau tekanan darahnya cukup rendah bisa memunculkan gejala-gejala berikut ini:
- Pusing
- Lemas
- Mual
- Pandangan buram
- Kehilangan keseimbangan
- Pingsan
Baca Juga: Kata Ahli, Ini 7 Kenapa Hasil Tes Tekanan Darah Kurang Akurat
2. Penyebab hipotensi
Banyak sekali faktor yang bisa menyebabkan seseorang memiliki tekanan darah yang rendah, di antaranya kondisi cuaca, usia, atau karena efek samping obat-obatan yang dikonsumsinya. Namun ada beberapa kondisi tertentu yang juga bisa menyebabkan tekanan darah rendah, atau hipotensi. Di antaranya adalah:
- Anemia
- Dehidrasi
- Ketidakseimbangan hormon
- Penyakit jantung
- Kehamilan
- Mengalami syok atau cedera serius
- Kekurangan vitamin
- Reaksi alergi parah
3. Pencegahan Hipotensi
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Walaupun hipotensi termasuk suatu kondisi yang bisa dialami oleh siapa saja, namun beberapa hal berikut ini bisa mengurangi resiko terjadinya hipotensi:
- Mengatur pola makan. Lebih baik mengonsumsi makanan dalam porsi keci tapi sering, dibandingkan mengonsumsi makanan dalam porsi besar sekaligus.
- Jangan langsung berdiri setelah selesai makan. Biarkanlah makanan turun dulu hingga ke perut.
- Kurangi konsumsi kafein di malam hari, dan hindari minum minuman beralkohol.
- Tinggikan kepala dari tubuh ketika tidur.
- Jangan mengubah posisi tubuh secara tiba-tiba, misalnya saja berdiri tiba-tiba sehabis bangun tidur.
- Hindari mengangkat beban berat.
- Rajin memeriksa tekanan darah secara rutin.
Pada umumnya terjadinya hipotensi bisa dicegah dan diatasi dengan melakukan perubahan pola makan dan pola hidup.
4. Pengobatan hipotensi
Dokter biasanya mengobati hipotensi berdasarkan penyebabnya. Kalau hipotensi yang diderita adalah akibat mengonsumsi obat-obatan tertentu, maka dokter akan mengurangi dosisnya atau bahkan mengganti obatnya.
Sedangkan untuk hipotensi yang disebabkan oleh syok atau cedera serius, dokter akan melakukan tindakan-tindakan darurat yang diperlukan. Seperti memberikan obat, infus, atau melakukan transfusi darah.
Untuk hipotensi yang terjadi tanpa penyebab yang pasti, tindakan pertama yang harus dilakukan adalah berbaring dan posisikan kaki lebih tinggi dari jantung. Dan bila hipotensi masih juga belum membaik, segeralah pergi ke dokter terdekat.
Baca Juga: 11 Makanan Penambah Darah Ini Baik untuk Ibu Hamil