Alasan Kita Perlu Memenuhi Kebutuhan Vitamin D3, Apa Manfaatnya?

Apakah vitamin D3 bisa mencegah dan melawan COVID-19?

Di masa pandemi COVID-19, kita tak cuma mesti disiplin protokol kesehatan, tetapi juga menjaga daya tahan tubuh tetap optimal. Ini bisa ditempuh lewat rutin olahraga, tidur cukup, mengelola stres dengan baik, dan tentunya lewat pola makan sehat bernutrisi seimbang. Nah, salah satu vitamin yang penting untuk menunjang sistem imun, serta termasuk salah satu suplemen yang banyak dicari, adalah vitamin D3.

Vitamin yang dijuluki "sunshine vitamin" ini menawarkan berbagai manfaat untuk tubuh. Apa saja? Berapa banyak dosis yang dibutuhkan? Apa beda vitamin D3 dengan vitamin D? Apakah vitamin D3 bisa membantu melawan COVID-19? Temukan jawabannya di sini.

1. Apa bedanya vitamin D dengan vitamin D3?

Alasan Kita Perlu Memenuhi Kebutuhan Vitamin D3, Apa Manfaatnya?ilustrasi sumber makanan yang mengandung vitamin D3 (manometcurrent.com)

Vitamin D3 adalah bentuk dari vitamin D yang dikenal sebagai kolekalsiferol atau cholecalciferol. Vitamin ini bisa didapat dari produk hewani seperti seafood, hati sapi, dan telur. Vitamin D3 diubah dalam tubuh menjadi bentuk vitamin D yang dapat digunakan.

2. Manfaat vitamin D3 untuk kesehatan

Alasan Kita Perlu Memenuhi Kebutuhan Vitamin D3, Apa Manfaatnya?Vitamin D diperlukan untuk kesehatan tulang (freepik.com/tirachard)

Vitamin D3 menawarkan berbagai manfaat, di antaranya menguatkan tulang dan otot, mendongkrak imunitas tubuh, meningkatkan suasana hati, membantu penurunan berat badan, dan memperbaiki fungsi hati. Berikut ini penjelasannya.

  • Kesehatan tulang

Vitamin D dibutuhkan untuk otot dan tulang, yakni meningkatkan penyerapan kalsium di usus halus. Bila tubuh kita tidak memiliki cukup vitamin D untuk menyerap kalsium, kalsium tulang akan diambil atau diserap, membuat tulang lemah, dan bisa menyebabkan patah tulang dan osteoporosis.

Berdasarkan laporan dalam jurnal International Orthopaedics tahun 2019, vitamin D dapat membantu mengurangi patah tulang dan meningkatkan kekuatan otot. Selain itu, pola makan tinggi akan vitamin D3 mungkin cocok untuk mencapai massa tulang puncak yang lebih tinggi pada masa dewasa dan dengan demikian bisa mencegah osteoporosis.

  • Sistem kekebalan tubuh

Penelitian dalam jurnal BMJ tahun 2007 telah menunjukkan bahwa vitamin D mungkin dapat membantu melindungi terhadap infeksi pernapasan akut dan pneumonia.

Selama masa pandemi COVID-19, beberapa bukti awal muncul, seperti yang dilaporkan dalam Journal of Infection and Public Health tahun 2020, menunjukkan bahwa kekurangan vitamin D dapat meningkatkan risiko infeksi dan penyakit parah. Akan tetapi, masih butuh penelitian lebih lanjut untuk memastikan apa peran vitamin ini, bila ada, dalam memerangi virus corona.

  • Suasana hati

Beberapa penelitian telah menemukan bahwa orang-orang dengan depresi klinis sering mengalami kekurangan vitamin D. Meski begitu, belum jelas apakah defisiensi berkontribusi pada depresi atau depresi mengubah perilaku (misalnya pola makan dan menghabiskan waktu di luar rumah) sehingga menyebabkan defisiensi. Ini tertuang dalam Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition tahun 2019.

Saat tim peneliti memeriksa dampak vitamin D pada otak, mereka menemukan kemungkinan mekanisme tindakan yang dapat menjelaskan bagaimana kekurangan vitamin D dapat menyebabkan depresi. Juga didapat bukti bahwa meningkatkan kadar vitamin D bisa membantu meringankan gejala. Studi yang lebih besar dan dirancang dengan baik masih diperlukan, tetapi sejauh ini temuan tersebut menjanjikan untuk menjadikan vitamin D sebagai bagian dari program pengobatan depresi.

Alasan Kita Perlu Memenuhi Kebutuhan Vitamin D3, Apa Manfaatnya?ilustrasi kesehatan jantung (freepik.com/pressfoto)
  • Kesehatan jantung

Penelitian dalam International Journal of Molecular Sciences tahun 2018 menemukan bahwa individu dengan obesitas dan tekanan darah tinggi cenderung memiliki kadar vitamin D dalam tubuh yang lebih rendah. Beberapa penelitian menyarankan bahwa vitamin D dapat membantu menurunkan tekanan darah.

Beberapa studi membuktikan bahwa orang-orang dengan kadar vitamin D yang lebih tinggi dalam tubuhnya punya risiko lebih tinggi terhadap stroke dan serangan jantung, tetapi studi klinis belum menunjukkan bahwa suplemen vitamin D dapat mengurangi risiko tersebut.

  • Penurunan berat badan

Pada satu penelitian dalam The American Journal of Clinical Nutrition tahun 2014, perempuan menopause diberikan suplemen vitamin D3 (dibandingkan dengan kelompok yang diberikan plasebo) sebagai intervensi penurunan berat badan. Hasilnya menunjukkan bahwa perempuan yang punya kadar vitamin D3 yang memadai kehilangan lebih banyak lemak tubuh, lingkar pinggang berkurang lebih banyak, dan kehilangan lebih banyak berat badan.

Walaupun demikian, sebagian besar penelitian telah menyimpulkan bahwa vitamin D tidak mempromosikan penurunan berat badan.

Baca Juga: 5 Efek Samping dari Overdosis Vitamin C, Malah Bikin Sakit!

3. Dosis vitamin D3 yang dianjurkan

Alasan Kita Perlu Memenuhi Kebutuhan Vitamin D3, Apa Manfaatnya?ilustrasi seseorang yang mengonsumsi suplemen vitamin D3 (freepik.com/whatwolf)

Angka Kecukupan Gizi (AKG) Recommended Dietary Allowances (RDA) vitamin D untuk usia hingga 70 tahun adalah 600 IU dan 800 IU untuk usia di atas 70 tahun. 

Dilansir Harvard Health Publishing, batas atas asupan harian yang aman untuk sebagian besar kelompok usia adalah 4.000 IU. Tes darah bisa mengonfirmasi apakah kamu butuh asupan vitamin D3 tambahan.

Bila kamu telah terdiagnosis mengalami defisiensi atau berisiko, kamu mungkin perlu mengevaluasi jumlah vitamin D3 yang didapat dari makanan dan suplemen untuk memastikan kecukupannya.

4. Apa yang terjadi bila tubuh kita kekurangan vitamin D3?

Alasan Kita Perlu Memenuhi Kebutuhan Vitamin D3, Apa Manfaatnya?Kekurangan vitamin D3 dapat menyebabkan nyeri otot (moov.co.in)

Laporan yang diterbitkan dalam jurnal Age and Ageing tahun 2014 menunjukkan bahwa miliaran orang di dunia mengalami defisiensi vitamin D. Gejala dan kondisi terkait termasuk:

  • Tulang lemah
  • Otot lemah dan nyeri
  • Kelelahan
  • Rambut rontok
  • Depresi
  • Hipertensi
  • Inflamasi
  • Artritis
  • Eksem

5. Risiko bila asupan vitamin D3 berlebihan

Alasan Kita Perlu Memenuhi Kebutuhan Vitamin D3, Apa Manfaatnya?ilustrasi konsumsi suplemen berlebihan (pexels.com/ready made)

Vitamin D3 umumnya aman bila asupannya sesuai dengan jumlah yang direkomendasikan. Namun, bila kamu mengonsumsi terlalu banyak vitamin D (misalnya tidak ada masalah dalam pola makan tapi mengonsumsi suplemen vitamin D3 tambahan dalam dosis tinggi), itu bisa memunculkan efek toksik.

Menurut keterangan dari National Institutes of Health Office of Dietary Supplements, kelebihan vitamin D3 dapat menyebabkan penyerapan kalsium yang berlebihan, yang bisa memunculkan kondisi hiperkalsemia (kadar kalsium darah yang tinggi), yang dapat melemahkan tulang, mengganggu fungsi otak dan jantung, serta menyebabkan batu ginjal.

Beberapa gejala keracunan vitamin D termasuk:

  • Mual
  • Muntah
  • Kelemahan otot
  • Perubahan suasana hati
  • Nyeri
  • Kebingungan
  • Kehilangan selera makan
  • Dehidrasi
  • Buang air kecil berlebihan
  • Rasa haus yang berlebihan

Kadar vitamin D3 dalam tubuh yang sangat tinggi bisa menyebabkan:

  • Gagal ginjal
  • Detak jantung tidak teratur
  • Kematian

Kejadian keracunan disebabkan hampir secara eksklusif akibat konsumsi suplemen vitamin D yang terlalu berlebihan. Karena pada dasarnya asupan vitamin D dari makanan tidak sebesar itu dan kulit membatasi berapa banyak vitamin D yang diproduksi tubuh dari sinar matahari.

6. Apakah konsumsi suplemen vitamin D dapat mencegah infeksi virus corona penyebab COVID-19?

Alasan Kita Perlu Memenuhi Kebutuhan Vitamin D3, Apa Manfaatnya?ilustrasi virus corona penyebab COVID-19 (nature.com)

Dijelaskan di laman Mayo Clinic, belum ada cukup data untuk merekomendasikan penggunaan vitamin D untuk mencegah infeksi virus corona penyebab COVID-19 atau dalam menangani pasien COVID-19, menurut National Institutes of Health dan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Beberapa penelitian terkini telah melihat dampak vitamin D pada COVID-19. Satu penelitian terhadap 489 orang menemukan bahwa mereka yang mengalami kekurangan vitamin D lebih mungkin terkonfirmasi positif COVID-19 dibanding orang-orang yang memiliki kadar vitamin D normal dalam tubuhnya.

Studi lainnya telah mengamati tingkat kekurangan vitamin D yang tinggi pada orang dengan COVID-19 yang mengalami gagal gagal napas akut. Orang-orang ini memiliki risiko kematian yang jauh lebih tinggi. Sebuah penelitian kecil secara acak menemukan bahwa dari 50 orang yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19 yang diberi kalsifediol (bentuk analog vitamin D3) dosis tinggi, hanya satu yang memerlukan perawatan di unit perawatan intensif. Sebaliknya, di antara 26 pasien COVID-19 yang tidak diberikan kalsifediol, 13 orang perlu dirawat di unit perawatan intensif.

Sebagai tambahan, defisiensi vitamin D di Amerika Serikat tergolong umum, khususnya di antaranya ras Hispanik dan orang-orang berkulit gelap. Kelompok ini telah terpengaruh secara tidak proporsional oleh COVID-19. Kekurangan vitamin D juga lebih sering terjadi pada orang yang lebih tua, orang yang memiliki indeks massa tubuh 30 atau lebih tinggi (obesitas), dan orang yang memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi). Faktor-faktor ini juga meningkatkan risiko gejala COVID-19 yang parah.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir dua uji klinis acak yang mempelajari efek suplementasi vitamin D memiliki hasil yang kurang diharapkan. Dalam kedua uji coba, vitamin D dosis tinggi diberikan kepada orang yang kekurangan vitamin D dan sakit parah (bukan karena COVID-19). Vitamin D tidak mengurangi lama rawat inap atau tingkat kematian dibandingkan dengan mereka yang diberi plasebo.

Masih dibutuhkan penelitian untuk menentukan peran, jika ada, dari kekurangan vitamin D dan vitamin D dalam pencegahan dan pengobatan COVID-19.

Itulah informasi seputar vitamin D3. Konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui apakah kamu mengalami defisiensi vitamin D dan bila memerlukan asupan tambahan lewat suplemen.

Bijaklah dalam mengonsumsi suplemen vitamin D atau suplemen apa pun untuk menghindari efek yang tidak diinginkan, atau mencegah kemungkinan interaksi dengan obat-obatan lain yang sedang dikonsumsi.

Baca Juga: 10 Tanda Tubuhmu Kekurangan Vitamin D, Bisa Berujung pada Kanker lho!

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya