TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Intermittent Fasting Jadi Solusi Penuaan, Lawan Keriput!

Ingin tampak awet muda? Puasa intermiten bisa menjadi solusi

ilustrasi penuaan (unsplash.com/June O)

Puasa diketahui memberi manfaat bagi kesehatan. Selain puasa Ramadan atau puasa Senin Kamis, metode puasa lainnya yang dikenal secara global adalah intermittent fasting atau puasa intermiten.

Salah satu manfaat puasa intermiten yang diketahui adalah dengan menghalangi penuaan datang lebih cepat dengan cara memperpanjang telomer.

Apa itu telomer? Telomer adalah bagian ujung kromosom yang terletak dalam DNA dalam setiap sel yang ada di dalam tubuh kita. Lalu, apa hubungan antara puasa intermiten dan telomer dan bagaimana puasa intermiten dapat mencegah atau memperlambat penuaan? Ketahui jawabannya di bawah ini, ya!

1. Mengurangi stres oksidatif

ilustrasi telomer (genome.gov)

Stres oksidatif dapat menjadi permasalahan besar bagi kesehatan kita. Ketika tubuh menghasilkan terlalu banyak radikal bebas, yang biasanya disebabkan oleh makanan yang tidak sehat, stres emosional, dan lingkungan yang berpolusi, stres oksidatif meningkat. Inilah yang memicu kerusakan sel sehingga telomer yang terletak di kromosom DNA dapat mempercepat proses penuaan.

Studi bertajuk "Impact of intermittent fasting on health and disease processes" dalam jurnal Ageing Research Reviews tahun 2017 menyebut bahwa puasa intermiten dapat membantu mengurangi stres oksidatif.

Dilaporkan bahwa puasa intermiten dapat memicu proses perbaikan sel dan mengurangi stres oksidatif pada tikus. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh mekanisme adaptasi yang diaktifkan saat puasa intermiten, yang meningkatkan daya tahan seluler dan mengurangi inflamasi.

Baca Juga: 5 Jenis Teh yang Bisa Menyehatkan Kulit, Bisa Cegah Penuaan!

2. Mengaktifkan enzim sirtuin yang ada di dalam sel

ilustrasi perempuan usia paruh baya (unsplash.com/Maria Lupan)

Puasa intermiten dapat membantu tubuh untuk mengaktifkan sirtuin. Sirtuin adalah sejenis enzim yang ada di dalam sel. Sirtuin sendiri berfungsi membantu memperpanjang usia sel dan memperlambat pengurangan telomer. Namun, aktivitas sirtuin dapat menurun seiring bertambahnya usia yang mempercepat proses penuaan.

Jangan khawatir! Menurut studi dalam jurnal Free Radical Biology and Medicine tahun 2007, puasa dapat membantu meningkatkan produksi sirtuin pada manusia. Ini karena saat berpuasa, tubuh kita mempercepat proses autofagi, yaitu sistem pemrosesan dan pemecahan sel-sel yang rusak atau mati, yang kemudian membantu aktivasi sirtuin.

Nantinya, enzim sirtuin dapat mengaktifkan enzim lain yang disebut telomerase. Enzim ini berfungsi untuk memperpanjang ujung-ujung telomer pada kromosom. Telomer yang panjang membantu mencegah penuaan, sehingga memelihara sirtuin sama dengan mencegah penuaan dini.

3. Meredakan inflamasi

Ilustrasi sel yang rusak (tmc.edu)

Inflamasi adalah respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi. Namun, jika inflamasi terus-menerus terjadi, ini dapat menyebabkan berbagai masalah. Misalnya kerusakan sel pada tubuh yang menyebabkan rusaknya telomer. Makin pendek kromosom, maka akan membuat tubuh makin rawan terkena penyakit dan mempercepat penuaan.

Kabar baiknya, puasa intermiten bisa membantu menurunkan tingkat inflamasi dalam tubuh. Studi menyebutkan bahwa puasa intermiten dapat memicu perubahan metabolik dalam tubuh kita yang dapat membantu menekan respons inflamasi.

Selain itu, berpuasa pada periode tertentu dapat membantu menurunkan kadar C-reactive protein (CRP), protein yang meningkat saat tubuh mengalami inflamasi.

Dengan demikian, puasa intermiten bisa menjadi pilihan untuk menurunkan risiko penyakit kronis dan penuaan yang berkaitan dengan inflamasi.

4. Memacu proses autofagi

Ilustrasi proses autophagy (verywellhealth.com/Emily Roberts)

Autofagi adalah proses alami dalam tubuh untuk membersihkan sel-sel yang rusak atau tidak diperlukan. Proses ini dapat membantu mendaur ulang telomer yang dapat memanjangkan telomer. Apabila telomer makin panjang, maka penuaan bisa dicegah atau diperlambat. 

Namun, autofagi dapat menurun seiring bertambahnya usia, yang dapat mempercepat penuaan. Nah, puasa intermiten dapat meningkatkan autofagi sehingga memperpanjang umur sel dan memperlambat proses penuaan.

Menurut buku Complete Guide To Fasting: Heal Your Body Through Intermittent, Alternate-Day, and Extended Fasting, dengan meningkatkan autofagi, tubuh dapat mengurangi risiko berbagai penyakit terkait usia seperti Alzheimer, kanker, diabetes, termasuk memperlambat penuaan.

Baca Juga: Studi: HIV Bisa Percepat Proses Penuaan

Verified Writer

Masrurotul Hikmah

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya