TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Banyak Orang Konsumsi Suplemen Propolis Saat Pandemik, Apa Alasannya?

Apakah berpotensi lindungi tubuh dari virus corona?

ilustrasi lebah dan rumah lebah (pexels.com/Ion Ceban)

Di tengah situasi pandemik COVID-19, produk kesehatan seperti suplemen menjadi incaran banyak orang terutama bila produk tersebut dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Salah satu jenis suplemen yang banyak dikonsumsi akhir-akhir ini adalah propolis.

Konon katanya propolis memiliki banyak khasiat bagi tubuh, sehingga meskipun harganya yang relatif mahal produk ini tetap banyak dicari.

Apa benar manfaat propolis bagi kesehatan begitu besar dan amat berguna untuk dikonsumsi semasa pandemik? Simak ulasannya berikut ini.

1. Tekstur propolis

ilustrasi rumah lebah (freepik.com/azerbaijan_stockers)

Propolis berasal dari lebah, tetapi tekstur dan warnanya sedikit berbeda dari madu. Propolis adalah senyawa organik yang merupakan campuran dari air liur lebah, lilin lebah (beeswax), dan senyawa dari pohon dan tanaman.

Lebah menggunakan propolis untuk merekatkan rongga-rongga di sarang lebah supaya rapat. Propolis umumnya ditemukan di negara seperti Brasil, Rusia, dan Selandia Baru. Warna dan kualitas propolis pun berbeda-beda tergantung lokasi, jenis tanaman atau pohon, dan jenis lebah. Contohnya, propolis mentah yang berasal dari negara Brasil umumnya berwarna hijau.

Propolis umumnya dikonsumsi dalam bentuk kapsul, tetapi bisa juga dalam bentuk ekstrak cair. Dosis konsumsinya perlu dikonsultasikan ke dokter karena kondisi setiap orang berbeda-beda. Namun, menurut laporan dalam jurnal Biomedicine and Pharmacotherapy, dosis anjuran untuk propolis tidak lebih dari 500 mg per hari atau sekitar 30 tetes propolis ekstrak cair.

Baca Juga: 10 Makanan yang Bisa Memenuhi Kebutuhan Vitamin C, Gak Perlu Suplemen 

2. Memiliki properti antivirus yang dapat melindungi tubuh dari virus influenza

ilustrasi seorang wanita sedang sakit flu (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Propolis memiliki properti antivirus yang dapat melindungi tubuh dari berbagai macam virus seperti virus herpes, rotavirus, dan influenza.

Laporan berjudul "Antiviral, Antibacterial, Antifungal, Antiparasitic Properties of Propolis: A Review" yang terbit di jurnal Foods tahun 2021 menyebutkan, komponen di dalam propolis seperti isopentyl ferulate, apigenin, kaempferol, dan coumaric acid dapat melindungi tubuh dari virus H3N2 influenza A dan H1N1 influenza A.

3. Propolis mengandung komponen yang dapat memperkuat imunitas tubuh

ilustrasi hasil tes x-ray paru-paru manusia (unsplash.com/CDC)

Menurut laporan dalam jurnal Biomedicine and Pharmacotherapy  volume 131 yang terbit pada bulan November 2020, propolis dikatakan dapat meningkatkan imunitas tubuh dan sekaligus mengurangi peradangan di paru-paru.

4. Dapat meringankan gejala asma

ilustrasi seorang ibu sedang membantu anaknya mengenakan nebulizer (pexels.com/cottonbro)

Mengutip laporan dalam jurnal Advances in Pharmacological and Pharmaceutical Sciences tahun 2013, pasien dengan asma ringan hingga sedang mengalami gejala ringan saat serangan kambuh pada malam hari, setelah mengonsumsi ekstrak cair propolis  13 persen setiap hari selama dua bulan.

Dilaporkan kekambuhan asma pada malam hari juga berkurang dan fungsi paru-paru yang mengatur pergerakan udara masuk dan keluar juga mengalami peningkatan.

Baca Juga: Alasan Kita Perlu Memenuhi Kebutuhan Vitamin D3, Apa Manfaatnya?

Verified Writer

Maria Sutrisno

"Less is More" Ludwig Mies Van der Rohe.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya